9

47 1 0
                                    

Tangan hangat nya menyentuh pipiku. Dia memeluk ku sangat erat dan mengucap "aku rindu pelangiku." Suaranya sendu.

Aku tak bisa berbohong, aku juga rindu. Kubalas pelukannya, saat itu adalah pelukan ternyaman yang pernah ku rasakan dan mengucapkan "aku juga rindu, jangan pergi".

Dia tidak menjawab hanya melepaskan pelukannya dan memegang erat tangan ku.

Aku merasakan dia sedang tersenyum padaku. Aku tak tau yang sedang dia pikirkan saat ini.

"kenapa ?" tanyaku.

"Aku punya sesuatu untuk mu, sebentar aku ambil dulu ya. Ada di mobil". Jawabnya, sambil melepaskan genggaman tangannya dan beranjak pergi ke mobil untuk mengambil sesuatu itu.

Aku menunggunya..

15 menit..

20 menit..

Dia tak kunjung kembali. Aku takut, sangat takut ternyadi sesuatu padanya. Apa yang dia bawa ? Apa dia berbohong pada ku? Tapi dia tidak seperti itu. Sebenarnya apa yang terjadi pada Rafael ku ?

Berjuta - juta pertanyaan mengelilingi pikiran ku.

Sampai kurasa sudah 1 jam aku duduk di kursi ini, tapi dia juga tak kunjung datang.

Aku takut.

"Neng pelangi ?" Tiba - tiba suara pria paruh baya mengejutkan ku.

"Ya, saya sendiri. Bapak siapa ?" Tanya ku.

"Alhamdulillah, neng masih disini. Saya ada titipan pesan untuk Neng Pelangi dari Ujang Rafa. Katanya jika kuat Neng Pelangi tunggu sebentar lagi disini, dia akan segera kembali untuk Neng Pelangi. Maaf sudah membuat Neng Pelangi Menunggu terus." Jelas bapak itu.

"Rafa nya kemana pak ? Apa yang terjadi ? Saya selalu kuat menunggu nya." Kataku.

"Saya pergi dulu neng." Dia hanya berkata seperti itu. Tidak menghiraukan perkataan ku. 

Aku masih saja menunggunya. Karna dia meminta. Ah tidak perlu meminta pun aku akan terus menunggunya.

Aku sangat mencintainya, hanya Rafa yang membuat aku bukan menjadi seorang wanita "buta". Dia menjadikan aku seorang wanita "sempurna".

"Pelangiku.." Dia datang. Seorang memintaku untuk menunggunya benar datang.

Aku tersenyum, tidak mencari keributan. Aku hanya bertanya "Darimana saja kamu ?".

Dia menjawab "Maaf sayang, ternyata hadiahnya ketinggalan dirumah. Nih.", sambil memberikan hadiah itu padaku.

"Jangan dulu di buka ya, ini hadiah khusus jika kamu sangat merindkan ku. Dan kita tidak bertemu untuk waktu yang sangat lama." Ucapnya.

"Keneapa begitu ? Jangan pergi. Aku ingin ikut." Kataku sambil menangis.

"Hahaha... Kan cuma misalnya, jika aku dan kamu masih bertemu maka hadiah itu disimpan sampai kita tua." Dia malah tertawa.

"Di dalam sini ada kaset sayang. Sama satu pucuk surat romantis teruntuk kamu. Jangan tersinggung, suatu saat aku percaya. Ah tidak, maksudku kita harus berusaha bahwa kamu akan bisa melihat dunia lagi". Sambil memegang tanganku dia menjelaskan.

Aku tersenyum mendengar perkatanyaan. Pria ini sangat tulus. Aku mencintainya.

"Kamu cantik pelangiku." Ucapnya, aku tersipu malu.

Malam itu, aku rasa aku tak lagi buta. Aku melewati malam yang singkat penuh kebahagiaan dengannya.

 Aku melewati malam yang singkat penuh kebahagiaan dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





BERSAMBUNG...

pelangi terakhir kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang