Hinata dan Naruto akhirnya menjadi teman akrab karena seringnya mereka bertemu di kereta atau di stasiun kereta. Berbagai hal konyol pun telah mereka alami bersama, baik di stasiun maupun di kantor, yang mana semakin melekatkan hubungan mereka seperti lem Aibon.
Kekompakan mereka membuat sang supervisor, Pak Kakashi, mempercayakan mereka berdua untuk diperbantukan sementara di kantor cabang Bekasi selama seminggu.
Baik Naruto maupun Hinata belum pernah ke Bekasi menggunakan kereta, dan perintah dari Pak Kakashi membuat mereka sekarang melongo menatap rute kereta di meja kantin kantor asal.
"Berarti kita harus transit di Manggarai lagi nih?" Tanya Hinata sembari memijit pelipisnya.
"Pasti itu, Nat. Kalau kita berangkat dari Bogor, kita hanya akan berdesak-desakan hingga Stasiun Manggarai, selebihnya mungkin kita akan dapat tempat duduk karena kita pergi melawan arus," jelas Naruto.
Kepala mereka terasa pening.
"Lalu kita turun di stasiun apa?" Tanya Hinata lagi.
"Kalau kata google sih, Klender Baru paling enak," jawab Naruto sembari memperlihatkan hasil pencariannya kepada Hinata.
"Kita perlu bawa tabung oksigen nggak?" Tanya Naruto lagi.
"Buat apa?"
"Kan Bekasi udah lain planet."
"Wah jahat kamu."
***
Jadilah mereka berdua saling berjanji akan menunggu di Stasiun Cilebut jika salah satu dari mereka sampai di stasiun lebih dulu. Hinata memilih untuk berbelanja minuman di minimarket sembari menunggu Naruto.
Ah, ini kan, minuman jeruk kesukaan Naruto. Aku belikan juga deh, batin Hinata seraya mengambil satu botol minuman jeruk berukuran tanggung.
Hinata pun tidak tahu sejak kapan ia begitu peduli pada pemuda kuning yang jahil itu, namun Hinata merasakan suatu urgensi untuk memperhatikannya. Akhir-akhir ini, karena mereka berada pada divisi yang sama, mereka jadi sering melakukan aktivitas bersama. Beberapa kali mereka bertemu di gerbong atau rangkaian kereta yang sama, atau bahkan bertemu di stasiun. Malah, akhir-akhir ini, mereka sering pulang ke Bogor bersama pada saat akhir pekan.
Hinata juga tidak mengerti mengapa akhir-akhir ini Naruto lebih perhatian kepadanya. Pada saat coffee break di kantor, tanpa diminta, Naruto membawakan beberapa kue basah ke meja Hinata.
"Yosh, Hinata!"
Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Naruto menggunakan kemeja lengan panjang berwarna biru yang lengannya digulung hingga siku. Untuk bawahannya, ia memakai celana bahan berwarna hitam. Penampilannya cukup mempesona bagi Hinata, apalagi ditambah bulir keringat di pelipis pemuda berkulit tan itu. Kalau saja ia tak memakai handuk 'Good Morning' di sekeliling lehernya sehingga ia lebih mirip tukang becak eksekutif, penampilannya sudah sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peron Satu [COMPLETED]
FanfictionKamu mengambil ciuman pertamaku, lalu kau mengambil hatiku, melalui rangkaian pertemuan di Peron Satu. Spesial untuk memeriahkan #NHFD9 [DISCLAIMER] Naruto dan segala karakternya milik Masashi Kishimoto.