5

51 13 0
                                    

Pernah, bukan berarti ingin mengulang kan(?)

***

Makan malam kali ini sangat membuat mood Dita hancur atas ucapan yang tadi sempat Dita dengar dari papa nya sendiri.

Ini kali kedua ayahnya akan menjodohkan nya demi pekerjaan, dan pada waktu itu ayahnya menjodohkannya dengan seorang laki laki anak dari keluarga Anggara sampai sampai menewaskan ibunya.

"Baiklah, kami selaku orang tua dari kalian akan menjodohkan kalian. Bagaimana?" Ucap om fikri dengan santai.

"Uhukkkkk." Daffa terbatuk karena ucapan ayahnya itu, meskipun Daffa cinta dengan Dita tapi cara menyatukannya terkesan katrok. Dan Daffa tak mau jika Dita terpaksa harus berhubungan dengan Daffa karena ikatan perjodohan.

"Kenapa Daffa? Kamu keberatan?" Sambung Angkasa dengan senyum devil nya. Angkasa memiliki sifat yang berubah ubah seperti memiliki 2 wajah yang menjijikkan.

"Kalian saling cinta bukan?" Lanjut Angkasa, ingin sekali Dita mengeluarkan unek unek nya.

"Ehmmm maaf, Orang tua yang menjodohkan anaknya selalu punya alasan dan pertimbangan baik secara logika atau pun rasionya. Tapi, apakah papa, tante, dan om memahami apa yang di inginkan seorang anak? merelakan sisa hidupnya bersanding dengan orang yang bahkan tak pernah sedikit pun kami bayangkan? Cinta memang bisa saja datang karena kebiasaan, tapi apa dengan perjodohan ini kami bahagia? Sedangkan dalam hati kami menangis? Melepas sebuah impian? Aku masih punya cita cita pa." Ucap Dita panjang lebar dengan wajah datar. "Maaf aku duluan pulang." Dita langsung meninggalkan rumah itu dan pulang.

Semua yang ada dimeja makan terdiam atas penuturan Dita tadi termasuk Daffa. Daffa sangat mencintai Dita tapi tadi? Daffa merasa hanya dianggap sebagai seseorang yang jauh darinya, padahal sejak kecil mereka selalu bersama dan Daffa tau penyebab kematian ibu Dita.

Dita sudah sampai di rumahnya dan segera masuk kedalam, namun ada sebuah mobil yang menyusul. Dita merasa itu papa nya dan benar itu papa nya. Dengan cepat Dita masuk kedalam karena dia tak mau tersulut emosi karena tingkah papa nya.

Kali ini Dita kalah cepat dengan papa nya.
"Ditaa!!" Panggil papa nya murka. "Berhenti kamu!! Ditaaa!!" Papanya sudah tersulut emosi dan Dita membalikkan badan tak jauh dari papa nya berdiri, sekitar 3 meter.

"Apa?" jawab Dita datar tanpa senyum. Dita adalah anak yang tak mudah menangis, jadi jika seperti ini dia akan lebih kuat menghadapinya.

"Apa maksud kamu bicara seperti itu tadi? Hahhh?!!" Suara Angkasa mengisi seisi rumah yang membuat penghuni nya keluar dari tempatnya.

"Seharusnya anda yang sadar atas apa yang anda lakukan tadi, maksudnya apa mau jodohkan saya dengan orang yang sama sekali tidak saya cintai. Anda mau saya mati? Seorang anak mana yang mau dijodohkan orang tuanya cuman hanya untuk bisnis semata?? Hahhhh?!!!!" Dita sudah tak sabar menghadapi papa nya yang sudah gila menurutnya. Dita diam bukan berarti dia menuruti semuanya, tapi Dita diam karena tak akan ada habisnya bicara dengan orang gila seperti papa nya ini.

Dita tak mau bicara panjang lebar, dia langsung meninggalkan tempat itu menuju kamarnya dilantai dua rumah itu.

"Ini ada apa sihh pa? Papa kenapa?" Kini sudah ada Dito, Doni, dan Dave yang keluar dari tempat masing masing dan Dito bertanya pada papa nya itu.

"Papa mau jodohin adik kalian." Jawab Angkasa tanpa ekspresi dan otomatis membuat ketiga anaknya itu terpengangah dengan jawaban Angkasa.

"Gak usah gila, mama aja meninggal gara gara papa mau jodohin Dita juga karena bisnis. Jadi orang tua jangan terlalu mentingin uang uang dan uang." Dave mengeluarkan suara sambil berlalu meninggalkan tempat itu.

Dito dan Doni pun langsung pergi meninggalkan papa nya itu sepatah katapun karena mereka sudah muak melihat wajah papa nya itu.

***

Pagi ini Elang sudah berdiri didepan kelas Dita, menunggu perempuan itu datang. Tak lama kemudian Dita terlihat berjalan dari arah berlawanan.

"Hai Ditaaa." Sapa Elang dengan senyum tulusnya.

"Lo beneran gak mau kenalan sama gue gitu? Sumpah lo? Cowok sekece gue lo gak mau? Ntar nyesel lo." Cerocos Elang panjang lebar dan Dita hanya memperhatikan wajah lelaki itu. Dita tertarik dengan lelaki itu tapi dia benci keluarga Anggara.

Dita tak menjawab lontaran lontaran pertanyaan dari Elang dan langsung berlalu dari hadapannya.

"Gue suka sama lo."

Deggg

Dita terpaku atas apa yang diucapkan oleh Elang tadi. Dita merasa harga dirinya dijatuhkan hanya dengan ucapan seperti itu.

Elang tadi berteriak dan membuat sekelilingnya melihat ke arah tempat Elang berdiri.

"Kenapa? Lo mau kan jadi pacar gue?" Dengan santainya Elang berkata.

Dita masih berdiri kaku membelakangi Elang, Dita tak tau harus menjawab apa. Tak lama kemudian Tata dan Indah datang dan langsung masuk ke kelas karena sekarang kelasnya ramai para siswa siswi.

"Kenapa Dit?" Tanya Indah kepada Dita setelah berhasil masuk kedalam kelas. Tata menyuarakan pertanyaan nya dengan mengangguk dengan pertanyaan Indah tadi.

"Cowok itu nembak gue, Elang ya namanya? Lupa pun gue." Suara Dita pelan dan wajah datarnya selalu menemaninya.

"Jangan terima, lo belum kenal dia juga kan?" Indah memberi saran kepada Dita agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan.

"Iya deh Dit, lo belum kenal dia dan lo gatau dia siapa." Tata yang ragu atas Elang yang ingin menjadikan Dita pacarnya.

Dita hanya mengangguk paham dari saran sahabat sahabatnya ini. "Bahkan gue lebih tau dia dari lo semua." Batin Dita dalam hati.

"Gimana?" Tanya Elang sekali lagi. "Lo mau gak jadi pacar gue?"

Dita tersenyum sinis dan meremehkan lalu menjawab "Iya gue mau."

***


Holaaaaaaaa

Aku kembaliiiii😆

Maafya kemaren gabisa update heheheh

Ada yang nungguin WHY NOT? gak nihh??

Salam dari Nisa😜

Why Not?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang