Wuxing Street, Xinyi District Road, Taipei, Taiwan
Taipei 101 Building Apartment
31 Desember 2010
Seorang laki-laki berusia dua belas tahun menghampiri ibunya yang sedang memasak di dapur. Dapur itu tampak berantakan, karena sang empunya dapur hendak memasak banyak hidangan yang lezat. Sepertinya sebentar lagi akan diadakan acara makan-makan bersama.
"Ma ma, wo men zhen de yao pan qu yin ni ma?"(1) tanya bocah lelaki itu dengan permen di dalam mulutnya dan dengan tangan yang memegang mainan robot batman.
Wanita cantik berusia awal tiga puluh tahun menjawab pertanyaan putranya dengan sabar.
"Shi de. Ni bu yao dan xin. Zai ni de xin jia, ni neng jiao dao hen duo peng you. You hen duo wan ju, you hen duo xin dong xi ni neng xue dao de."(2)
Terlihat bocah itu masih ingin merajuk, namun sang ibu menggelengkan kepalanya. "Ni qu wan ba. Ma ma you cu ni xi huan chi de dong xi. Tai huer, mama bei ni yi qi wan, hao ma?"(3)
"Hao de".(4) Jawab anak kecil bertubuh gembul imut itu.
Gideon Lee alias Li Chen Liang namanya. Memiliki tubuh gemuk dan rambut yang lebat. Robot favorit nya adalah batman, dan makanan favoritnya adalah permen. Mendapat peringkat paling atas di sekolahnya, Gideon Lee sungguh selalu menjadi contoh anak yang berprestasi bagi ibu-ibu yang menyekolahkan anaknya di sekolah yang sama dengan Gideon.
Ayah Gideon adalah seorang arsitek terkenal diTaiwan. Beberapa bangunan gedung pencakar langit adalah hasil harya dari Li HongLiang. Ibu Gideon adalah seorang konsultan fashionhandbag. Mereka tinggal bertiga disalah satu apartement cukup mewah di bilangan Taipei 101, gedung hijau palingtinggi di dunia yang terkenal dan termask dalam salah satu keajaiban dunia.
Sekilas, tampaknya semuanya sempurna. Tapi, sebenarnya tidak.
Alasan Gideon harus ikut ibunya untuk berpindah ke Indonesia adalah, perceraian.
Ibu dan ayahnya hendak bercerai, oleh sebab itu Gideon harus mengikuti ibunya pulang ke kampung halamannya, Indonesia. Kabarnya, ayahnya akan menikah lagi dengan wanita lain di Taiwan.
Gideon memandang wajah ibunya yang tampak letih. Walau sebenarnya ia tidak mengerti mengapa ayah dan ibunya harus bercerai, tapi ia tahu itu akan membuat ibunya lebih bahagia. Gideon tidak pernah tahu, mengapa harus ada pernikahan bila pada akhirnya berpisah seperti itu?
Sebentar lagi, keluarga ayahnya akan datang ke apartemen mereka, ikut merayakan tahun baru bersama mereka.
Fatmawati Syailendra, harus berpura-pura bahagia di hadapan mertuanya. Mereka berencana tidak akan mengabarkan kabar perceraian mereka sampai setidaknya seminggu setelah tahun baru. Biarlah tahun baru kali ini adalah tahun baru terakhirnya dilewati bersama suami berserta keluarganya.
Li Hong Liang sendiri pun harus menahan semua perasaannya. Semuanya akan baik-baik saja.
Gideon Lee diam-diam menarik nafas panjang. Ia juga harus tahu, hidup tidak selamanya indah. Hidup memang penuh dengan pura-pura. Apa nanti di Indonesia, ia akan merasakan banyak kepalsuan hidup? Apa ia siap dengan semuanya?
"Xin nian kuai le, A Liang." (5) Ucap Gideon kepada dirinya sendiri.
---------
Terjemahan:
(1) "Mama, kita benar-benar harus pindah ke Indonesia?"
(2) "Betul. Kau jangan khawatir. Nanti di rumah barumu, kau akan bertemu dengan banyak teman baru. Banyak mainan, dan banyak hal baru yang akan kau pelajari."
(3) "Kau pergi main saja. Mama ada masak makanan kesukaan kamu. Nantinya, mama akan menemani kau main. Ya?"
(4) "Ok"
(5) "Selamat tahun baru, A Liang." (A Liang adalah nama panggilan dari Li Chen Liang, hanya disingkat.)
NOTE:
Hi, aku kembali sama satu cerita series. Kali ini kisah tentang Vania Tjandrajaya, anak keempat dari Peter Tjandrajaya. Nggak janji bisa update teratur, tapi janji pasti update :)
Vote & Comment?
KAMU SEDANG MEMBACA
VANIA & GIDEON (Tjaya's Fam Series IV)
Romance#23 in Mandarin (12 May 2018) #877 in Love Story (16 May 2018) "Tiga hal yang perlu lo lakuin. Satu, putusin Gladys. Dua, besok anter jemput gue ke sekolah pake motor lo. Tiga, nggak usah lo bermimpi untuk jadi cowo gue, karena gue nggak suka cowo g...