CHAPTER 1

1.6K 39 1
                                    

Saya mohon maaf jika bahasa yang digunakan kurang berkenan. dan mohon dengan sangat kritikannya karena carita saya sendiri belum ada kesempurnaanya

******

Adel mengecek satu persatu barang yang akan dia bawa. Setelah dia merasa yakin denga apa yang dia bawa, adel menutup tasnya dan berjalan kearah pintu kamarnya. Dikuncinya pintu dan dia berjalan keluar dari rumah kosan yang sudah menampunya sejak ia masih menjadi seorang mahasiswi dari salah satu universitas negri ternama di daerah depok.

Adel menatap kearah matahari yang sinarnya tidak bisa dikatakan terlalu terik tapi hawa panas yang dipancarkan sangatlah menusuk. Mungkin ini angin barat. Atau terserah lah. Dia juga bukan berasal dari jurusan yang mempelajari tentang angin-anginan itu.

Di tunggunya ojol yang telah ia pesan lima menit sebelum keluar dari gang kos-an yang ia tinggali. Tak berapa lama kemudian seorang ojol lewat dan bertanya apakah dia yang bernama adelia dan adel pun mengangguk. Pak ojol memberikan helm berwarna hijau itu dan mereka pun meninggalkan persimpangan itu.

***

GGSMEDIA

Tulisan besar itu langsung terlihat ketika ojol yang mengantarnya telah sampai ditempat tujuanya. Setelah memberikan ongkos yang duitnya dalam keadaan masih 'bisa' digunakan, adel pun masuk kedalam kantor penerbit itu. Ini adalah ladang tempat dia mencari nafkah.

Disapanya beberapa pegawai yang sudah sering melihatnya atau pun beberpa orang yang berprofesi sama dengannya. Adel memasuki lift yang hanya berisi beberapa orang. Sambil menunggu lantai tujuannya, adel mendegarkan gosip yang sedang dibicarakan oleh orang – orang disekelilingnya.

"Ehh lo tau nggak, pak joko yang jadi chief editor bakal pensiun. Katanya yang gantiin itu anak si pemilik perusahaan gitu.." adel membayangkan seperti apa chief editor yang baru. Orangnya pasti nggak beda jauh sama yang sekarang deh, piker adel sambil membayangkan wajah pak joko yang memang sudah dikenalnya sejak lama.

"Oh ya?" balas karyawan yang lain.

"Heemmm" jawab karyawan yang menyebar gosip tadi.

Adel melirik kearah pantulan lift. Melihat bagaimana wajah para karyawan penggosip, yang ada dibelakangnya. Salah satu yang ia lihat sedang mewarnai bibirnya dengan lipstick berwarna merah cabe, sedangkan yang lainnya sedang sibuk dengan smarthphone apel mereka.

"Terus kapan dia bakal masuk kerja?" terdengar suara setelah beberapa detik keheningan menyelimuti.

"Gue denger – denger dari si Shinta ya, kayaknya waktu ulang tahun perusahaan deh.."

" Berarti tiga bulan lagi dong?" suara lain menyahut.

"Heehh" dan karyawan yang lain yang mendengar termasuk aku hanya mengangguk – angguk singkat. Dan ketika lift tiba dilantai yang dituju aku pun melangkah keluar tanpa melirik kebelakang lagi.

***

" Bab ini kayaknya udah nggak perlu lagi deh del direvisi. Udah bagus banget gini kok. Ceritanya udah mulai ada konfliknya. Terus adegannya juga nggak menye – menye. Bagus deh!!" mbak Ratna memberikan acungan jempol untuk beberapa bab yang aku setor untuk pengerjaan novel bulan depan.

"Oohh gitu mbak?? Syukurlahh.. Alhamdulillah.."

" Ooh iya del, aduhhh gimana ya bilangnya.. mbak takut nggak enak.."

" Kenapa mbak??"

"Mmm gini loh del. Mbak, mau minta tolong sama kamu boleh? Mbak minta tolong ini karna kita kan udah kenal lebih dari 4 tahun, nah mbak rasa kamu orang yang paling cocok untuk mbak mintai tolong.." mbak ratna memegang tanganku seraya mengeluarkan jurus puppy eyes.

" Emang sebenarnya mbak ini mau minta tolong apa?" aku menatap mbak ratna dengan pandangan bingung sekaligus penasaran.

"Mm gini loh del.. mbak kan bentar lagi mau nikah – "

"Mbak mau nikah?? Wihh selamat ya mbakkk.." ucapku yang memotong perkataanya.

"Dengerin dulu dong del.. mbak jadi gugup nih kalo kamu potong – potong kayak gitu perkataan mbak"

" Gini, kan itu tadi mbak mau nikah. Terus suami mbak itu orang kantor sini .."

"Oh iy.."

"Please deh del jangan dipotong dulu. Terus kan suami mbak itu orang kantor sini, jadi mbak mau minta tolong kamugantiinmbaksebagaieditorbukubagianyoungadaultsampaibagianHRDdapatpenggantimbak.."

Aku menatap mbak ratna dengan pandangan aneh seraya mengernyitkan dahi. Tidak mengerti serta mendengar dengan jelas apa yang mbak ratna katakana.

" Coba deh. Mbak ngomongnya pelan – pelan. Aku nggak ngerti"

"Mbak.Mau.Kamu.Gantiin.Mbak.Sebagai.Editor.Buku.Bagian.Young Adult.Sampai.Bagian.HRD dapat pengganti mbak.." muka mbak ratna semakin menunduk seraya mengucapkan permohonannya.

"Oooohhh..." dan aku hanya bisa ber-oh ria.

"Jadi gimana del?" mbak ratna kembali mengangkat wajahnya setelah tidak mendapatkan respon apapun selain –oh.

"Aduhhh gimana ya.. Adel kan baru wisuda, masa udah disuruh kerja aja sih mbak. Enakan gini lagi. dapat uang, kerja nggak terikat dan masih ada waktu untuk memanjakan diri. Kalo udah kerja kan nanti waktu luang adel ke ganggu mbak.." aku mengucapkan seluruh kekhawatiranku akan masa sengang yang lagi ku jalani ini.

"Makanya mbak agak sungkan waktu mau minta tolong sama kamu del. Mbak kan tau kamu orangnya gimana. Tapi ya del, kamu kerjanya cuman baca sama periksa novel aja kok. Terus ntar ketemu sama penulis kalo ada bagian yang kurang sreg.. itu aja kok"

"Aduhh mbakkk.. tapikan kalo kerja dikantor mbak ini harus pakai seragam. Mana kost-an aku jauh dari kantor lagi. mbak tahu nggak.."

"Nggak" balas mbak ratna cuek.

"Iihhh dengerin dulu. Mbak tahu, tadi aja waktu aku mau berangkat kesini harus melihat adegan pencopetan. Terus belum lagi ntar kalo hujan, kan becek mbak."

"Tenang aja. Mbak uda bilang bagian HRD kalo kamu akan diberikan kompensasi. Mbak udah atur semua buat kamu. Kamu tinggal kerja aja minggu depan. Dan kalo soal kost-an kamu bisa kok tinggal diapartement mbak yang sekaang mbak pakai. Apartementnya sekarang udah kosong soalnya calon suami mbak udah mindahin semua barang mbak kerumah yang bakal kami tempatin nanti."

Aku menghitung dalam hati berapa hari yang ku punya untuk mempersiapkan semua ini.

Aduhhh pakai pindahan segala lagi. kan susah jadinya. Tapikan lumayan. Dapat kerjaan sebelum ngajuin surat lamaran. Aduhh gimana ya??!! Apa sebaiknya gue ambil aja?!! Batinku aja bingung apalagi aku.

"Mmm tapi cuman sampai bagian HRD dapat pengganti ajakan mbak??" aku kembali mengingat ingat isi kesepakatan dengan mbak ratna.

"Iya.."

"Nggak pakai seragam kan??!"

" Nggak kok" kepala mbak ratna bergerak seraya mengiyakan perkataanku.

"Tinggal di apartement mbak gratiskan?"

Mbak ratna diam. Aku pun diam.

"Iya deh.."

"Oke. DEAL!!" aaaa kan lumayan bisa kirim duit ke emak.. aku bisa merasakan batinku berteriak senang.

"SERIUSAN DEL?!!" mbak ratna menatap tidak percaya kepadaku.

"Ooohh nggak jadi nih??" aku menggoda mbak ratna seraya memasukan semua barang kedalam tas. Sekilas tadi aku melihat kearah jam dinding yang digantung dibelakang mbak ratna, dan waktu sudah memasuki waktu solat zuhur.

"Eehh jadi kokkk!!"

"Okedahhh!! Sampai mInggu depan ya mbak.. aku pamit mau solat zuhur dulu"

"Okeee!!! DA DA ADELLL.." teriakan mbak ratna membuat hampir seluruh pegawai melirik kearah aku dan dia. Dasar mbak ratna!! Buat tengsin aja. Dan aku hanya bisa bermesem ria sekaligus meminta maaf atas keributan yang ku – mbak ratna – perbuat.

TO BE CONTINEU

SWEETEST DADDYWhere stories live. Discover now