3.Malam Pertama

2K 328 61
                                    

Mungkin ini terdengar cukup aneh, tapi dua kata itu memang cocok mendeskripsikan keadaan Tiffany bersama dengan Taeyeon, orang aneh yang baru dia temukan. Ini pertamakalinya dia memutuskan untuk membuat komitmen dengan orang yang baru dia kenal. Dan ini pertamakali juga baginya untuk tinggal bersama orang lain yang bukan bagian dari keluarga.

"Kau sedang apa? "
Taeyeon mendekat ke arah Tiffany.

"Melihat bintang, "
Tiffany mendongak ke atas langit malam. "Duduk. " Tiffany menepuk tempat kosong di sebelahnya. Dan detik berikutnya keduanya duduk berdampingan di balkon, menghabiskan malam bersama di saat semua orang mungkin telah terpejam dan berpetualang di mimpi.

"Aku juga suka melihat bintang, " ucap Taeyeon. "Aku suka melihat dia."Taeyeon menunjuk salah satu benda gemerlap di langit.

"Itu sirius. "

"Dia punya nama? "

"Punya."

"Siapa yang memberikannya? "

"Ilmuwan, mungkin. "
Keduanya kembali diam dan memandangi langit malam.

"Bukankah menyenangkan menjadi langit? " Taeyeon menoleh kearah Tiffany, gadis yang barusan memberinya pertanyaan.

"Iya," jawab Taeyeon. "Mereka punya matahari di pagi sampai senja, lalu saat malam ada para bintang yang menemani. Langit tidak pernah kesepian. "

"Seperti aku. "
Keduanya kompak berucap. Karena merasa aneh akhirnya memilih bungkam.

"Tiffany-Ssi kenapa? "
Taeyeon mencoba membangun kembali percakapan yang belum terselesaikan.

"Panjang ceritanya. "
Tiffany menghembuskan napasnya. "Kau sendiri kenapa? "Tiffany balik bertanya.

"Aku?" Taeyeon menunjuk dirinya sendiri.

"Iya. "

"Aku cuma kesepian, tapi sekarang tidak lagi. "

"Kenapa? "

"Karna sudah tinggal bersama dengan Tiffany-Ssi. "

"Kalau begitu aku sebaliknya, " Tiffany memicingkan matanya, menatap Taeyeon dengan tidak bersahabat. "Aku jadi terbebani. "

Taeyeon tertawa. " Jadi aku senang diatas penderitaan orang lain begitu? "

Tiffany mengendikkan bahunya. "Mungkin. "

"Tidur sana." Perintah Tiffany saat melihat Taeyeon telah menguap beberapa kali.

"Okey. " Taeyeon bangkit. Lalu berjalan masuk ke dalam menuju ranjang.

"Heh! " Tiffany menghentikkan Taeyeon, menarik kerah piyama miliknya yang dia pinjamkan pada Taeyeon. "Mau ngapain?! "

"Tidur. " Jawab Taeyeon dengan polos.
"NO. " Tolak Tiffany mentah-mentah. Mana mungkin dia membiarkan orang asing berbagi ranjang dengannya.

"Oh tidak masalah , " Kata Taeyeon. " Aku bisa tidur disini. " Taeyeon merebahkan dirinya di lantai dan mulai menutup matanya dengan santai. Sementara Tiffany terus berdecak kesal, Taeyeon membuatnya merasa seperti orang yang benar-benar jahat dan tidak punya perasaan.

Apa tidak dingin?
"Tunggu.Kenapa aku harus perduli padanya? "
Tiffany mencoba membuang rasa khawatirnya yang berlebihan untuk Taeyeon, orang yang baru dia kenal dan memilih berjalan ke arah ranjang. Merebahkan tubuhnya disana. Mencoba untuk tidur, tapi tidak bisa. Dirinya masih tetap terjaga. Taeyeon mengganggu pikirannya.

"Ck, menyebalkan. "
Tiffany turun dari ranjang dengan selimut dan bantal.

"Pakai ini." Tiffany mengangkat kepala Taeyeon yang terlihat sudah pulas dalam tidurnya, diselipkannya bantal untuk menyangga kepala Taeyeon.

"Menyusahkan. " Tiffany menggerutu, tapi tangannya cekatan membentangkan selimut untuk menutupi tubuh Taeyeon.

"Aku melakukannya karena kasihan padamu. Ini hanya gerakan kemanusiaan. Ingat itu! " Tiffany selesai memberitahu Taeyeon, lalu kembali ke ranjang. Mematikan lampu yang masih menyala, lalu mulai memejamkan mata. Sampai akhirnya hilang kesadaran alias tertidur.

Begitulah malam pertama yang Tiffany lewati dengan Taeyeon, penuh dengan tindakan berdasar belas kasihan yang entah Tiffany sadari atau tidak lebih cocok disebut sebagai perhatian.

LamentationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang