Chapter 3 - Kegilaan -

20.8K 1.6K 101
                                    

Jangan pelit vote dan comment ya guys...

Agar tau bagaimana ceritaku, sudah memuaskan atau tidak...

Vote semakin sedikit hal itu membuatku makin males update

*-*-*

Liora termenung seorang sendiri di kamar super mewah saat ini. Kamar yang sangat bisa dipastikan adalah milik pria itu. Pria yang hingga saat ini belum diketahui namanya.

Bagaimana mungkin dirinya mau saja dibawa pergi pria itu ? Setan mana yang sedang merasukinya saat itu. Hingga suara pintu dibuka membuat Liora menoleh dan menemukan seorang pelayan.

Pelayan itu mendorong kereta makan tersebut mendekati Liora yang sedang duduk di sofa sambil jendela. Pintu balkon kamar ini di tutup dengan rapat oleh pemiliknya. Liora semakin merasa jika ia telah dikurung disini.

"Ini makan malam, Nona" pelayan itu membuka tudung saji dan aroma makanan yang terlihat lezat semakin menambah rasa lapar diperutnya.

"Aku sedang tidak ingin makan" gumam Liora yang membuat pelayan itu segera menatapnya.

"Tapi Nona. Mr. Alarice memberi perintah jika Anda harus menghabiskan makanan Anda" Liora menggeleng.

"Tidak ! Aku tidak ingin. Bawa saja makanannya keluar" pelayan itu mengangguk dan membawa keluar makanan itu kembali.

Pelayan itu keluar dan suara pintu di kunci lagi membuat Liora menghela nafas dalam. Sampai kapan dirinya disini ? Apakah ia harus memberontak agar ditendang dari rumah ini ?

Liora menggeletakkan dirinya dan menatap langit-langit kamar yang berwarna abu-abu. Pikirannya seakan melayang sangat jauh.

Alarice ?

*-*-*

Suara pintu yang dibuka dengan keras membuat Liora terbangun dari tidurnya. Ia baru saja memejamkan matanya. Tapi suara keras itu mengganggunya.

Ia mengerjapkan matanya dan melihat pria itu menatapnya dengan tatapan marah. Liora segera beranjak dan ingin menghindari amukan pria itu yang tanpa alasan.

Namun gerakannya kurang cepat. Pria itu sudah mencengkeram lengannya. Hal itu membuat Liora mengerang kesakitan. Rasanya lengannya tidak teraliri darah karena terlalu kencang cengkeramannya.

"Sakit!" gumam Liora sambil berusaha melepaskan lengannya. Namun hal itu makin membuat tangannya sakit.

"Kenapa kau tidak makan makananmu ?" ucap pria itu dengan nada yang dingin.

"Aku... Kenyang" ucap Liora yang membuat mata pria itu menajam.

"Sekenyang apapun kau harus makan sialan!" teriak pria itu yang membuat Liora ketakutan.

Pria itu mendorong Liora kearah ranjang dengan keras. Bahkan pahanya terasa sakit membentur pinggiran ranjang. Wajah itu membuat Liora menatap waspada.

"Kenapa kau pembangkang sekali! Kalian masuk!" teriak pria itu dan tiga orang masuk ke dalam kamar.

Dua orang pria dengan baju bodyguardnya mengapit pelayan yang tadi mengantarkan makanan untuk Liora. Wajah pelayan itu terlihat takut. Bahkan sangat pucat.

"Dia yang mengantarkan makanan untukmu ?" tanya pria dingin. Liora dengan ragu mengangguk.

Hingga apa yang dilakukan pria itu membuat Liora menjerit kencang. Ia tak menyangka apa yang dilihatnya saat ini akibat ulahnya.

Pelayan itu basah kuyup setelah disiram pria itu dengan air mineral di dalam gelas. Liora menatap tercengang kearah pria itu. Sedangkan pelayan itu hanya mampu terdiam.

"Apa yang kau lakukan!" teriak Liora sambil menghampiri pelayan itu.

Tapi pria itu dengan tanggap memegang tangan Liora. Membuat perempuan itu memberontak dan ingin menghampiri pelayan yang masih terdiam.

"Kau yang membuatku melakukan itu. Pelayan ini tidak bisa meyuruhmu untuk makan malammu. Jadi dia yang harus menghabiskannya dengan cara menyiramkannya"

"Sekarang giliran soup yang masih lumayan panas bukan ?" ucap pria itu sambil mengambil semangkuk soup yang memang diperuntukkan untuk Liora.

"Apa yang kau inginkan!" jerit Liora dan menghentikan gerakan pria itu.

"Oh apa kau akan menurutinya ?" gumam pria itu dengan nada mengejek.

"Ya, tapi lepaskan pelayan itu. Dia tidak salah apa-apa" hal itu membuat pria itu tersenyum mengejek.

"Dia tidak bisa mengurusmu. Itu sebuah kesalahan!" jawab pria itu dengan nada dingin.

"Jadi apakah kau ingin melihat pelayan ini kusiram dengan soup milikmu ini ?"

"No! Aku akan melakukan apa yang kau perintahkan. Ku mohon" pria itu tersenyum kecil mendengar ucapan Liora.

Pria itu berjalan mendekati Liora. Membuat perempuan itu ingin menghindar. Namun tangannya masih di cengkram oleh pria itu.

Ia mendekatkan bibirnya di samping telinga Liora. Bahkan begitu dekat dengan telingannya. Tubuh keduanya begitu dekat bahkan saling menempel.

"Menikahlah denganku. Segalanya akan kau miliki" ucap pria itu dengan nada datarnya.

"Namun jika kau tak menyetujuinya. Kau akan tetap menjadi milikku. Karena diriku Aland Alarice Hoult"

*-*-*

Kapan-kapan lanjut lagi ya...

Belum cari inspirasi buat cerita nih wkwk...

Belum dapet asupan cerita hehe...

Jangan lupa vote dan comment ya guys...

Kalian bisa chat atau sharing denganku di Line...

Id lineku : ififah75

Jangan lupa ya guys...

MELIORA ( BACA DI DREAME )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang