mungkinkah waktu adalah tangan tuhan?
yang dulu mempertemukan kita disatu masa yang kelam..
waktu pula yang membiarkan semua perasaan ini hanya berlalu..
yang lalu memberikan kita jarak hingga tak ada ingat..
dan tak ada lagi harap..
karena waktu yang hampir mempertemukan kita tetapi tuhan berkata 'lain kali saja'mungkinkah tuhan itu benar - benar adil?
karena ketika kita sama - sama semu, aku bisa mendengar beratnya suara itu..
karena ketika kita sama - sama semu aku bisa melihat bahkan dapat mengingat kembali bias mata itu..
dan aku dapat melihat bahwa raga itu tidak hanya tulang, tetapi ada kehangatan didalamnya..
karena ketika kita sama - sama bertemu di satu waktu, kau tak lagi ingat bahwa aku ada dimasa lalu..
mungkinkah ini nasib atau tulisan takdir??***
Sepasang anak adam itu mengobrol sambil sesekali melihat ke arah pintu masuk. Melirik siapa saja manusia yang datang ke reunian sma mereka. Lalu satu persatu cerita mengalir ketika melihat beberapa wajah yang familiar. Lalu ucapan salah satu dari mereka berdua mengatakan hal yang tidak pasangannya mengerti. Membuat pasangannya itu mengernyitkan dahi.
"Yahh.. datang rupanya si Lia. Gue kira dia nggak datang. Kalau gitu tadi gue ajak deh si Lintar dari pada mendem diri dirumah." Rendi - pria yang mengatakan hal tadi - menggoyang goyangkan gelas jus yang dia pegang sambil tatapannya menatap lurus kearah seorang perempuan dengan gaun sabrina.
sementara itu, Gia menatap bingung ke arah Rendi.
"Maksud lo?" Gia mengikuti arah pandang Rendi. Menatap perempuan bergaun sabrina tadi yang sekarang terlihat sedang terlibat obralan seru dengan teman - temannya.
"Jadi lo nggak tau?" Rendi mengalihkan pandangannya dari Lia - gadis bergaun sabrina - ke arah Gia dengan mengerutkan dahi.
"Tau apa?" sekarang giliran Gia yang mengerutkan dahi.
"Lo nggak tahu kalau si Lintar suka sama si Lia?" Rendi kembali melirik kearah lia.
"HAH? SUMPAH LO? DEMI APA?" gia berteriak syok. tidak menyangka jika si tengil lintar bakal menyukai lia, walau notabene mereka bagaikan kucing dan tikus. Dan teriakan gia sukses membuat beberapa pasang mata melirik kearah mereka.
"Jadi, lo betulan kagak tau?" rendi mengerutkan dahinya. menatap tak percaya kearah gia.
"gue kira itu udah jadi gosip dari jaman kita sma dulu." rendi mengingat - ingat kenangnnya di masa putih abu - abu dulu.
"Dulu kan emang ada gosip kayak gitu. Tapikan kita kira itu cuman jokes doang." Dan rendi hanya bisa mengangkat kedua bahunya. tidak tahu harus merespon apa atas ucapan gia.
"Cerita dong. Dari jaman kapan si Lintar suka sama Lia.Gue penasaran tau.." Gia menggoyang goyangkan lengan pria berkaca mata itu.
"Oke gini. Jadi dulu itu.."
Gue tambahin nih prolognya. soalnya kemaren lagi semerautan, jadi gue lupa ada bagian ini. Nah, jadi gue baru ingat kalo ada teksnya. Makanya gue tambahin sekarang. Dinikmatin ya gesss..
maaf keun bila molor terus..semoga kalian bisa menikmati puisi abal - abal ini karena sekali lagi aku hanya butiran debu dibanding kalian yang bahkan sudah bisa menghasilkan..
YOU ARE READING
SWEETEST DADDY
ChickLitPerkenalkan. Dia Rakalintar Witmajaya. Seorang single daddy yang bekerja sebagai bos dari cinta lamanya. Dan dia adalah seorang pejuang istri yang terus berkelana mencari istri sekaligus ibu yang tepat untuk anaknya. Perkenalkan. Dia Adelia Phutri...