09.

87 14 2
                                    

VOMENT JUSEYEO!!! KALAU SILENT READERS BERTAMBAH KEMUNGKINAN CHAPT SELANJUTNYA DI PRIVAT NGEHEHEHHE
DONT FORGET TO PLAY THE MUSIC!!!

Hana duduk di balkon apartemennya, menyesap kopi pahit sedikit demi sedikit. Matanya menatap jauh menabrak gelapnya malam. Tidak ada tangisan disana. Sesekali rambutnya tertiup angin, gadis itu terlihat tengah memikul beban berat.

"aku menikahinya, saat ke jepang kemarin." pupus sudah senyum hana, tadinya dia berharap semua hal menyakitkan itu hanya rangkaian hayalannya, tapi tidak. Justru semua kebahagiaannya itulah yang hanya hayalan.

"Dia anak presdir kim -Pemilik yayasan rumah sakit- dan ini salah satu syarat agar aku bisa naik jabatan. Demi apapun hana, aku tidak mencintainya." Minhyun mencoba meraih tangan hana, hana melepasnya. Dia terdiam seperti orang bodoh.

"bukankah harusnya aku menamparmu sekarang?" Hana tersenyum getir. Menyentuh kalung pemberian minhyun, menariknya dengan kasar.

"aku kira bertahan dengan perasaan itu cukup, tapi aku salah. Ternyata itu tidak pernah cukup bagi orang egois sepertimu. Hari ini, hubungan kita berakhir hwang minhyun." Hana menarik tangan minhyun meletakkan kembali kalung itu. Lengkap dengan semua anting dan gelangnya.

"Hana-ya, kau harus mendengar penjelasanku dulu." Minhyun menarik lengan hana. Minhyun masih berusaha menahan hana.Percayalah, minhyun mencintai hana dia hanya tidak tahu rasa serakahnya sudah menggelutinya.

"Pernikahan kita hanyalah mimpi, dan kamu hanyalah mimpi buruk. Sekarang biarkan aku terbangun." Hana melepas tangan minhyun, melihat ke ujung koridor rumah sakit disana ada minyoung. Menatap mereka bergantian lagi, tersenyum lagi. Sepertinya hana sedikit punya gangguan mental setelah ini.

Hana mengela nafas panjang, melirik ponselnya yang penuh dengan 2 nama. Minhyun dan seongwoo. Hana tidak sanggup mengatakan apapun pada seongwoo. Begitu pula pada orang tuanya. Pernikahannya tinggal menghitung hari dan hubungan mereka kandas. Besok harusnya dia menyebar undangan. Tapi bagaimana bisa semua terus di lanjut kan. Begitu pula dengan opsi dibatalkan, hana bisa gila jika harus mengcancel semua. Dia mengacak rambutnya. Memasuki kamarnya yang gelap, hanya ada lampu belajar yang menjadi sumber penerangan dikamarnya.

HOME/Ong Seongwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang