Pagi-pagi sekali Sasuke mengunjungi Mansion Hyuga. Sesuai dengan pesan dari Hiashi, bahwa hari ini putri kesayangannya akan kembali dari aktifitas memanjakan dirinya berlibur ke Shanghai.
Sasuke memandangi bangunan yang begitu megah dan syarat akan aksen tradisionalnya, para maid tampak sibuk mempersiapkan untuk menyambut nona besarnya.
Ck, nona besar? Pikir Sasuke, seperti mau menyambut siapa saja. Memangnya yang datang itu secantik Miss Univers atau sepenting Ratu Elizabet?
Ya ampun, Hanya untuk menyambut gadis cupu dan labil saja harus sampai segitunya.
Ya, Sasuke tidak menampik jika terlahir dari kalangan konglomerat super kaya pastilah akan mendapat perlakuan istimewa seperti itu. Dulupun saat dirinya masih menjadi tuan besar Sasukepun diperlakukan bagaikan seorang Putra Mahkota.
Sasuke merasa masih mening dirinya diperlakukan istimewa karna merasa dirinya memiliki figur yang sempurna layaknya tokoh idol papan atas atau super model asia, sementara putrinya Hiashi mau dilihat dari sudut manapun tidak ada menarik-menariknya jadinya terlalu sayang jika gadis super culun itu mendapat perlakuan layaknya Putri Raja.
Bahkan jika harus dibandingkan dengan Sakura, tentulah Sakura 10 kali lipat lebih cantik dari putrinya Hiashi atau lebih tepatnya bernama Putri Hinata.
Sejenak Sasuke menarik nafas, masih dalam mode mencari keyakinan dalam dirinya.
Apakah benar dirinya akan mengabdikan hidupnya untuk seorang gadis kecil, bahkan mungkin akan rela mempertaruhkan nyawanya demi loyalitas dan rasa tanggung jawabnya terhadap pekerjaannya menjaga gadis itu.
Jika kita membaca kisah klasik disetiap cerita atau dongeng, kita akan temukan kisah seseorang yang rela mengorbankan nyawanya untuk seseorang yang dicintai, bila seseorang sudah mencintai hingga sampai ingin mengorbankan nyawanya, itu artinya level mencintainya sudah level mencintai tingkat tinggi, lalu dirinya dan gadis itu? Jangankan cinta kenal saja tidak, bahkan mencintai Sakura saja tidak sampai ke taraf itu.
"Ah, sudahlah..." guman Sasuke sambil mengibas-ngibaskan tangannya di dekat kepala berharap segala prasangka yang berputar-putar di benaknya menguap oleh kibasan tangannya.
Kenapa juga harus berfikir sampai segitunya. Harusnya Sasuke bersyukur, toh ini adalah pekerjaan yang bisa memperbaiki taraf hidupnya. Tidak semua orang beruntung bisa mendapatkan pekerjaan seperti ini, jika hanya menjaga gadis kecil apa susahnya kan? Hanya saja kurang menantang.
Para maid, sudah bersiap membuat dua barisan yang saling berhadapan. Menurut info, Nona besarnya sebentar lagi akan sampai di Mansion.
Suara pintu gerbang terbuka, memberi akses masuk sebuah mobil yang tampak masih seperti baru melaju perlahan menuju pintu utama Mansion.
Dari jauh Sasuke melihat mobil itu, sejenak ingatannya memutar ke masa dulu saat dirinya masih menjadi prince ice. Turun dari mobil mewahnya, dengan pijakan kaki yang terbuat dari kulit berkualitas terbaik, lalu berjalan dengan begitu mempesonanya hingga mampu menghipnotis siapapun yang melihatnya dan para maid membungkuk patuh tanda hormat.
Setelah beberapa saat lamunan Sasuke terhenti, saat mobil yang membawa Nona besar mereka berhenti di samping barisan para maid, Sasuke dan Utakata berdiri paling ujung dekat pintu sementara Hiashi berdiri tegap di tengah ambang pintu.
Ceklek...
Pintu mobil terbuka bersamaan dengan keluarnya kaki kiri dengan memakai high heels cantik dan hiasan tato mawar merah di kulit mulusnya menginjak pada tanah berlapis semen.
Wajah si empu belum terlihat karna masih terhalang pintu mobil, tapi dari melihat kakinya saja, entah mengapa sudah membuat Sasuke merasa tegang.
Bagaimana tidak dari kakinya saja Sasuke sudah bisa mengira jika yang keluar dari mobil ini bukanlah wanita biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penjaga Hati
Fanfic(18+) Uchiha Sasuke The heirs yang terbuang karna menolak calon yang di pilihkan oleh ayahnya, dan menikahi wanita pilihannya tanpa restu orang tuanya. Hyuga Hinata The heirres yang terluka karna berkali-kali mengalami kegagalan dalam rencana pernik...