Assalamu'alaikum,,,
Hay guys dah kelamaan nunggu, maaf bangetnya karena baru bisa up lagi.Yang lagi pada lockdown kesibukannya apa aja, mudah2 semua berada dalam keadaan sehat wal'afiat.
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan, semoga ibadah puasanya lancar dan mendapatkan ke berkahan.
Yuuuk langsung aja, happy reading😘😘😘
💝
Mengapa kau pergi?
Mengapa kau pergi?
Disaat aku mulai mencintaimu
Berharap kau kan jadi kekasih hatiku,
Malah kau pergi jauh dari hidupku
💝
Utakata melajukan mobil sportnya yang berwarna hitam legam ke arah kanan, sementara Sasuke melajukan moge kebanggaannya ke arah sebaliknya. Sama kalapnya seperti Hinata yang melajukan kendaraannya dengan kecepatan penuh, tanpa helem, tanpa jaket, maupun atribut pelindung lainnya. Tak sedikitpun berfikir jika tindakannya ini bisa saja mencelakainya.
Memang ajal itu itu di tangan Tuhan, kematian itu merupakan suatu ketetapan. Tidak akan mundur walau sedetik, dan tidak akan maju walau sedetik. Jika belum waktunya, maka apapun yang terjadi tidak akan mengubah apa yang sudah di tetapkan. Namun tindakan yang bisa mencelakai diri sendiri, sama saja dengan mendzalimi diri sendiri, dan Tuhan tidak akan menyukai itu.
Sasuke bisa saja terjerumus ke dalam perbuatan yang mendzalimi diri sendiri jika ia terus memperturutkan hawa emosinya.
Hampir, hampir saja Sasuke akan menabrakan dirinya ke pembatas jalan saat motor yang dilajunya melewati jalanan berlubang, membuatnya oleng kehilangan keseimbangan. Jika bukan karena kontrol diri yang baik, dan jika bukan karena kehendak Tuhan Sasuke harus selamat, mungkin Sasuke akan benar-benar mengalami kecelakaan naas.
Moge yang dikendarainya memang terguling tapi tak sampai membuat Sasuke mendapatkan cedera yang berarti, hanya sebuah keterkejutan yang cukup menyadarkan dirinya untuk berhati-hati dalam bertindak.
Kendaraan yang rusak bisa dengan mudah di ganti, tapi jika nyawa yang melayang maka akan kemana mencari ganti? Semuanya benar-benar akan berakhir tanpa arti.
Sasuke terdiam sejenak di pinggiran jalan, menatapi moge miliknya yang nyaris saja mengantarkannya ke depan pintu kematian. Menarik nafas dalam menenangkan diri, mengumpulkan kekuatan untuk menahan segala tekanan yang begitu menyesakan hati.
Setelah cukup tenang Sasuke kembali melajukan mogenya dengan kecepatan standar. Sasuke tak perlu merasa bingung akan kemana dirinya melaju, jika tidak ke apartemennya mungkin Hinata akan pergi ke Masion. Setidaknya itu dugaan sementara Sasuke.
Pertama Sasuke pergi ke mansion Hyuga, walau Sasuke tahu si empu pemilik mansion tidak ada di tempat. Setidaknya masih ada beberapa maid disana.
"Apa Nyonya Hinata ada?" tanya Sasuke pada salah seorang maid.
"Tuan besar dan juga nyonya belum kembali," ucap maid itu terdengar jujur, tapi tak cukup membuat Sasuke puas dan percaya begitu saja.
"Anda mau kemana?" tanya maid itu, saat menyadari tingkah Sasuke yang sedikit lancang menerobos masuk lebih jauh kedalam mansion berjalan tanpa menghiraukan pertanyaan maid itu, Sasuke tak menghiraukan dan terus berjalan menuju kamar Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjaga Hati
Fanfiction(18+) Uchiha Sasuke The heirs yang terbuang karna menolak calon yang di pilihkan oleh ayahnya, dan menikahi wanita pilihannya tanpa restu orang tuanya. Hyuga Hinata The heirres yang terluka karna berkali-kali mengalami kegagalan dalam rencana pernik...