14. Geram

11 3 0
                                    

"Kalo gue bilang, sanah lo pergi. Itu hanya alibi, karena sebenernya gue butuh lo di samping gue.
_________________________

Berkali-kali Flora menghentakkan kaki nya di lantai Rooftop. 'Jengkel' satu kata yang dapat membuat Flora menjadi geram. Flora juga tak tau dengan apa yang dirasakannya, bahkan kini perasaan nya begitu abu-abu. Kesal, kecewa, jengkel yang berkecamuk menjadi satu.

Flora pun menyelipkan anak rambut di telinganya. Setelah itu terdengar nada dering panggilan yang menampilkan nama [Fika kamvret] di layar gadgetnya.

Kamu di mana? dengan siapa? Sedang berbuat apa?

"Lo nanya udah kek emak-emak kehilangan anaknya aja.

Biarin. Abis kamu dari tadi gak bisa dihubungin, Cepet kesini.

"Emang mau apa?"

Eh kamvret malah nanya terus. Kamu dimana sekarang?

"Gue di Rooftop"

Gue nyusul kesana.

Baru saja Flora akan mengatakan kepada sahabatnya itu untuk tidak menyusulnya ke Rooftop, namun Fika malah menutup panggilannya.

"Emang si Fika itu kamvret, tapi dia sahabat terbaik gue" gerutu Flora dalam hati.

Taptaptap...
Terdengar suara langkah sepatu yang kian mendekat. Dengan refleks nya Flora pun membalikan badannya ke arah suara itu.

"Pasti Fika".  Ucapnya dalam hati.
Namun ternyata dugaanya salah,  karena yang kini ada dihadapannya adalah seorang cowo yang telah membuatnya jengkel.

"Ngapain lo disini?" pergi lo!" ucap Flora dengan begitu ketusnya.

"Jangan marah-marah dong, nanti cantik nya ilang"

"Apa peduli lo? Mau jelek mau cantik juga bukan urusan lo" ketusnya lagi. Dan kini Flora memalingkan wajahnya ke arah jalanan yang berlalu lalang.

"Flo gue mau ngomong sesuatu sama lo"

"Apa?!" tanyanya dengan begitu sinis. Namun enggan memandang cowo yang kini dibelakangnya itu.

"Yaudah kalo lo gak mau liat wajah gue juga gak apa-apa. Gue sebenernya mau ngejelasin kalo gue gada hubungan apa-apa sama Jessie. Ibunya Jessie itu temennya bunda gue, dan ibunya Jessie nyuruh gue buat deketin dia. Tapi gue mah ogah, nah jadinya dia ngaku-ngaku kalo gue itu pacar dia. Padahal enggak Flo. Serius dah." paparnya dengan begitu tenang.

Mendengar penjelasan dari Bima entah mengapa hati Flora perlahan menghangat. Namun ia tetap mempertahan egonya untuk tak memandang Bima.

"Flo ko diem? Oh iya besok ultah bunda gue. Lo mau gak anter gue buat beli kado buat bunda?"

"Kenapa harus gue? Kenapa enggak sama Jessie aja?" tanyanya dengan nada begitu ketus.

"Dia mah ribet, mending sama lo aja biar kita tambah deket" ucapnya dengan menyunggingkan senyum khasnya.

"Oh iya Flo, gue udah banyak cerita tentang lo ke bunda gue, dan Bunda gue pengen ketemu lo"

Love bubble gumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang