CHAPTER 4

1K 47 3
                                    

Happy new year guys...🎉🎉🎉

Semoga tahun ini gue bisa lebih rajin upload ceritanya karena bagaimana pun juga gue pengen tahun ini novel gue selesai..

AMINNNN..

langsung aja, tanpa berlama - lama cekidotttt..

****

Adel mentap keseluruh ballroom. Pesta ulang tahun yang saat ini sedang berlangsung ternyata begitu megah. Orang yang hadir pun beragam. Dan dari sekian banyaknya orang, adel tidak melihat teman satu divisinya, yaitu divisi editor. Dan hal itu membuat Adel frustasi.

Adel tidak pernah menyukai suasana pesta. dan berada ditengah ruangan dan tanpa ditemani seseorang cukup  membuat adel mati kutu. karena terus mengedarkan pandangan keseluruh ruangan, adel tidak melihat sosok mungil dibawahnya. dan tanpa disengaja, adel menabrak sosok mungil tersebut.

'Brukk'

adel menundukan pandangannya kebawah. dan begitu terkejutnya dia saat melihat ada sosok mungil yang tersungkur kedepan. dan terdengar suara tangisan kecil dari sosok mungil tersebut.

"hikss.."

adel ikut menunduk walau itu membutuhkan usaha yang besar karena, baju yang ia pakai saat  ini cukup ketat, dan jika adel tidak ingin ada sisi yang sobek, maka adel harus menunduk dengan perlahan.

"aduh anak cantik, maafin tante yaa.." adel  mengangkat tubuh balita itu secara perlahan, dan menggendongnya tanpa membuat sang balita merasa tidak nyaman.

''mama.. mama..'' balita cantik itu menjangkau-jangkau wajah adel. berusaha memegang wajah adel yang saat ini full make up tapi masih terlihata natural.

''eh..'' adel yang ditodong begitu tentu saja kaget.

'lah punya pacar kagak, malah dipanggil mama lagi.' adel meringis didalam hati.

''kamu sama siapa kesini cantik??'' adel mendengus denguskan hidungnya kesekitar tubuh balita tersebut. membuat balita itu tertawa kegelian.

''ADELLL'' panggilan keras dari arah belakang membuat adel menolehkan kepalanya kebelakang. mencoba mencari siapa sosok yang sudah memanggil dirinya.

Saat adel sibuk mencari asal suaranya, balita yang berada dipelukannya meloncat dan berlari ke arah pria tampan dengan setelan jas mahal.

''dad... dad...'' balita tadi menarik-narik celana bahan yang dipakai si pria tampan tadi.

'anjirr.. pantes anaknya cantik kayak gitu. lah bapaknya bibit unggul..'

***
"del" Adel tersentak kaget. dan buyar sudah bayangan tampan yang akhir pekan lalu ia jumpai. walau samar, adel masih tetap bisa melihat wajah remaja yang dulu pernah membuat ia mencinta dalam diam, disosok tampan tersebut.

"ahh elahh, masih bengong aja nih anak.." sandra - editor senior- mendengus kala melihat adel tidak juga keluar dari lamunannya.

Dengan sedikit kasar dilemparkannya tumpukan kertas yang berisi prin-out berbagai jenis cerita baru.

"del, noh ada cerita baru, yang baru masuk. lo review ya.. terus ntar lo kasih aja ke pak Raka. Kata sekretarisnya dia minta lo langsung buat nganterin rieview nih cerita." sandra menjelaskan secara cepat, singkat dan padat tanpa perduli adel mendengarkan atau tidak.

"iya mbak.." adel mengangguk masih dengan keadaan setengah melamun, walaupun tangannya meraih lembaran kertas tersebut.

****

dulu dia pernah begitu mencinta

sampai setiap tubuhnya terasa sakit akibat perasaan menye tersebut

dulu dia pernah begitu berharap

sampai sakit rasanya ketika dia harus jatuh dari harapannya sendiri.

inikah cinta itu. kalo sesakit inia, dia tidak akan pernah berharap dari awal.

adel teenyuh menatap potongan bait puisi terakhir dari satu buah cerita baru yang dia review. begitu terenyuh sampai merasa kalo ternyata puisi tersebut adalah tamparan buat dirinya sendiri.

Sial. gara-gara lelaki tersebut dia jadi kembali mengingat masa - masa putih abu-abunya. Masa yang terasa begitu singkat. Dan masa yang tidak seindah film AADC yang dia tonton saat kelas 5 SD.

Setelah menulis sebait puisi terakhir di selembar sticky note, Adel segera memberesksn lembaran-lembaran tersebut- yang telah terdapat beberapa coretan tangan- dan melangkahkan kaki jenjangnya yang terbalut celana kain kedalm ruanvan dengan tulisan RAKALINTAR WITMAJAYA.

Setelah menghebuskan nafas beberapa kali, dengan perlahan adel mengetuk pintu yang ada didepannya. Tadi sekretaris sang pemilik ruangan telah memperbolehkannya untuk masuk menemui sang bos besar.

"MASUK" dan suara berat tersebut seolah-olah memberikan afeksi tersendiri ke hatinya yang memang tidak pernah tersentuh oleh siapapun walau beberapa tahun ini ia selalu mempunyai seseorang untuk dia pegang tangannya.

TBC~

okeeee sekian dulu yupssss. tolong dong bebs kritik dan sarannya. Agar ceritaku nantinya lebih baik lagi!!! maap bila typo bertebaran yakk

semoga bisa apdet secepatnya..

yu dada babay..

SWEETEST DADDYWhere stories live. Discover now