[02] Atta's Charm

41 26 29
                                    

"Maa, Atta pamit ya?" Ucap Atta sambil saliman sama ibunya.

Ya, Hubungan Atta dengan ibunya memang cukup renggang. Karena ibunya pekerja keras dan jarang dirumah. Hari ini saja karna kebetulan ibunya ada dirumah. Bahkan sangkin sibuknya mama Rina beliau tidak sempat membuatkan sarapan untuk Atta da Ardhan adik Atta. Oh iya, bapak Atta sudah meninggal sejak Atta duduk dibangku kelas 4 sekolah dasar. Itu artinya Ardhan ditinggal bapaknya sejak ia masih sangat kecil.

Tapi beruntunglah, Atta adalah sosok pria yang sadar. Walaupun kondisi keluarganya yang seperti ini dia tidak pernah merasa terpuruk. Dia selalu menampakan wajah berseri dengan senyum khasnya. Bahkan tak jarang dia berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Boyfriend matterials banget kan?

Atta keluar rumah dengan sepeda kesayangannya. Ya, dia pecinta alam. Dia cinta lingkungan dan entahlah. Padahal jarak rumah dan sekolahnya lumayan jauh, yang mengharuskan Atta berangkat lebih pagi dari siswa kebanyakan. Atta mengayuh sepedanya dengan earphone yang meyumpal kedua telinganya. Ia terlihat sangat bahagia dan... Tampan(?)

Tiba pandangan Atta tertuju Pada satu objek. Atta menghentikan sepedanya. Dilihatnya seorang gadis yang baru baru ini dekat dengannya.

"Sya? Jadi ini rumah kamu?"kata Atta agak berteriak.

"Iya" Hanya itu jawaban Meisya,dengan senyum tipis yang terukir dibibirnya yang merah.

"Mau ikut aku?" Atta menepuk nepuk bagian sepeda yang berada dibelakang stang sepeda BMX miliknya. Kalian tau kan maksudnya?

"Eh? Nggak usah. Biar aku naik angkot aja" Tolak Meisya halus. Attapun kembali melanjutkan perjalanannya kesekolah.

YaTuhan. Apa apaan dia ini? Masa aku disuruh naik dengan jarak sedeket itu sama dia? --Batin Meisya, ia bergidik ngeri.

Meisya mengamati punggung itu yang perlahan menjauh. Tak lama, angkot birupun berhenti dihadapan Meisya.

Diatas angkot Meisya membuka isi tasnya. Ia mengecek apakah susu kotaknya ada dan benar saja, susu kotak berperisa coklat bertengger manis didalam sana. Senyuman Meisya terukir dibibirnya. Meisya mendongakkan kepalanya, ia iseng melihat kebelakang lewat kaca angkot itu. Meisya kaget. Hampir tak percaya. Ternyata Atta berada tepat dibelakang angkot biru yang Meisya naiki.

Parahnya, Atta senyum sambil dadah dadah ke Meisya, berasa ganteng banget. Emang ganteng sih^^

Apaan lagi ini. Aku maluu --Batin Meisya menjerit. Pipinya merona.

🐾 🐾 🐾

Sesampainya Meisya dikelas, Meisya masih memikirkan Atta. Apa yang ada dipikiran bocah itu?

"Ghif? Menurutmu gimana kalo jaman sekarang masih ada orang yang berangkat sekolah pake sepeda?" Tanya Meisya pada Ghifa yang tengah melahap sandwich.

"Hm? Bagus dong. Ramah lingkungan"

"Iya tapi kan.."

"Ada tuh anak SMA kita yang masih bawa sepeda. Oh iya, si Atta Atta itu, yang kemaren dia disuruh ngomong bahasa inggris sama Miss Alif"

"Masa sih dia pake sepeda?" Meisya pura pura tak tau.

"Kamu pura pura gak tau apa gimana sih sya?" Ghifa mulai kesal. Ghifa pikir ia hanya dijadikan, seperti anak kecil yang ditanya ibunya padahal jelas jelas sang ibu sudah tau jawabannya.Meisyapun menggaruk pelan tengkuknya. Antara malu, gugup.

🐾🐾🐾

Ketika jam istirahat berbunyi. Anak anak berlomba lomba untuk pergi kekantin dan berebut tempat duduk. Karena jika telat, mereka tak kebagian tempat duduk dan semakin lama mengantri.

Tapi sekarang ini Meisya seorang diri dikelas.

"Sya" Panggil seseorang dari balik pintu kelas yag hanya menongolkan kepalanya saja.

"Masuk aja"Kata Meisya pada Atta. Ya orang itu Atta.

"Gak ngantin?"

"Enggak. Aku udah nyusu"

Atta tertawa terbahak bahak. Meisya bingung.

"Ini manusia satu kenapa sih?" Meisya natap Atta aneh.

"Kamu nyusu sama kebo apa sama sapi. Ha ha ha!" Atta tertawa sambil menepuk tangannya. Dia memang begitu.Tertawa sambil tepuk tangan(?)

"Gila. Oh ya tadi pagi ngapain ngikutin aku?"

"Ngikutin?"

"Iya"

"Enggak kok. PD banget sih" Ini terdengar seperti meledek.

"Oh. Iya udah"

"Gimana persiapan buat lusa sya?"

"98%"

"Loh kok uda 98% aja?"

"Lah terus?"

"Harusnya 85%. Nanti setelah kamu pamit sama aku baru 93% te--" Ucapan Atta terpotong.

"Terus Meisya minta uang saku sama Atta. Selesai deh 100%" Kata Meisya ceria sambil menampilkan smile eye miliknya. Manis.

"Gak lucu deh" Kata Atta sambil menahan tawa gelinya.

"Ih dasar. Ta? Kalo boleh tau kenapa masih pake sepeda sih? Gak cape? Kan jauh"

"Kamu maunya aku pake motor terus aku boncengin kamu? Atau aku naik angkot bareng kamu?"

"Serius Taa"

"Iya iya. Kamu afal dhasa darma?"

"Hafal"

"Sebutin dhasa darma kedua"

"Kok kaya acara quiz ya? Iya deh. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia"

"Nah itu Sya. Aku diajarin Papa aku buat cinta sama alam, sama lingkungan disekitar kita."

"Jadi?" Sumpah ini manusia polosnya kebangetan.

"Sya. Aku naik sepeda buat ngurangin polusi. Lagian kan sehat"

"Pecinta alam? Udah pernah muncak?" Tanya Meisya antusias

"Belom sya, aku belom dibolehin mama" Mendadak Atta sedih.

"Ih jangan gitu. Ngga papa. Aku juga pengen muncak loh. Barangkali bisa bareng kan?" Meisya berusaha ngebangkitin semangat Atta.

"Iya Sya. Nanti juga ada waktunya"

Sumpah, dia keren banget. Bukan cuma penampilan. Dia baik, lucu, suka gemes akutu --Batin Meisya

Setengah Hatiku TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang