10. Tomodachi

1.5K 281 68
                                    

Baby Shark doo doo, doo doo doo doo
Baby Shark doo doo, doo doo doo doo
Baby Shark doo doo, doo doo doo doo

Gadis berambut pirang bersenandung dengan riang, melangkah dengan bangga tanpa mempedulikan kaos kaki yang warnanya berbeda sebelah. Beberapa meter lagi dia hampir sampai dengan selamat ke tempat tujuan yang di mau sampai tiba-tiba muncul sosok lain yang berlari bak kilat, menyenggol badannya dan membuat tubuh mungil itu kehilangan keseimbangan.

"Yak! " Taeyeon berteriak, membuat anak perempuan dengan rambut sebahu yang menabraknya tadi berhenti dan menoleh.

"Jangan tidur di jalan," Balas gadis lainnya.

"Aku tidak tidur di jalan, " Protes Taeyeon. "Aku terjatuh. "

Gadis dengan rambut sebahu mengangkat tangannya dan mendekatkannya ke mulut mencoba membuat pengeras suara alami.

" Ku kira kau tidur di jalanan, Okasaan bilang itu tidak baik. "

Taeyeon mengerutkan keningnya, Okaasan itu siapa? Taeyeon tidak kenal, tapi Taeyeon mengerti yang dikatakan oleh orang dengan nama Okaasan itu benar.

"Aku tahu, " Teriak Taeyeon lagi. "Tiffany-Ssi juga pernah mengatakannya padaku. "

"Iya. Di jalanan banyak kuman. "

Begitu seterusnya, keduanya berbincang dengan saling berbalas teriakan. Membicarakan tentang kuman, bakteri , sampai jadwal kartun yang akan tayang mengisi slot tayang minggu ini. Keduanya asyik mengoceh sampai salah seorang staff pengajar melihat kejanggalan dan membuatnya jadi salah paham. Bagaimana tidak? Ada gadis yang berdiri dan tak jauh dari situ, satu gadis yang lain tengah tiduran di pelataran lalu keduanya saling meneriaki satu sama lain, siapa yang tidak akan mengira itu sebagai sebuah pertengkaran? Jadi tidak akan salah jika staff pengajar itu menyeret keduanya masuk ke dalam lalu meminta keduanya untuk saling berbaikan. Dan pada akhirnya berujung penolakan karena keduanya bersikukuh tidak bertengkar sebab mereka bukan anak nakal.

*

Taeyeon sekarang sudah berada di dalam ruangan kursus. Tempatnya keren, penuh dengan benda menarik yang Tiffany tidak miliki di rumah. Matanya sibuk mengamati wajah baru yang ditemui hari ini, tapi paling fokus pada anak perempuan berambut hitam sebahu yang menabraknya tadi. Taeyeon ingin beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri teman barunya itu tapi gagal karena seseorang yang membawa sekotak pewarna sudah datang, itu pasti yang namanya Ibu guru.

Seluruh yang ada diruangan diminta berdiri, lalu maju satu persatu ke depan. Katanya untuk memperkenalkan diri. Taeyeon juga berdiri, dan menunggu giliran untuk maju. Dan saat gilirannya tiba, Taeyeon kembali bingung karena seluruh kelas kembali tertawa, padahalkan dia sedang tidak melucu.

*

Taeyeon PoV

Aku sudah berada di kelas, dan duduk di kursi barisan paling belakang, bukan karena malas tapi di barisan belakang dekat mesin pendingin, aku suka dingin. Oh iya, saat ini di kelas sedang ada acara perkenalan, itu lho acara yang harus memberitahukan nama masing-masing.

Dari acara perkenalan, aku tahu sesuatu. Ternyata anak yang menabrak ku tadi namanya Joo Chan, dan umurnya 15 tahun. Aku kurang tahu, tapi sepertinya Joo Chan suka berjemur di bawah matahari, soalnya kulitnya kecoklatan seperti roti panggang yang disajikan Tiffany-Ssi tadi pagi waktu sarapan.

Nanti selepas pulang sekolah, aku ingin menanyakan sesuatu ke Tiffany. Tentang kenapa manusia suka sekali tertawa. Iya, ini tentang perkenalan yang aku lakukan tadi. Padahal aku sudah menyebutkan semuanya dengan urutan yang sesuai, seperti nama, umur, tempat tinggal, dan hobi. Aku menggelengkan kepala untuk mengingat kembali perkenalan yang ku lakukan untuk mencari tahu dibagian mana aku salah. Lalu kejadian itu terputar lagi, memenuhi isi kepala ku.

"Nama ku Kim Taeyeon. "

"Umurku 299 tahun. "

"Dulu aku tinggal di laut tapi sekarang sudah pindah ke menara yang tinggi sekali. "

"Hobi..." Taeyeon menoleh ke ibu guru, dan bertanya apa itu hobi karena dia tidak tahu. Lalu ibu guru menjelaskan kalau hobi itu adalah sesuatu yang disukai dan sering dilakukan untuk mengisi waktu luang. Setelah itu Taeyeon mengerti dan dengan lantang memberitahukan apa yang menjadi hobinya.

"Aku Taeyeon, hobi ku adalah tidur siang di anemon laut. "

*

Taeyeon duduk seorang diri di kantin sekolah. Menatap sedih pada mangkuk porselen yang berisi sup bayam dan campuran tauge di dalamnya. Beberapa kali dia meringis, menyaksikan anak dari meja lain yang menyeruput isi mangkuknya dengan rakus.

"Makan punya mu atau kau akan kelaparan. " Taeyeon mendongak menatap orang barusan bersuara.

"Ini menjijikan, " Taeyeon menggeleng. "Aku mau ramyeon Joo Chan-Ssi. "

"Itu memang enak, tapi kata Okaasan tidak bergizi. "

"Tiffany-Ssi juga bilang begitu. "

"Siapa Tiffany-Ssi?"

"Orang yang aku suka," Ucap Taeyeon. "Lalu siapa Okaasan? Kau terus menyebutnya dari tadi. "

"Perempuan yang menyeramkan kalau sudah marah. "

Taeyeon banyak bercerita dengan Joo Chan-Ssi. Meskipun kulitnya mirip roti gosong ternyata Joo Chan-Ssi cerdas. Dia mengerti kemana arah pembicaraan Taeyeon yang sebagian orang menganggapnya hanya sebagai sebuah imajinasi dan omong kosong. Taeyeon senang bercerita dengan Joo Chan-Ssi tapi Taeyeon juga sedikit takut untuk berdekatan dengan gadis itu.

Joo Chan-Ssi bilang kalau kami terus akrab nanti dia akan menjadikan ku sebagai Tomodachi, aku menolaknya. Aku tidak mau jadi Tomodachi, itu kan kue kenyal yang kemarin ku makan. Aku tidak mau jadi kue, aku mau jadi manusia!

*

Seseorang dengan rambut sebahu yang berkibar karena terpaan angin masih terus menatap lekat pada gadis lain yang berlari masuk ke dalam mobil hitam yang datang menjemputnya tepat setelah jam sekolah berakhir.

"Baka. " Ucap gadis itu. Dia kesal.

Bagaimana tidak? Dia tadi melihat pergelangan tangan teman barunya, Taeyeon. Disana terlihat jelas sisa waktu yang Taeyeon miliki. Joo Chan tahu Taeyeon bukan manusia, Joo Chan tahu Taeyeon harus segera membuat Tiffany untuk mencintai balik gadis pirang itu dengan ketulusan yang sama. Joo Chan tahu itu, sebab dia juga pernah berada dalam posisi yang sama.

"Karena kita adalah makhluk serupa dengan jalan cerita yang berbeda. Ceritaku sudah rusak, oleh karena itu aku akan membantu mu supaya cerita mu tidak."

LamentationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang