18

174 16 18
                                    

Budayakan vote & komentar!!

Happy reading 📒
.
.
.

Adara beranjak dari tempat tidurnya, ia memegang kepalanya sejenak. Rasa sakit dikepala dan dan diperut seolah-olah menyuruhnya untuk tidak beranjak dari kasur. Dengan tenaga yang hampir habis Adara berjalan ke arah kamar mandi.

Ia melihat kondisi wajahnya yang pucat dan kedua mata yang membesar akibat terlalu banyak menangis. Menangisi hal yang tidak penting. Soal Arka? Entah mengapa ia berharap banyak kepada lelaki itu akan tetapi harapannya sangat diragukan karena menyadari akan sikap sebenarnya dari Arka.

Adara tersenyum kecut karena mengingat kembali ucapan Arka, Adara tidak mengambil pusing. Ia langsung mengguyur tubuh dengan air hangat.

Sesudah mandi, Adara mengecek ponselnya terlebih dahulu untuk memastikan satu hal. Hanya dari sahabatnya saja, sahabatnya mengirimi beberapa pesan. Adara mengembuskan napas, kemudian ia pun melihat pesan yang dikirimkan oleh sahabatnya itu–Fara.

FaraNadaAbey

Adara, gimana keadaan lo? Kenapa lo tiba-tiba pulang sih tadi? Lo sekolah kan? Gue jemput ya

Baik, gpp. Ga usah gue bareng sopir


FaraNadaAbey

Oh yaudah, hati-hati di jalan ya


Adara menaruh ponselnya disaku dan berjalan keluar kamar, lalu ia menaiki lift untuk menuju ke area parkir.

Seseorang yang disuruh Kansa untuk mengantar jemput sudah standby ditempat. Adara tersenyum dan ia pun masuk ke dalam mobil sedan yang berwarna hitam itu.

"Nanti jemput saya ya jam dua siang," ucap Adara ke sopir dan sopir itupun mengangguk patuh.

Adara turun. Ia berpapasan dengan Arka, baru saja Adara ingin tersenyum ke arah Arka. Arka malahkan langsung melangkah kaki pergi.

Senyum getir menghiasi bibir mungil milik Adara, masih dengan menatap punggung Arka yang semakin lama semakin menghilang.

Adara memegang kembali kepalanya. Pusing, itu yang sedang dirasakan Adara saat ini. Dan pandangannya pun samar-samar tidak jelas, tubuhnya seakan sangat berat untuk digerakkan. Dan akhirnya Adara kehilangan kesadaran.

Melihat ada yang ingin pingsan dengan cepat dia mengadahnya.

**"

Putih, hanya itu yang ada diindra pengelihatan Adara. Adara menyadari jika ia sedang berada di UKS. Lalu, matanya samar-samar menangkap seseorang.


"Lo udah sadar? Minum nih." Seseorang itu menyodorkan gelas ke arah Adara. Adara menatap bergantian ke arah gelas dan kemudian menatap orang itu, karena haus ia pun menerimanya.

Seseorang itu–Alice tersenyum. Entah arti senyuman itu apa.

"Nama gue Alice. Pasti lo tau kan siapa gue, gue boleh kan berteman sama lo?" Adara mengangguk.

Girl TeaserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang