Ayo aleta seraaannggg, jangan mau kalah sama mereka, mereka sudah cari gara-gara sama anak sekolah kita, jangan mundur ayo serraaangg,,,,,
"Serrraaaaangggggg" sorak elata dengan keras dan kemudian terbangun karna percikan air dari jari-jemari nenek nya, sekilas mimpi aleta dalam perkelahian yang sedang seru berakhir, nenek aleta seraya mengumpat karna cucunya ini selalu mencoreng nama baik keluarganya, nenek aleta tidak menyukainya, karna sikap aleta yang brandal, lain dengan Anata Ermana Sanjaya kakak kandung aleta, yang sangat berbeda dengan nya, sholehah, cantik, berbakat, bahkan dia sudah kerap di panggil di acara televisi swasta untuk memberikan tausiah, itu sebabnya nenek dan kakeknya lebih menyukai kakaknya di banding dirinya,***
Dalam keadaan hening aleta dengan malas mengambil roti yang diolesi selei kacang di depan nya, aleta tidak menyukai kacang karna setiap aleta memakan kacang seluruh badanya akan merasa gatal, nenek aleta mengetahui kalau aleta sedang megumpat dalm hatinya, "sudah cepat habis kan" ucap nenek nya bernada tinggi, "ini adalah hari pertama mu di sekolah tolong jangan buat kekacauan, untung kakek mu ada kenalan orang dalam kalau tidak mau jadi apa kamu, SMA saja tidak lulus."
Perkataan neneknya membuat aleta semakin menggumpat dalam hati, ingin rasanya aleta menjawab kata demi kata yang keluar dari mulut nenek nya itu, namun dia tidak berdaya dengan hal itu,
Yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah diam sambil menatap tumpukan roti kacang di depan nya,
"Hari ini kamu pergi sekolah diantar mang arif dan nanti selepas pulang sekolah kamu akan de jemput, tidak ada yang namanya keluyuran seaudah pulang sekolah," "iya nek" sambil menghela nafas aleta berdiri berjalam menuju teras untuk siap-siap pergi sekolah, sesampai di depan pintu teras suara nenek membuat nya terkejut "Aleta besok kamu tidak boleh pakai celana pergi sekolah, kamu harus mengunakan rok saat berada di sekolah dan hijab mu itu harus di perdalam lagi, contoh dong kak mu itu,,,,,,,"
Sebelum nenek nya selesai bicara aleta berlarian keluar dan masuk kedalam mobil, aleta tidak menghiraukan kemarahan nenek nya saat di tinggal tadi, aleta tidak suka di bedakan dengan kakak nya,***
Sesampai di sekolah aleta turun dari mobil memperhatikan sekeliling nya, "sekolah elit ternyata pasti membosan kan" umpat aleta berjalan menuju gerbang sekolah murid-murid lain memperhatikanya dengan heran, mungkin karena pakaian nya mungkin,
Aleta memakai pakaian anak sekolahan pada umum nya, baju berwarna putih layaknya anak SMA, hijab warna putih, yang di lilit di bagian dadanya dan celana dasar berwarna putih, ya celana dasar putih yang dipakai nya, mungkin di sekolah nya yang lama tidak perpengaruh sama sekali, lain halnya dengan tempat nya yang baru, murid-murid nya mengukuti trend kekinian,Aleta tidak menghiraukan pandangan tersebut dengan santai ia berjalan memegang ransel dan di sandang di sebelah bahunya, dengan bosan aleta melirik jam nya, masih ada waktu lima belas menit lagi untuk menunggu bel masuk, aleta berkeliling mencari tempat yang aman dan nyaman untuk di jadikan bascame untuk merokok, sama halnya yang ia lakukan dengan teman lamanya dulu, mencari tempat yang aman untuk merokok supaya tidak ketahuan oleh guru,
Lorong demi lorong di laluinya, tangaga demi tangga di naikinya, tidak ada satupun tempat yang merasa aman di lihat nya, tidak ada gudang dan tidak ada ruangan yang tidak terpakai "ekhss Sialll" aleta mengumapt kesal, kemudian ide cemerlang terlintas di fikiran nya, "satu tempat yang mungkin aman disini, adalah dimana ornag tidak akan pernah bisa kesana, yayaya gedung atap sekolah," aleta tersenyum sambil berjalan menuju atap sekolah sekolah nya ada 4 lantai, cukup lama untuk pergi ke atap,Sesampai di atap sekolah aleta langsung mencari tempat yang nyaman untuk di jadi kan bascame, aleta melihat sekeliling ny lumayan rapi, di atas gedung juga ada kursi,meja, dan kartu-kartu uno yang berserakan, mungkin ada juga orang lain yang datang kesini,
Aleta duduk santai di kursi menyilangkan kakinya,berselujur dan menyalakan rokok yang dari tadi di simpan di tas nya, layaknya anak laki-laki aleta membuat bulatan, bulatan kecil dari asap rokok yang keluar dari mulut nya itu,
"Wooiii,,,, Sedang santai rupanya"
Aleta meronta kaget mendengar suara itu, dilihat nya kearah tempat suara itu berasal,
Aleta dengan santai melihat segerombolan anak laki-laki yang perpakaian sedikit acak-acakan,
dengan santai aleta berdiri, menghadap gerombolan laki-laki Tersebut, sambil memetik rokok yang ia nikmati dari tadi,
Suasana hening terjadi antara mereka,
Mungkin para lelaki itu terkejut, melihat aleta, gadis cantik berhijab, bulumata yang lentik, hidung mancungnya yang mungil, dan bola matanya berwarna kebiru-biruan,
Tidak sepantasnya perempuan secantik dia ada di tempat seperti ini,
Apalagi dia ngerokok,"Sorry apa kalian sedang mencari sesuatu,?" aleta bertanya ke murid itu, tak satupun dari mereka yang menjawab,
Aleta heran melihat mereka semua mereka seperti patung yang bernyawa,"Siapa kau?"
Akirnya salah satu dari mereka bersuara,
Aleta tersenyum manis, aleta membuang sisa rokok di tanganya, sambil menjulur kan tangan ke para lelaki itu,"Hai,, namu Aleta Ermana Sanjaya, aku murid baru di sekolah ini, "
"Kau anak baru, berani-berani nya kau, datang kesini"
Jawab salah satu dari laki-laki itu,"Sorry, bukan nya ini tempat umum, siapa pun berhak pergi kesini," jawab aleta dengan santai,
"Kau cukup cerdas menemukan tempat ini" jawab salah satu dari mereka munggkin dia ketua gengnya mungkin, yang lain seperti menghormati dia,
Lumayan lah ya tampangnya, badanya tinggi,rambutnya yang acak-acakan, matanya berwana coklat, hidungnya yang mancung, rahangnya yang kokoh, membuat penampilan nya menjadi unik,
"Ini adalah hari pertama dan terakir mu datang kesini, siapapun yang datang untuk kedua kalinya percayalah nyawanya tidak akan selamat" sambung si ketua geng
"Aku tidak takut"
Jawab aleta santai,, apa???
Anak ini sepertinya memancing emosi para lelaki tersebut,"Apa kau serius tidak takut" sambung ketua geng
"Hidup dan mati ku bukan kalian yang menentuakn, walaupun aku harus berkelahi dengan kalaian aku siap"
What,,, aleta sadarlah berkelahi, nenek mu akan sangat marah ketika mendengar kau buat onar di hari pertama mu,
"Lebih baik jangan nanti tangan halus mu terluka, lebih baik kau pergi kesalon saja membersih kan kuku-kuku mu itu" jawab salah seorang dari mereka kemudian di iringi dengan tawaan yang lain seperti mengejek aleta,
Aleta mengeram kesal tak tahan lagi menahan emosi aleta mendekati pria tersebut,
Aleta mengepal tanganya membentuk tinju, dilayang kan nya tepat di wajah pria itu, tapi tidak menyentuh nya sama sekali karna bunyi bel mengaget kan nya, dan aleta lansung menjauh dari gerombolan pria aneh karana ia harus segera masuk kelas.
Aleta tidak menoleh kebelakang sama sekali tidak, para pria itu masih shok dengan emosi aleta,
"Lain kali jangan begitu do" ucap ketua geng melirik aldo yang membuat emosi aleta memuncak
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijaber'S
Teen FictionBelajar mengenal kata hijab yang sebenar nya, bagaimana cara Aleta menjalani hidup dengan hijabnya?