"Hmmm, mulai hari ini kau tidak perlu lagi bekerja padaku" ucap Hinata sambil membungkukan tubuhnya sebagai permohonan maaf atas ucapannya yang tidak berkenan, lalu Hinata beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari ruangannya.
Sementara Sasuke diam mematung merasakan pijakan kakinya yang runtuh seketika yang kembali menjatuhkannya ke dalam lubang keterpurukan. Sasuke putus asa sekarang, gelas cangkir yang semula ia pegang dengan erat terjatuh dengan sendirinya membuat lantai yang telah bersih kembali terkotori oleh pecahan gelas dan tumpahan air kopi.
Suara pecahan gelas membangunkan Sasuke akan khayalan kesakitannya dan mengingatkannya untuk segera bangkit menghentikan kemungkinan buruk yang sebentar lagi akan terjadi.
Dengan sisa tenaga yang masih ada Sasuke melangkahkan kakinya mengejar Hinata. Sasuke tidak ingin menyerah mempertahankan pekerjaannya.
Pekerjaan ini adalah tumpuan harapannya, Sasuke benar-benar tidak tau lagi bagaimana dirinya akan menjalani hidup jika sampai kehilangan pekerjaan ini. Pekerjaan yang telah ia perjuangkan mati-matian untuk mendapatkannya.
"Tunggu!" ucap Sasuke sambil menarik pergelangan tangan Hinata.
"Sano, kau" reflek kata yang terucap dari bibir Hinata yang kaget atas perlakuan Sasuke yang tiba-tiba.
"Jadi kau ingin memecatku begitu, kenapa?" ucap Sasuke menuntut penjelasan.
Hinata tak bisa menjawab karna masih dengan mode terkejutnya.
"Apa ini ada kaitannya dengan kesalahanku kemarin?" ucap Sasuke sambil mengeratkan cengkraman tangannya dipergelangan tangan Hinata, hingga membuat Hinata meringis.
Hinata hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tanda tidak membenarkan tudingan Sasuke.
"Bukankah aku sudah meminta maaf, kau bilang lupakan, dan aku fikir masalahnya selesai, tapi kenapa malah jadi seperti ini akhirnya" ucap Sasuke frustasi.
"Kau salah faham Sano, aku tidak memecatmu, aku hanya akan mengembalikanmu pada Ayah biar Ayah mencari pekerjaan lain yang cocok untukmu" ucap Hinata berusaha menjelaskan.
"Tidak" ucap Sasuke tegas membuat Hinata seketika menatap nyalang ke arah Sasuke.
"Karna aku hanya menginginkanmu" ucap Sasuke dengan kedua tangannya yang mendesak Hinata ke tembok.
Seketika Hinata langsung merinding, tak mengerti maksud dari kata 'menginginkan' ini bermakna apa, dan Hinata merasa sepertinya Sasuke ingin menciumnya.
Mata Hinata melirik ke arah samping, seolah-olah memberi isyarat akan kedatangan orang lain.
"A-ayah" panggil Hinata untuk mengalihkan padahal tidak ada siapapun disitu, refleks Sasukepun langsung melepaskan cengkraman tangannya di bahu Hinata.
Mendapat celah untuk kabur, Hinatapun tak menyiakan kesempatan untuk segera berjalan ke ruangan Hiashi.
Sasuke menepuk jidatnya merasa bodoh sendiri karna telah di kelabui oleh Hinata, Sasuke pikir benar-benar ada Hiashi ternyata cuma akting Hinata saja.
Tanpa mengetuk pintu Hinata langsung masuk saja ke ruangan Hiashi lalu di susul oleh Sasuke dari belakang.
"Ayah, bolehkah aku bicara denganmu" ucap Hinata dengan nafas memburu.
Perhatian Hiashi yang awalnya tertuju pada beberapa berkas yang ada di mejanya teralih jadi menatapi Hinata.
"Dimana sopan santunmu, kau tidak melihat aku sedang sibuk" ucap Hiashi mengkomplain tindakan Hinata yang sudah masuk keruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjaga Hati
Fanfiction(18+) Uchiha Sasuke The heirs yang terbuang karna menolak calon yang di pilihkan oleh ayahnya, dan menikahi wanita pilihannya tanpa restu orang tuanya. Hyuga Hinata The heirres yang terluka karna berkali-kali mengalami kegagalan dalam rencana pernik...