Kompleks Pantai Mutiara
Pluit, Jakarta Utara, Indonesia
31 Desember 2010
Therecia Vania Tjandrajaya lagi-lagi membuang seluruh makanan yang telah disediakan oleh PRT-nya. Gadis mungil itu memarahi Bik Inah yang saat itu sedang kerepotan membersihkan kekacauan yang disebabkan oleh anak keempat dari Peter Tjandrajaya dan Mira Shelene Tjandrajaya.
Seperti biasa, tidak ada orang di rumah. Vania kecil harus melewati tahun baru kali ini sendiri lagi. Dirinya sudah terbiasa, dan ia tidak bisa memarahi siapapun, tidak ayahnya, tidak ibunya, tidak kakak nya, tidak adiknya. Maka pilihannya adalah marah pada makanan yang berada dalam piring tersebut.
"Sus, aku nggak mau makan!" Vania kembali memarahi Bik Inah saat ia melihat wanita muda berpakaian seragam orens itu masuk ke dalam kamarnya.
"Non, kalau gitu diminum dulu ini susunya." Bik Inah masih belum menyerah. Ini semua bagian dari pekerjaanya, membuat Vania harus mengonsumsi sesuatu, atau tidak ia akan kehilangan pekerjaanya.
Vania memandang segelas susu cokelat yang dipegang oleh Bik Inah. Itu susuk cokelat favoritnya. Tapi ia benci itu.
Prangg..
Bik Inah yang melihat pecahan gelas di atas lantai, hanya bisa menggeleng pasrah. Dengan hati yang sedih, ia mulai membersihkan potongan gelas kaca yang pecah kemudian mengelapnya dengan kain pel.
Vania kecil yang melihat pemadangan itu hanya mendengus kecil. Ia tidak ingin melewati ini semua sendiri. Ia ingin ayahnya. Ia ingin ibunya. Ia ingin kakaknya. Ia ingin adiknya. Mengapa seakan-akan dunia berusaha menyingkirkan gadis kecil yang kesepian ini ke tempat asing?
Kenapa?
Vania kecil sudah tahu jawabannya. Karena hidup tidak selamanya adil.
"Selamat tahun baru, kurcaci kesepian." Ujarnya pada diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANIA & GIDEON (Tjaya's Fam Series IV)
Romance#23 in Mandarin (12 May 2018) #877 in Love Story (16 May 2018) "Tiga hal yang perlu lo lakuin. Satu, putusin Gladys. Dua, besok anter jemput gue ke sekolah pake motor lo. Tiga, nggak usah lo bermimpi untuk jadi cowo gue, karena gue nggak suka cowo g...