2

88 25 3
                                    

Setelah perbincangan Dita dan abangnya Dito tadi malam akhirnya Dita merasa lega dan segera pergi kesekolah.

"Dit kakak mau bicara sama kamu,bukain dong pintunya." Mohon Dito kepada adiknya.

Cklekkk

"Ada apa kak?aku capek." Tanya Dita dengan wajah datar.

"Eh boleh kakak masuk?"

Dita hanya mengangguk. Setelah mereka duduk di tepi ranjang Dito mulai bicara.

"Hmm gapapa sihh kakak cuman kangen aja sama adik kesayangan kakak,udah lama kakak gak pulang ya,kamu apa kabar?baik pastinya adik kakak ini." Tanya Dito sambil memandang adiknya

"Aku baik aja kok"

"Kamu kenapa tadi?"

"Gapapa kak"

"Kalau ada masalah cerita sama kakak,kamu lupa dulu siapa tempat ngadu kamu kalau kamu digangguin temen kamu?"

Dita menunduk dan tersenyum kaku mendengar ucapan kakaknya yang memang benar adanya. Kakak pertamanya ini sangat baik padanya daripada dua kakak kakaknya itu. Mereka hanya bisa mengolok olok Dita begitupun papa nya.

Dengan adanya Dito membuat Dita merasa hadirnya mama kembali dalam wujud laki laki,karena disetiap masalah selalu kakaknya itu yang membantunya.

"Jadi apa masalah kamu?" Tanya Dito sekali lagi sambil mengelus rambut sang adik.

"Aku kangen mama,aku kangen kalian semua yang udah ngisi rumah ini,sekarang aku berasa sendiri dan gapunya apa apa,papa dan kakak sibuk keluar kota,kak Doni pergi mengemban tugas nya yang menjadi anggota TNI,kak Dave sibuk ngurusi skripsi di luar negeri,dan aku?" Ucapan Dita terhenti karena dia sudah tak tahan dengan air mata yang ingin keluar dari tempatnya dan dia segera memeluk kakaknya itu. "Dulu waktu ada mama aku gapernah kesepian dan hari hari aku itu sama mama,tapi sejak kejadian itu..." lagi lagi Dita menghentikan ucapannya karena tak sanggup berbicara kepada kakak nya.

"Sstttt,kamu gaboleh bicara seperti itu,kami disini sayang semua sama kamu,hanya kamu lah satu satunya wanita di keluarga ini. Kakak,papa,kak Doni,dan kak Dave sangat sayang sama kamu."

"Kamu ingat kata mama?" Tanya Dito

Dita mengangguk paham atas pertanyaan kakaknya.

"Disetiap masalah,kamu tidak boleh memendam nya sendiri,disetiap desakan masih ada Tuhan yang senantiasa ada didekatmu. Kita disini,dititipkan kedunia untuk mencari amal dan kebaikan,jangan jadikan kebaikan itu sia sia."

***

Dita sudah pergi sekolah dan disini Dito berada,ruang makan yang diisi oleh empat laki laki dengan pakaian berbeda beda.

"Oh iya Dito,nanti kita akan ada klien baru dari luar kota,dan mereka ingin menginvestasikan perusahaan mereka kepada perusahaan kita." ucap Angkasa setelah minum.

"Yang ada dipikiran papa itu kerja kerja dan kerja aja ya,papa gak lihat bagaimana keadaan dan perkembangan Dita selama di rumah ini?" Dengan santainya Dito bertanya kepada papa nya itu.

Semua yang ada disitu terdiam.

"Kenapa diam?baru sadar?"

"Kita ini hanya keluarga satu satunya Dita,tanpa kita sadari dia sudah menjadi anak yang begitu kuat dengan dunianya yang seperti ini." Dito langsung pergi ke kantor nya.

Hari ini Dita kembali sekolah seperti biasa setelah 3 hari alfa dari sekolahnya itu. Kali ini Dita datang pagi seperti biasa,meskipun Dita tipe cewek yang bandel dan cuek namun soal pelajaran dia sangat sungguh sungguh padahal jarang masuk sekolah tapi dia bisa menjadi juara di sekolah Bakti Nusantara.

Parkiran masih terasa sepi bagi Dita,ini membuat dia senang karena memang Dita tidak suka keramaian tapi suka dunia malam. Aneh tapi itu sifat seorang Faradita.

Bahkan kelasnya pun masih sepi, dengan mudah Dita langsung duduk dan menenggelamkan kepalanya dibalik tangannya.

Rasanya seperti ini membuat Dita bahagia,bahkan masalahnya terasa sudah hilang.

"Woiii kamprettt." Teriak Tata ketika memasuki kelasnya.

Barus saja Dita bersyukur atas hari ini,lah ini malah tukang kebon bising amat.

"Woii curut,kampret,gerot,gilak,sombong,cuek,kemana aja lo selama ini,masih idop rupanya sahabat gue." Lagi dan lagi teriakan itu terdengar.

"Apasih lo." Ungkap Dita segera mengangkat kepalanya dengan wajah datar tanpa senyum.

"Eebusett ikan gabus,lo kenapaa?ngakak gue liat mukaklo kayak ikan asin emak gue." Cerocos Tata lagi.

Dita tak menanggapi dan hanya melihat Tata dengan ekspresi susah dijelaskan.

"Untung sahabat gue,untung gue sayang,banyak untungnya sihh kalo sahabatan sama dia." Batin Dita dalam hati.

Karena jika diungkapkan secara langsung pasti Tata tidak akan percaya Dita akan bicara sepanjang itu jadi biarkanlah.

***

Kemarin Elang berduka karena kepergian nenek nya. Hari ini elang sudah mulai masuk sekolah,lagi lagi Elang terlambat.

"Pak tolong bukain dong,pliss plisss." Mohon Elang kepada satpam sekolah nya dengan wajah paling melas.

"Opo?! Arek melebu? Ndak ndak." Ucap pak satpam dengan melotot dan berkacak pinggang.
(Apa?! Mau masuk?tidak tidak) begitulah kira kira artinya.

Elang pun tak kehabisa ide. Dengan gaya jahil nya dia membujuk pak satpam sekali lagi.

"Bapak ganteng dehh,nanti saya belikan siomay mbak wati sepuasnya deh." sekali lagi ucap elang dengan sangat melas.

"Betol yoo?" Mata berbinar pak satpam dan senyum merekah nya pun keluar.

Elang hanya tersenyum jahil dan mengangguk karena ini adalah bagian dari rencana nya mengelabui pak satpam satu ini.

Setelah pak satpam membuka gerbang,Elang langsung melajukan motornya dan melirik ke pak satpam. "Enggak jadi deh pak gak jadi,mending saya yang beli siomay nya hahahaha." Elang tertawa puas karena berhasil menipu pak satpam.

"Jan bocahh jaman now." Kata pak satpam sambil geleng geleng kepala melihat kelakuan anak satu itu.

Bagaimana pun Elang adalah anak yang baik dan dari keluarga terpandang di sekolah ini. Meskipun bergelimang harta,Elang tak pernah sombong kepada siapapun. Dia pun mudah akrab dengan siapa pun,makanya siapa yang tidak kenal dengan seorang Elang putra Anggara.

Baginya harta bukanlah segala nya jika kebahagian tak menyertainya.

Dengan santainya Elang berjalan di koridor kelas XII tanpa disadari dari arah berlawanan ada bu neneng -guru bk di SMA Bakti Nusantara- tengah berjalan dan melihat Elang.

Elang langsung memutar haluan jalannya karena setelah upacara tadi,jam pelajaran kembali dimulai. Dan saat ini Elang masih menenteng tas miliknya.

Dengan cepat bu neneng langsung memanggil Elang. "Elang!!!" Ucap bu neneng murka.

"Darimana kamu?!"

"Hehehe ibu." Elang sambil menggaruk belakang lehernya yang tak gatal sambil menyengir tanpa dosa.

"Terlambat lagi?!" Dengan posisi berkacak pinggang bu Neneng segera berjalan ke arah Elang dan menjewer telinga Elang.

"untung udah sepi,gue gak perlu repot repot sleding orang yang udah ngefoto gue,huhhhh bu Neneng bu Neneng." Batin Elang sambil mengelus dada.

***

Huhhh bagaimana dengan part ini?
Bagi yang suka jangan lupa tambahin ke daftar library kalian ya,jangan lupa vote dan komen nya sangat diperlukan.
Bagi yang gak suka tolong jangan bully aku heheheh

Sekali lagi terima kasih yang udah sempetin baca cerita aku.

Salam dari nisaulznh😚😂heheheh

Why Not?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang