3

854 42 2
                                    

Aleta terus berjalan melewati gang demi gang yang akan mengantarnya pulang, ia pulang jam 7 malam dari sekolah,

Seharian aleta menghabiskan waktunya untuk bersantai dengan teman-temanya, ia butuh ketenangan karna aleta akan mengikuti ujian akhir sekolah,

Aleta terus saja berjalan sesampai di depan rumah ia memperhatikan ada segerombolan pria di gerbang rumah nya, dan tak salah lagi itu adalah danu, dengan santai aleta menghampiri mereka,

Danu tersenyum manis melihat kedatangan aleta,

"Selamat malam aleta erman sanjaya"

Sapa danu sedikit membungkuk kan badanya, layaknya seorang pecundang di mata aleta,

"Ada apa?"

Tanya aleta singkat
Danu tertawa miring melihat kejengkelan aleta

"Apa kau ingat aleta, apa yang kau lakukan kepadaku di loteng sekolah,?
Aku ingin membalas mu"

Aleta bingung danu bukan lah orang biasa yang melupakan semua kejadian yg pernah terjadi

"apa kau tidak malu berkrlahi dan bermain-main dengan perempuan"

Aleta tertawa mengejek, seakan tak peduli kalau danu ingin sekali menghabisinya,

"Kau memang perempuan aleta, tapi prilakumu bagai seekor binatang"

Pllaakkk, satu tamparan hebat menyentuh pipi danu perkataan danu membuat aleta sangat marah,

Siapa dia berani bicara seperti itu kepada aleta

"Apa kau bilang,, mulut mu sama dengan sampah sama-sama kotor, cam kan itu"

Aleta masuk kedalam rumahnya meninggalkan danu yang memegang pipinya bekas tamparan aleta,

Aleta menghilang dari kejauhan danu dan rombongan juga menghilang

****

Kring~kring~kring

Bunyi alaram membangunkan dirinya, diraih nya hp yang berada di meja samping kanan, sudah jam 05:00, dan tak lupa ia melaksanakan kewajibanya,

Aleta anak yang sudah belajar mandiri dari kecil, ia diajarkan untuk tegas oleh keluarganya, aleta terlahir sebagai wanita yang sangat cantik dari segi fisik ditambah lagi dengan hijabnya ia berhijab dari berumur 10 thn

Di umurnya yang masih 10 tahun sudah bayak teman-teman orang tuanya meminta aleta untuk menjadi menantunya,

Orang tua aleta hanya tertawa, aleta sangat cantik dari segi fisik dan hatinya

Aleta pergi kesekolah seperti biasa ia diantar sopir di gang sekolah, tak jauh dari gerbang ia mendengarkan musik seperti biasa,

aleta berjalan santai sambil menikmati alunan musik yang di dengarnya, aleta terus berjalan dengan santai walaupun ia tahu ada orang yang sedang memperhatikan nya dan mengikuti langkah nya dari belakang,

Aleta mencopot earphone yg terpasang di telinganya dan memasukanya kedalam tas,,
Aleta semakin risih karna di ikuti, lama kelamaan aleta mendengar banyak suara langkah kaki di belakang nya, suara itu semakin dekat aleta menoleh kebelakang dan memang segerombolan laki-laki yang berlari kearahnya,

Mata aleta memerah aleta langsung bergegas lari menjauh dari pria tersebut, ia sadar segrombolan pria tersebut tidak bisa dihabisinya satu-persatu,

Aleta lari sekuat yang ia bisa dan menabrak hafiz dan rombonganya,

Melihat aleta berlari ngos-ngosan hafis semakin takut apa yang terjadi dengan aleta sehingga ia ketakutan seperti ini

"Ada apa aleta?"

Tanya hafiz yang cemas dan berusaha menenangkan aleta,

"Danu dan gengnya mengejar ku"
Jawab aleta yang menunjuk kearah danu dan teman-temanya

Hafiz kaget apa danu akan menghajar aleta

Jumlah teman danu kalah lebih banyak di bandingkan hafiz,

"Aleta lebih baik kamu mundur ini sangat berbahaya "

Hafiz menatap aleta penuh arti dan berharp bahwa aleta akan menuruti permintaanya

"Tapi hafiz, danu orang yang berbahaya, aku akan membantu mu untuk menghabisi mereka aku yang membuat ulah biar aku yang bertanggung jawab "

Jawab aleta dengan nada yang bergetar namun pasti,

Hafiz hanya tersenyum manis mendengar ucapan aleta

"Tidak aleta ini berbahaya apalagi kamu memakai rok panjang tidak memungkin kan kamu menghabisi mereka"

Aleta tidak menyadari bahwa dirinya tidak melapaisi rok ny dengan celana panjang seperti biasanya,

Menyadari hal itu aleta menatap hafiz dan mundur kebelakang bersembunyi di balik pohon besar,

Aleta tak sangup melihat hafiz dan teman-temanya di keroyok hafiz kalah jumlah dari danu,

Perkelahian itu hanya berlangsung 3 menit hingga akhirnya warga membubarkan aksi mereka,

Detik-detik perkelahian hafiz mendapat kan pukulan keras di sudut bibir dan batang hidung nya sehingga membuat sobekan dan mengalir darah merah disana,

Aksinya di bubarkan warga mereka berlarian memencar dan hafiz mengengam erat tangan aleta dan mengajaknya berlari menjauhi warga yang akan menangkap mereka,

Mereka berlari menuju motor mereka yang terpakir di seberang jalan

Hafiz berboncengan dengan aleta menuju jalanan dan di ikuti oleh rombongan hafiz yang lain,

Aleta hanya diam di atas motor aleta merasa sedih melihat luka-luka di wajah hafiz

****

Hijaber'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang