7. Qtime with Fika

35 7 3
                                    

Happy reading

Berhubung minggu depan akan diadakan pentas seni, semua kelas pun akan menampilkan kreasi seni nya.

Aku, Fika, Luna, Zahra, dan Vivi bermain di musik angklung. Sedangkan Bima di vocal 1, Rangga sebagai gitaris, Doni sebagai Pianis, dan Alex sebagai drummer. Dan teman-teman yang lain sebagai pengiring lagu.

Konsep kali ini di buat oleh guru seni yang bernama Bapak Beni. Menurut temen-temenku beliau itu terkenal garang dan terkadang humoris.

Saat latihan berlangsung pak Beni terus mengajari kami di bagian angklung namun karena Fika dan Zahra masih awam memainkan angklung mereka sering melakukan kesalahan hingga pada akhirnya.

Pak Beni menatap Zahra dan Fika dengan sorotan mata yang sangat tajam, lalu menggebrakan drum yang ada disampingnya.

Braag!! Sontak semua orang yang berada diruangan seni tersebut melihat ke arah sumber suara, dan kulihat mereka langsung menunduk. "Kalian tuh gimana sih! Daritadi bapa ajarin gak bisa-bisa!!  Udah sanah keluar!!" aku pun hanya menunduk ada sedikit rasa takut, dan kulihat Fika dengan mata yang berkaca-kaca.

Sesampainya di kelas Fika mengajakku ke rootrof. Dan ia pun langsung memeluk dan menenggelamkan kepala nya dibahuku, dan kurasakan bahuku basah. Dan aku yakin Fika menangis.

"Fik, kamu kenapa?" ucapku seraya menggerakan bahunya. Namun Fika tak mengubris pertanyaanku namun tetap menangis di bahuku.

Setelah beberapa menit, Fika pun langsung membuka suara nya.

"A-ku gak su-ka di ben-tak ben-tak kayak tadi" ucapnya sambil terbata-bata menahan tangisnya.

Aku pun menyeka air mata yang jatuh di pipi Fika. "Fika, semua orang juga pasti gak suka di bentak. Tapi asal kamu tahu, Pak Beni membentak kita itu karna dia sayang sama kita agar kita bisa jauh lebih baik"

"Ta-pi aku gak suka, aku gak terbiasa di bentak. Dan pokonya aku gak mau di bagian angklung"

"Tapi gak bisa gitu Fika, itu namanya kamu lari dari tanggung jawab"

"Ta-pi tadi Pak Beni marahnya ke aku karna aku salah terus. A-ku ta-kut Flo" ucapnya seraya memelukku kembali. Kurasakan badan Fika bergetar dan dia menangis kembali.

"Fika, itu bukan salah kamu, Pak Beni itu marah kesemuanya. Dan inget Kita itu team. Jika ada satu kesalahan maka itu akan menjadi kesalahan bersama." ucapku yang terus menenangkan Fika.

Fika pun tersenyum tipis kepadaku dan menyeka air matanya.
"Makasih ya Flo, ternyata aku gak salah nilai kamu"

"Maksudnya?"

"Orang-orang pada bilang kamu itu orang nya cuek, jutek dan sebagainya tapi entah mengapa hati aku berkata kalo sebenernya kamu itu baik, penuh perhatian hanya saja kamu belum terbiasa dengan lingkungan baru kamu sehingga kamu jadi cuek."

Aku pun tersentuh mendengar perkataan Fika yang kurasakan itu tulus dari hati. Dan tak terasa air mata bahagia ku jatuh, dan dengan sigap Fika menyeka air mataku.

"Sekali lagi makasih ya Flo, kamu udah ngertiin aku. Kamu mau kan jadi sahabat aku?"

Entah dorongan dari mana aku pun langsung mengiyakan pertanyaan dari Fika dan Fika pun memelukku kembali.

Hari ini aku sangat bahagia karena aku bisa mempunyai seorang sahabat. Seorang Fika yang cerewet, namun sangat baik dan tulus.

"Fik tanggung jawab! Bahuku basah semua karna kamu nangis sampe sampe ingusmu nempel disini" decak ku frustasi.

"Djih enak aja, aku gak ingusan ko" ucapnya tak mau kalah

"helleh"

"Lagian kalo iya gue ingusan, ingus gue wangi ko"ucap Fika dengan melipat kedua tangannya.

"Najong lu! hahaaa"

Akhirnya kami pun tertawa bersama. Dan aku merasa beruntung bisa menjadi sahabat nya Fika.

Saat kami sedang asiknya tertawa tiba-tiba ada yang memanggilku.

"Flo"

"Iya kenapa doni?"

"Ini ada titipan" ucapnya sambil menaruh permen karet dan sepucuk surat kecil berwarna merah.

"Thank ya"

"Oke" ucapnya kepadaku dan meninggalkan kami berdua.

"Cieee dapet surat cinta, dari siapa tuh? jangan-jangan" ucap Fika memicingkan mata ke arah Flo dan menatapnya curiga.

"Apaan sih, kepo aja"

Fika pun memasang wajah puppy eyes nya "aku mau tahu Flo"

"Yaudah nih, tapi jangan bilang siapa-siapa".

"Siap sahabat tercantikkuh"
Sambil terkekeh.

"aihh.. Alay" Flo pun membuka membaca isi suratnya.

Hii Adinda Flora Davidson, hari ini sejuk sekali yah. Seperti kesejukan saat aku melihatmu tersenyum dan tertawa bersama Fika, aku jamin suatu saat nanti aku bisa bikin kamu tersenyum hingga tertawa.

MyprinceOfthemoon.

Aku pun hanya tersenyum tipis, rasa nya ada yang aneh setiap Bima memberikan permen karet dan sepucuk surat kecil berwarna merah yang berisakan gombalan recehnya itu.

Aku pun heran kenapa Bima harus repot setiap harinya untuk memberikan surat kepadaku sedangkan Bima dengan aku sendiri sekelas. "dasar, cowo aneh! " gerutuku dalam hati.

Lalu aku pun menaruh surat tersebut di sakuku dan memakan permen karetnya.

"Mau gak permen karetnya?" ucapku menawarkan kepada Fika.

"Gak ah, itukan khusus buat kamu. Oh iya Myprinceofthemoon itu siapa Flo? Ko sweet banget ya sampe-sampe kirimin kamu surat"

"Gatau ah, lagian gak penting juga"

"Maaf ya Fik aku gak ngasih tahu kamu, mungkin belum saatnya" batinku

***

Alhamdulillah aku bisa selesain part ini. Jangan lupa vote and comment.

Salam
userbie

Love bubble gumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang