2. Dekat Tapi Terasa Jauh

3.1K 272 17
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

"Naruto tumbuh menjadi pria yang sangat tampan, ya. Sekarang ia tinggi sekali. Padahal dulu tubuhnya mungil dan dia selalu jatuh ke selokan setiap kali bersepeda. Entah apa yang ia lamunkan."

Sakura terkikik geli menanggapi perkataan bibinya, Tayuya. Tayuya dan keluarganya baru berkunjung ke rumah Sakura lagi sejak enam tahun yang lalu. Selama ini keluarga Sakura lah yang berkunjung ke rumahnya. Karena itu Tayuya sedikit terkejut saat berpapasan dengan Naruto tadi.

"Mungkin karena selama ini aku selalu bersamanya, jadi aku tidak menyadari perubahan itu."

"Apakah kalian sudah berpacaran?"

"Apa? Tidak." Sakura membuka oven dan mengambil kue keju yang sudah matang. Ia akan memulai untuk menghiasnya di bantu oleh Tayuya. "Naruto adalah sahabatku."

"Hei. Wanita dan pria itu tidak bisa selamanya berteman, lho."

"Tidak ada cinta di antara kami, bibi. Lagipula mana mungkin Naruto menyukai wanita sepertiku. Tipe wanitanya adalah yang lembut dan feminim."

"Tapi menurutku kau juga feminim. Tentu saja kau feminim karena kau adalah wanita."

Sakura tersenyum. "Bagaimana pun, aku tidak bisa membayangkan adanya perasaan khusus di antara kami. Aku menyukai Naruto sebagai sahabatku, dan selamanya akan tetap seperti itu."

Naruto berdiri di balik pintu dapur yang setengah terbuka. Ia baru saja ingin mengejutkan Sakura karena kedatangannya. Sebelumnya Sakura memberitahunya kalau ia sedang membuat kue keju dan berharap Naruto juga akan ikut menyantap bersama keluarganya. Tapi kemudian ia mengurungkan niat itu. Ia tidak sanggup menampilkan diri.

Selama ini ternyata Sakura menganggapnya tidak lebih dari teman. Naruto tersenyum miris. Tentu saja. Cinta pertama wanita itu bukanlah dirinya.

Ia merasa sedih, jujur saja.

∞∞∞

Sasuke tersenyum melihat wanita berambut merah muda yang sedang asyik menyapu halaman rumahnya dari dedaunan kering. Wanita yang tiba-tiba merasa jengkel karena daun-daun kering itu terus berjatuhan dari pohon, semakin memperlama pekerjaannya. Sesekali ia mengumpat dan mengacaukan lagi yang telah ia bereskan.

Sasuke tidak bisa menahan tawanya. Ia berjalan menuruni beranda rumahnya menuju jalan. Seraya menoleh ke kiri dan ke kanan, ia menyeberangi jalan kecil itu dan berhenti di depan rumah Sakura. Wanita itu masih berseteru dengan dedaunannya.

"Hei." panggil Sasuke.

Sakura menoleh. Jantungnya berdegup dengan kencang melihat seorang pria yang sedang berdiri di depan pagar rumahnya dengan kedua tangan di dalam saku.

"Hei."

"Ku lihat kau sedang berkelahi. Apa kau baik-baik saja?"

Sakura terkekeh. "Masuklah, Sasuke."

The Best Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang