9. Asal Kau Bahagia

2.5K 229 39
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

"Astaga, astaga," Konohamaru meletakkan keranjang buah ke atas nakas samping ranjang rumah sakit seraya geleng-geleng kepala. "Kau benar-benar mengejutkan, bung. Cinta memang hal yang meyakitkan, tapi kau berjuang menghalau semua rasa sakit itu. Keren sekali."

"Mengapa repot-repot membawa buah? Sore ini aku akan ke luar dari rumah sakit."

"Ibuku bersikeras untuk memberikannya kepadamu. Lagipula memakan buah tidak berarti kau masih sakit."

Naruto mendengus pelan. Ia menunjuk kursi kecil yang berada di dekat kaki Konohamaru. "Duduklah."

Konohamaru duduk di sana dengan tarikan napas panjang. "Apa yang terjadi kepadamu, Oniisan? Bibi Kushina mengatakan kalau kau tertabrak mobil."

"Itu benar."

"Mengapa kau harus tertabrak mobil?"

"Lalu aku harus tertabrak apa? Pesawat?"

Konohamaru tertawa geli. "Aku serius. Tapi lucu juga membayangkan dirimu tiba-tiba di tabrak oleh pesawat yang seharusnya hanya bisa berada di udara. Mungkin kau memiliki kekuatan super yang membuatmu bisa terbang ke langit, Oniisan. Seperti... kekuatan Rikkudo Sennin?"

Naruto menatap malas pada Konohamaru.

"Lagipula mengapa kau harus tertabrak, Oniisan? Apakah kau tidak menggunakan matamu dengan baik?"

"Lebih baik kau pulang saja jika kedatanganmu hanya untuk mengomeliku."

Konohamaru berdecak. Ia melipat kedua tangannya di depan dada dan memasang raut wajah sedang berpikir. "Sepertinya kau butuh berkencan supaya tidak halu."

Naruto menaikkan satu alisnya.

"Kau pasti tertabrak karena meracau dalam pikiranmu kan, Oniisan? Kau membayangkan hal-hal yang romantis dengan Sak—"

"Apa kepalamu mau ku pukul, Konohamaru?"

"Kalau begitu biarkan aku mengenalkanmu pada seseorang. Seorang wanita. Dia sehat dan berpikiran baik."

Deringan ponsel Naruto yang tiba-tiba mengejutkan mereka. Karena ponselnya berada di atas nakas di dekat Konohamaru, Konohamaru pun menjadi tahu siapa yang menelepon. Pria itu langsung menahan tangan Naruto yang akan mengangkat panggilan itu.

"Jangan di angkat."

Naruto menatap tidak suka pada Konohamaru. Ia menyentak tangan Konohamaru agar pria itu melepas tangannya.

"Kalau kau mengangkatnya, tekadmu untuk melupakan Sakura-neesan pasti akan gagal. Selama ini kau selalu gagal, bukan?"

Tangan Naruto berhenti di udara. Mereka pun terdiam hingga ponsel itu berhenti berdering. Naruto duduk dengan kaku, pandangannya mengarah pada kedua tangan di atas pangkuannya.

The Best Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang