06.

82 5 3
                                    

PLAY : marry me

"Kalian ini ada masalah apa sih?"  Hana berdiri diantara kedua laki laki yang saling menatap dengan sinis.

"aku tidak ada masalah dengannya, tapi sepertinya kedatanganku mengusiknya. Aku akan pulang." Ujar minhyun mengalihkan pandangannya pada hana, memegang lengan hana untuk menatapnya. Seongwoo menatap mereka muak dan pergi kembali ke depan tv.

"Kau mau pulang sekarang?" tanya hana, minhyun mengangguk.

"Aku pulang dulu, hati hati dengan anak itu." Ujar minhyun masih sinis pada seongwoo. Hana mengangguk. Minhyun mengusap rambut hana kemudian keluar dari apartemen hana. Seongwoo melirik ke pintu sekilas.

Hana kembali duduk di sofa, menatap seongwoo yang mengacuhkannya. Mendengus kesal dan melempar bantal ke wajah pria itu.

"Yak ong seongwoo sebenarnya apa masalahmu dengan pacarku?" Seongwoo tetap diam, tidak terusik dengan hana yang mulai frustasi.

"tidak bisakah kau akur dengannya sehari saja?" tanya hana lagi. Seongwoo menggeleng polos, hana memukul kepala seongwoo pelan.

"Yak! Sakit!" Seongwoo mengelus kepalanya.

"Aish! Kau benar benar menyebalkan ong chongie!" hana kesal, pergi ke  kamarnya meninggalkan seongwoo yang tak peduli.

                      ~~~~~~~~~~~~

Hana sudah bersiap pagi pagi sekali, dia berdiri di depan kaca menatap wajahnya yang sedikit membengkak. Semalam insomnianya kambuh, membuatnya tidak bisa tidur sampai jam 2. Hana menepuk pipinya pelan berusaha membuatnya lebih segar. Kemudian dengan semangat bekerja membuka pintu kamarnya.

Namun, sayang sekali. Hana justru menemukan penampakan buruk di pagi harinya. Ruang tamunya terlihat sangat berantakan dan hana tidak menemukan pelakunya. Hana menarik nafas panjang, dan..

"ONG SEONGWOO!" teriak hana kesal, manusia yang namanya baru saja disebut keluar dari kamar mandi dengan seragam kerjanya juga. Jika dilihat dengan seksama seongwoo memang sangat tampan. Tapi tidak dimata hana saat ini.

"Apa yang kau lakukan semalam di ruang tamuku ini?" tanya hana sambil memungut sampah bekas cemilan.

"Aku menonton bola sambil makan itu. Heheh. "Seongwoo memasang wajah tak berdosanya membuat hana menggeram. Namun tetap saja tangannya terulur memungut sampah itu. Kemudian membuangnya ke tong sampah.

Seongwoo yang menyaksikan hana sedang membersihkan ruang tamu yang berantakan karena ulahnya merasa tidak nyaman. Seongwoo mendekat dan melipat kembali selimutnya, dan mengatur karpet yang sudah tak jelas bentuknya. Jika dilihat dengan baik, kegiatan mereka terlihat sangat harmonis seakan akan mereka adalah pasangan yang baru menikah. Keduanya bersama sama menata ruang tamu itu dengan hening.
Sangat hening, sampai...

"Lee hana aku datang!" Teriak seseorang yang sudah menerobos apartemennya di pagi hari ini. Seongwoo dan hana bersamaan menatap pintu apartemen.

"Ya tuhan, kalian tidak menikah diam diam mengundang kakakmu yang tampan ini kan?" Lelaki yang baru datang itu menutup mulutnya, drama sekali. Hana dan seongwoo masih terdiam.

"Yak kalian tidak bahagia melihatku setelah 3 tahun tidak bertemu?" Pria itu meletakkan tas ranselnya di sofa. Mendekati hana dan seongwoo yang seakan sedang di pause.

"Oppa!!" kesadaran hana akhirnya kembali dia segera memeluk kakak lelakinya a.k.a. Lee haru yang baru kembali dari thailand.

Seongwoo hanya tersenyum di balas senyuman hangat lee haru. Lee haru, pria tengil yang dulunya hanya hobbi mengganggu mereka itu kini tumbuh dengan sangat menakjubkan. Haru lah yang menjalankan perusahaan travel keluarga hana, bahkan dia selama 3 tahun di thailand untuk mengembangkan perusahaan mereka. Siapa yang menyangka anak tengil itu berubah menjadi pria yang menakjubkan.

Semua orang berhak berubah, bukan?

                      ~~~~~~~~~~~~~

Hana memeriksa pasiennya pagi ini, seperti biasanya dia mendampingi  minhyun. Minhyun memang sama sama dokter umum dengannya, bedanya minhyun sudah hampir menyelesaikan spesialisnya. Dia menyelesaikan pendidikannya, terkadang hana bingung apa yang dimakan laki lakinya itu sampai bisa mempunyai otak yang demikian.

Minhyun sejak tadi tidak membicarakan apapun pada hana, mereka hanya membicarakan tentang pasien. Hana menganggap itu hal biasa, mereka memang tidak sering menunjukkan hubungan mereka di depan dokter lainnya.  Hal tersebut adalah permintaan hana, dia tidak ingin di hujat oleh para dokter atau suster yang merupakan fans berat minhyun.

Setelah selesai memeriksa pasien terakhir minhyun menarik hana kedalam ruangannya.  Hana menurut begitu saja. Mereka memasuki ruangan minhyun yang benar benar rapih, tidak ada sampah disana bahkan bukunya tersusun sesuai dengan abjad awal judulnya. Aroma ruangan ini membuat siapa saja yang masuk ingin berlama lama disana. Hana duduk di sofa putih, memperhatikan minhyun yang sedang membuat dua cangkir teh untuk mereka.

"Katakan kenapa kau menarikku pagi ini?" Tanya hana. Minhyun tersenyum manis sekali.

"Apa aku harus punya alasan untuk mengajak kekasihku keruanganku sendiri?" Canda minhyun. Rasanya hana sudah terbang ke langit ke 7.

"Yaa hwang minhyun, jangan bercanda seperti itu. Aku hampir terbang setiap kau mengatakan 'kekasihku'. " balas hana, giliran minhyun yang sumringah.

"Baiklah, aku akan langsung saja mengatakan ini. Presdir berniat mengangkatku menjadi kepala bagian bedah setelah aku wisuda bulan depan." Ucap minhyun, hana menganga dengan cepat.

"minggu depan jong hyun sunbae akan pindah ke jerman, dan posisi itu kosong. Presdir ingin aku yang mengisi posisi itu." Ujar minhyun, hana masih berusaha mencerna kalimat minhyun.

"Hwang minhyun! Aku benar benar bangga padamu." akhirnya hana mengeluarkan suara dari mulutnya yang menganga. Dengan cepat dia memeluk minhyun hangat. Bangga pada lelakinya itu. Minhyun tertawa, kemudian melepas pelukan hana pelan.

"Masih ada satu kejutan lagi. " Ujar minhyun, kemudian menuju meja kerjanya. Membawa sebuah kotak merah yang cukup besar. Hana menaikkan satu alisnya, bingung. Ini bukan hari ulang tahunnya atau hari anniversary mereka.

"Lee hana, mari menikah."  Ujar minhyun sambil membuka kotak  itu. Disana ada sebuah kalung yang berkilauan. Hana terpana, menatap minhyun yang bersiap memasang kalung itu dilehernya.

"Kita terlalu sibuk, aku tidak ingin terlalu lama. Karena itu aku memutuskannya untuk mengatakannya sekarang. Aku akan melakukan lamaran yang resmi nannti. Tapi aku merasa perlu mengikat mu sekarang." jelas minhyun menatap mata hitam hana. Senyum tak lepas dari mata hana.

"Jadi lee hana.. Maukah kau menikah denganku?" tanya minhyun lagi. Hana dengan siap mengangguk pelan. Kemudian kembali memeluk minhyun.

Dua manusia itu terbuai dengan kebahagiaan mereka, tanpa sadar ponsel milik si gadis sudah bergetar  15 kali.

15 MISSED CALL ONGIE

Katakan padaku, bagaimana cara tuhan membuatmu menutup pandanganmu padaku, atas semua perlakuan istimewaku padamu. Apa tuhan memang setega itu padaku? - OSW

HOME/Ong Seongwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang