End

11.6K 1K 184
                                    

Author pov

Tiga tahun kemudian..

Penghuni rumah mewah di kawasan perumahan itu terlihat akan pergi ke suatu tempat dengan mengenakan pakaian serba hitam. Terlihat keluarga bermarga Kim itu tengah memasuki mobil mereka, dengan si wanita menggendong seorang bayi kecil dan si prianya tengah membukakan pintu mobil untuk wanitanya. Mobil mewah itu pun melaju meninggalkan rumah mewah tersebut.

"Kenapa kau hanya diam dari tadi sayang?" Tanya sang pria-Kim Seokjin kepada istrinya. Dia masih tetap fokus pada setirnya sambil sesekali memandang dua bidadarinya yang tengah duduk di samping kursi kemudi-istri dan seorang anak perempuan di pangkuannya.

"Aku hanya bersedih mengingat sudah tiga tahun dia meninggalkan kita" ucap sang istri-Kim Jisoo kepada suaminya. Tampak wajahnya mulai dilinangi air mata.

Seokjin hanya tersenyum lalu berusaha menenangkan istrinya dengan mengusap pelan tangan sang istri.

"Jangan bersedih. Dia sudah bahagia disana.." ucap Seokjin lalu diiringi dengan anggukan Jisoo.

Kalian pasti bertanya kemana mereka akan pergi. Mereka tengah menuju pemakaman untuk mengunjungi makam seseorang yang sangat mereka sayangi dan cintai. Yang membuat benih cinta tumbuh diantara keduanya. Yang membuat si wanita mulai mencintai suaminya. Dan yang membuat si wanita menghilangkan keegoisannya. Dia Mee Yon, gadis remaja yang tiga tahun lalu telah dijemput oleh Tuhan untuk kebahagiaannya dan juga orang tuanya. Gadis yang masih dapat dibilang akan remaja namun telah memiliki pemikiran seperti orang dewasa. Dan juga gadis yang berhasil membuat ending yang indah tentang sandiwara ini meskipun harus mengorbankan dirinya sendiri.

Flashback on

Tiga tahun lalu tepatnya saat gadis itu selesai menyampaikan kesannya saat hari ibu, kalian masih ingat kan??! Dia tergeletak pingsan di atas panggung itu. Dimana saat itu juga ibunya-Kim Jisoo tengah berlari menghampirinya dengan linangan air mata. Begitu juga dengan ayahnya-Kim Seokjin yang tadinya duduk tenang di kursi paling belakang langsung lari menghampiri gadis yang tergeletak tak berdaya itu.

Gadis itu-Mee Yon segera dilarikan kerumah sakit dan langsung di periksa. Disisi lain Seokjin dan Jisoo tengah menangis melihat nasib putri semata wayangnya. Ini kebodohan Jisoo, dia mengakuinya. Dia mengakui bahwa dia belum bisa menjadi ibu yang baik untuk anaknya. Dia hanya pasrah saat suaminya-Seokjin menamparnya berkali-kali dan terus menyalahkannya. Perdebatan mereka terhenti saat dokter yang menangani Mee Yon telah keluar dari ruangan itu untuk memberikan informasi. Mee Yon sudah tidak ada, nyawanya tidak dapat diselamatkan. Dokter mengatakan bahwa Mee Yon overdosis obat tidur sehingga kondisinya sangat buruk. Dokter juga mengatakan bahwa itu mungkin suatu bentuk bunuh diri yang dilakukan oleh gadis itu.

Mendengar kabar itu, sepasang suami istri itu hanya dapat menangis merutuki kesalahan mereka selama ini. Melalaikan anak semata wayang mereka dan memberikan dia kasih sayang yang hanya disampaikan lewat sandiwara belaka. Mereka salah, salah untuk bersandiwara di depan anaknya. Dan juga salah saat mereka mengetahui bahwa mereka juga menjerat anaknya kedalam sandiwara bodoh itu.

Jisoo hanya dapat menangis sepanjang hari mengingat setiap kesalahan yang telah ia perbuat. Setiap hari yang hanya dia lakukan adalah memandangi foto gadis kecil yang saat itu tengah berumur sepuluh tahun. Namun dia berusaha bangkit dari keterpurukan. Dia mengingat satu janji yang ia ucapkan saat pemakaman Mee Yon.

'Ibu berjanji akan mulai mencintai ayahmu..'

Flashback off

Saat ini Seokjin dan Jisoo telah dikarunia buah hati baru dari hasil cinta mereka. Tepatnya dua tahun yang lalu. Gadis kecil itu diberi nama Kim Eunrim. Gadis yang saat ini mengisi cinta di keluarga bahagia ini. Gadis yang dapat melengkapi keluarga ini dengan menggantikan Mee Yon. Dan gadis yang membuat sepasang suami istri ini tidak akan pernah mengulang kesalahan lamanya.

Hingga setelah cukup lama mereka melakukan perjalanan. Mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Pemakaman dimana salah satu dari batu nisan bertuliskan Kim Mee Yon tertulis disana. Jisoo segera turun dari mobilnya dengan masih menggendong bayi kecil di dekapannya.
Hari ini adalah hari dimana tiga tahun kematian Mee Yon.

Jisoo segera menaburkan bunga diatas makam itu lalu mengecup batu nisan itu pelan. Sementara gadis kecil tadi tengah berada di dekapan ayahnya dengan keadaan diam seolah berusaha menyamakan kondisi hatinya dengan situasi saat ini.

"Tidak terasa sudah tiga tahun kau meninggalkan kami. Apakah kau bahagia disana? Ahh.. tentu saja bukan, daripada disini kau mungkin masih akan menjalani sandiwara bodoh itu. Maafkan ibu.. ibu sangat mencintaimu Mee Yon" ucap Jisoo lalu kembali mengecup batu nisan itu. Sementara Seokjin hanya menatap gentir pemandangan di depannya saat ini. Ternyata istrinya lebih rapuh dan lebih kehilangan dibandingkan dengannya. Ternyata benar, hati ibu adalah hati yang memiliki ikatan paling kuat dengan anaknya. Begitu pula dengan Jisoo dan Mee Yon..

Setelah hampir setengah jam mereka berada di pemakaman itu, keluarga bahagia itu memutuskan untuk pulang dan tidak lupa sebelumnya meletakkan seikat bunga di makam itu.

▪▪▪

Malam ini Jisoo tengah berdiri di balkon rumah dengan memandangi kembali foto gadis yang sangat dirindukannya setelah sebelumnya menemani gadis kecilnya tidur. Hingga lamunannya buyar saat sepasang tangan kekar melingkar indah di perutnya. Kim Seokjin yang melakukannya, dan saat ini dia tengah menempatkan dagunya pada pundak sang istri berusaha mencium aroma khas istrinya.

"Sayang.. kenapa kau belum tidur? Kau pasti sangat lelah" ucap Seokjin kepada istrinya.

"Aku hanya belum mengantuk. Aku masih ingin menghabiskan hari ini dimana tiga tahun dia meninggalkan kita"

Seokjin lalu melepaskan pelukannya dan memutar tubuh sang istri.

"Dia pasti bahagia saat ini. Kau tidak perlu khawatir. Oke.."

Jisoo hanya mengangguk mendengar penuturan suaminya. Lalu sebuah kecupan penuh kasih mendarat di dahinya.

"Mau menonton film denganku malam ini?" ucap Seokjin sambil menaik turunkan alisnya. Jisoo hanya terkekeh melihatnya. Dia rasa semenjak kejadian tiga tahun yang lalu Seokjin berubah menjadi orang yang sangat romantis. Dan dia suka itu.

"Baiklah..."

Merekapun menonton film bersama dengan Jisoo yang bersandar pada bahu sang suami. Malam ini begitu malam yang indah bagi mereka. Jisoo masih saja terus mendekap foto gadis itu. Ingatlah sekali lagi bahwa dia sangat menyayangi anaknya..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

End

Akhirnya cerita ini selesai. Bagaimana menurut kalian? Silahkan kasih kritik, saran, ataupun kesan setelah membaca cerita ini. Jangan lupa votmen nya ya..
Makasih..

Kalau mau nanya seputar cerita juga boleh. Mau nanya tentang author juga boleh, wkwkwk..

Makasih buat readers yang udah mau baca cerita gaje ini. Author gk nyangka banget cerita ini bisa dapet rengking di short story.. Terharu author tuh (lebay amat gw)
Makasih pokoknya kepada readers tercinta..

See you on the next story 😙😙

Salam perpisahan dari author

💕💕💕💕

----Izza----

My Mom || Jinsoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang