Part 5-Dejavu

13 8 0
                                        

"Hayo. Gak baik ngomongin orang loh. Apalagi dari belakang"ucap seseorang yang berada di belakangku.

Dengan reflek,kepalaku langsung melihat ke atas untuk mencari seseorang tersebut.

"Eh,ada Indra. Hehe"ucap Cia.

"Iya nih,hehe"balas Indra seraya tertawa.

"Mau jenguk Ria lagi?"tanya Angel.

"Gak kok. Tadi kan udah jenguk"jawab Indra.

"Trus? Kok kesini lagi?"tanya Angel lagi.

"Mau ngasih surprise aja"jawab Indra sembari merapikan poniku yang menutupi perban di kepalaku.

"Aduh,ini orang. Buat malu aja"pikirku.

"Apaan nih? Kalo mau ngeliatin aku gak usah pake melotot juga. Leher mu emangnya gak pegal liatin gue mulu?"canda Indra.

"Argh"rintihku sembari menutup mukaku karena rasa malu yang tak dapat tertahankan lagi.

"Hahaha. Si Ria salting"ejek Angel.

"Hahaha,iya nih. Eh,Ngel. Kita pergi yuk"ajak Cia.

"Kemana? Kan kita baru sampai kesini. Masa balik lagi"gerutu Angel.

"Coba lo liat Indra. Dia itu udah nge-kode kita buat pergi"kata Cia menjelaskan kepada Angel agar mengerti.

"Ahh,Cia. Lo gak bisa diajak kerja sama ya"ujar Indra geram.

"Yaelah. Gitu toh maksudnya"gumam Angel.

"Iya. Yuk pergi"ajak Cia sembari menarik tangan Angel.

Sesudah kedua temanku itu pergi,Indra mengambil posisi duduk di sebelahku. Sama dengan posisi kak Darren tadi.

"Get well soon,baby"ucap Indra seraya mengeluarkan sekuntum bunga yabg ditengah-tengahnya terdapat coklat.

"Buat aku?"tanyaku polos.

"Ya iyalah"jawab Indra seraya mencubit pelan pipiku.

"Makasih banyak"ucapku terharu.

"Lah. Kok nangis?"tanya Indra kaget ketika melihat setetes air mataku jatuh ke baju pasien yang sedang kupakai.

"Gimana ya? Aku juga gak tau. Aku kayak ngerasa dejavu gitu. Seneng trus terharu. Aku kayak pernah ngerasain ini dan aku gak bisa mengingatnya"jawabku.

"Ohh. Kukira ada apa?"ucap Indra seraya menyenderkan kepalaku dibahunya.

Aku merasa,kalau aku sangat merindukan orang disampingku ini. Meski aku tak tau bagaimana perasaanku terhadapnya dulu,tapi hatiku bereaksi padanya. Hatiku mengatakan padaku,kalau aku sangat merindukan seorang Indra Marvian.

"Dejavu ya?"tanya Indra membuka obrolan lagi.

"Iya"jawabku singkat.

"Aku pernah sih,ngasih kamu bunga waktu 1 tahun anniversary kita dulu"jelasnya.

"Wow. Hubunganku dan Indra kayaknya langgeng banget"pikirku.

"Emm,kamu gak mau istirahat dikamar dulu? Kan kamu belum terlalu sehat"ucap Indra dengan nada khawatir.

"Males ih. Bosen"balasku.

"Yaudah. Kalo gitu jaga kesehatan kamu. Get well soon,baby"katanya seraya mengelus kepalaku dengan pelan.

"Tadi kan kamu udah ngatain itu,masa diulangi lagi. Tapi,thank you deh buat kamu"ucapku sembari tersenyum manis kepada Indra.

Dia mengusap lagi kepalaku dan kemudian pergi entah kemana.

"Suka banget deh ngelus kepala orang"batinku sembari tersenyum kecil.

"Perlakuan Indra dan kak Darren benar-benar berbeda terhadapku. Tapi,aku bersyukur punya orang yang peduli denganku. Terimakasih Tuhan,karena telah menyadarkanku dari tidurku yang panjang" pikirku lagi.

"Wehh,pacarmu perhatian ya"ucap seorang wanita yang mengambil posisi di sebelahku.

"Iya,tan"jawabku.

"Omong-omong,tante punya berita bagus dan berita buruk. Kamu mau denger yang mana duluan?"tanya tante.

"Berita bagus dulu deh tan"pilihku.

"Berita bagusnya,3 hari lagi kamu udah boleh pulang"kata tante.

"Beneran nih tan?"tanyaku ragu.

"Iya. Dokter sendiri bilang gitu"jawab tante meyakinkan.

"Kalau berita buruknya,apa tante?"tanyaku.

"Kamu yakin udah siap?"tanya tante balik.

"Siap kok"jawabku pasti.

"Darren,udah pindah kesekolah kamu"jawab tante.

"Hah?"ucapku kaget.

"Soalnya disitu ada club fotografi. Jadi dia tertarik deh"kata tante.

"I wanna die"gumamku.

"Dont do that"larang tante.

"Tante,Ria boleh tanya sesuatu gak?"ujarku.

"Boleh. Tanya aja"jawab tante.

"Cuma tante jangan bohong ya sama Ria"kataku.

"Iya"ujarnya.

"Jadi....Ria mau tanya soal kecelakaan itu tante".

MemoRy (Dewa Writter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang