Prolog

23.3K 732 23
                                    

Cinta adalah sebuah perasaan yang Tuhan titipkan untuk setiap hati hamba-Nya, ia suci karena cinta hakikatnya adalah anugerah. Perasaan cinta laksana madu yang rasa manis tiada tertandingi. Namun ia juga bisa menjelma menjadi racun yang akan membunuh setiap orang yang mencicipinya.

IamAim

~~~***~~~

Seorang gadis terduduk di samping ranjang dan menangis tersedu-sedu, matanya menatap dengan tatapan kosong pada ranjang yang tampak berantakan dengan noda darah tercetak jelas di atas kasur seolah mengejeknya. Ia tahu persis apa yang telah terjadi beberapa jam lalu.

Rasa sakit pada tubuhnya dan kasur yang berantakan memperjelas peristiwa apa yang telah terjadi di atas ranjang itu. Meskipun ingatannya tidak merekam jelas kejadiannya karena rasa shock yang dialaminya. Namun keadaan kamar yang tampak seperti kapal pecah dengan beberapa robekan pakaiannya yang terdapat lantai kamar seolah menamparnya dengan telak. Ia gadis yang telah kehilangan kesuciannya. Ia telah ternoda.

Air mata tak terbendung mengalir dari sudut matanya, meskipun dengan sekuat tenaga wanita muda itu mengigit bibir, guna meredam tangisannya. Namun, akhirnya teriakan memilukkan itu tak dapat gadis itu tahan.

"Ibu ...."

Hanya wajah ayah dan ibunya yang terlintas saat ia menyadari kebodohan terbesar dalam hidupnya. Kata seandainya terus telintas di otaknya. Seandainya ia tak datang ke pesta akhir tahun, maka tentu kejadian ini tak akan ia dapatkan. Seandainya ia menuruti ibunya untuk menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Tuhannya, tentu kejadian memilukan ini tidak akan ia alami.

Masih jelas bagaimana laki-laki itu, laki-laki yang dahulu mengatakan mencintainya, dengan romantis, dulu laki-laki itu menyatakan cinta di depan seluruh teman-teman kelas mereka. Sungguh ia tak mengangka laki-laki yang dulu dengan menggebu-gebunya mengatakan mencintai dan akan melindunginya justru menjadi orang pertama yang menghancurkan dirinya, menghancurkan masa depannya.

Gadis bernama Elisa itu sungguh merasa kotor. Ia tahu bahwa dirinya bukanlah seorang wanita yang patuh pada agama dan perintah tuhanNya, ia kerap kali memakai pakaian terbuka, namun ia tak pernah menginginkan hal semacam ini terjadi padanya. Tidak akan pernah ada wanita yang ingin diperkosa, apalagi tindakan keji itu dilakukan oleh laki-laki yang ia cintai.

Waktu telah menunjukaan tengah malam, namun musik pesta masih begitu keras. Elisa masih berada di pesta akhir tahun kelulusan yang diadakan oleh angkatannya. Dengan memendam segala rasa sakit pada fisik dan batinnya, dipungutnya helai-helai pakaian yang kusut dan segera memakainya.

Setelah mencuci wajah dan merasa penampilannya sedikit rapih dibandingkan sebelumnya, Elisa keluar dari kamar yang mejadi saksi bisu kehancurannya. Dengan langkah kaki yang diseret, ia mencari di mana pintu keluar dari gedung mewah ini. Sayup-sayup terdengar suara tak jauh dari kamar yang ia tempati. Ia bersembunyi di balik tembok dan mengamati wajah-wajah yang sunggguh tidak asing lagi baginya.

"Bagaimana? Apa kau berhasil?" tanya salah seorang diantara mereka.

"Hei ... Kevin, apa kau meragukan Reihan?" Sahut yang lain.

"Tidak mungkin seorang Reihan tidak berhasil. Dia hanya gadis bodoh, yang menganggap Reihan Rahardian mencintainya," ujar laki-laki yang dipanggil Reihan.

"Dasar, kau memang penjahat kelamin. Kami mengaku kalah, uangnya akan kutransfer ke rekeningmu."

Air mata Elisa seketika mengalir, dibekapnya mulutnya. Ia tak menyangka laki-laki yang dicintainya mampu berbuat sekejam ini padanya. Ia hanya dijadikan bahan taruhan.

"Reihan? Kenapa ... kenapa kamu jahat sama aku?"

Keempat orang itu menoleh pada Elisa. Reihan berjalan mendekati Elisa dengan senyum miring menghiasi bibirnya.

"Karena kau gadis bodoh yang murahan." Bisik Reihan tepat didepan wajah Elisa. kemudian meninggalkannya.

Seketika Elisa luruh ke lantai, samar-samar terdengar suara Reihan dan teman-temannya menertawakan Elisa. Tersedu-sedu Elisa menangisi kebodohannnya, memberikan cinta yang tulus pada Reihan.

Setelah puas menagis, Elisa menghapus air matanya. Tanpa suara ia berjalan meninelusuri lorong, hingga langkah kakinya membawanya pada pintu keluar gedung mewah itu.

Ditatapnya gedung itu dengan pandangan mata yang kosong. Dengan perasaan hampa ia tinggalkan gedungyang menjadi saksi bisu, bagaimana seorang wanita dihancurkan cinta yangberlandaskan ikatan abu-abu.

Jangan lupa vote dan komentarnya serta krisarnya yah.

Embun yang Ternoda | Terbit "Menuju Cahaya"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang