apa rencanamu?

3.2K 396 48
                                    

Ya..aku ingin ibuku kembali

Aku ingin hidup bahagia bersama ibu

Sekarang, hanyalah ibu yang kupunya

Tenang saja, bu. Aku akan membawamu kembali bersamaku. Aku janji.




(Y/N) menatap makanan yang dihidangkan di depannya. Tangannya sibuk memutar - mutar sendok yang dipegangnya. Rasanya, ia tak nafsu makan.

"Hei, (Y/N)-chan. Kau tidak mau makan?" Tanya Laito kepadanya. Tiba - tiba, ia sudah ada di belakangnya.

"Ah, aku akan memakannya. Hanya saja, agak tidak nafsu makan." Ucap (Y/N) lembut. Perlahan, ia memakan makanan yang disediakan keluarga Sakamaki. Rasanya sangat tidak sopan kalau sudah diberi, tapi tidak mau menerima.

Acara makan malam sudah selesai. (Y/N) hendak pergi ke kamarnya. Ia memegang kenop pintu kamarnya. Dibukanya pintu kamar.

"(Y/N)-san, apa ucapanku tadi menyakitimu, huh?" Tanya Subaru. Ia sudah ada di belakang (Y/N).

"Oh, Subaru-kun! Itu...tidak apa - apa! Lagi pula, aku sadar diri kok." Ucap (Y/N) sambil tersenyum. Dengan senyumannya ia menutupi kesedihannya.

"Jangan berbohong."

"Be..benar! Tidak apa - apa!"

"Jangan anggap serius kata - kataku tadi." Ucap Subaru dingin.

Subaru pergi meninggalkan (Y/N) yang terpaku diam di depan kamarnya. "Baiklah, Subaru-kun. Setidaknya aku merasa lebih dihargai." Batin (Y/N) sambil tersenyum kecil.

Hari sudah malam. (Y/N) lekas mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur. Setelah itu, ia akan pergi tidur.

"Hei, aku belum memikirkan rencanaku! Ya ampun, aku lupa!" Teriak (Y/N) histeris. Ia tidak jadi memejamkan matanya dan pergi ke alam mimpi. Wajahnya tampak serius memikirkan rencananya.

"Kalau aku memberontak dan membunuh raja...ah tidak mungkin! Kalau memakai rencana licik dan tiba - tiba menusukkan pisau di dadanya...bodoh! Aku bisa dibunuh oleh penjaganya! Kalau begitu... Ah ya, aku tahu! Hihihi...." (Y/N) menyeringai dan tertawa puas.

---

"Jadi, begitu Reiji-san. Bagaimana? Apakah kau setuju?" Tanya (Y/N) kepada Reiji yang sedang meminum tehnya.

"Hmmm...baiklah. kami akan membantu semaksimal mungkin."

"Terimakasih banyak, Reiji-san! Tapi, kenapa kalian mau saja menolongku?" Tanya (Y/N) penasaran.

Reiji hampir tersedak dengan pertanyaan (Y/N). Ia terdiam sebentar. Memikirkan jawaban yang tepat.

"Karena kau berhak mendapatkan ibumu kembali. Bukan ayahku." Jawabnya.

Mata (Y/N) berbinar mendengar jawaban Reiji. "Memang begitu. Sekali lagi, terimakasih banyak. Aku keluar dulu."

"Silahkan."

---

(Y/N) berjalan - jalan menyusuri lorong mansion. Tak terasa, ia sampai di loteng. Pagi ini, udara terasa sangat sejuk. Apa lagi, sekarang ia berada di loteng.

"Huuu~ segarnya! Di kos - kosan aku tidak pernah seperti ini!" (Y/N) tersenyum puas. Ia menikmati angin yang berhembus perlahan di pagi ini. Rambut indahnya tertiup angin.

"Apa yang kau lakukan di sini, (Y/N)-san?" Terdengar suara lembut yang sangat (Y/N) kenal.

"Oh, Kanato-kun. Aku sedang menikmati angin di pagi ini. Sangat menenangkan." Jawab (Y/N).

Kanato mendekat ke arahnya. Ia berdiri di sebelah (Y/N). Kanato juga merasakan angin berhembus yang sangat menenangkan. "Boleh aku bergabung bersamamu?" Tanyanya.

"Silahkan, aku senang ada yang mau menemani." Ujar (Y/N) mempersilahkannya.

"Hmm.. (Y/N)-san, sejak tadi aku sudah mencium bau darahmu yang sangat enak. Manis sekali. Jadi, boleh aku mencicipinya?" Tanya Kanato tiba - tiba.

"Eh, hmm.. maaf, Kanato-kun. A..aku hanya belum siap." Jawab (Y/N) gugup. Ia takut kalau Kanato marah.

"Maka dari itu, aku akan membuatmu siap." Kanato tersenyum penuh arti.

"Eh? Hmmm.. tapi.. aku takut kalau.. sakit" (Y/N) mencoba mencari alasan lagi.

"Tidak akan. Asalkan kau menurut." Kanato semakin mendekat ke leher (Y/N).

"Kanato-kun, aku.. aku belum mau. Aku masih ada urusan. Maaf ya. Aku pergi dulu." (Y/N) mempercepat langkah kakinya. Namun, Kanato sudah ada di depannya.

"(Y/N)-san, kau membenciku? Sampai - sampai, kau menghindariku?" Kanato menatapnya sedih.

"Ah, tidak! bukan begitu, Ka--"

"Bohong! Jika kau membenciku, maka aku akan--"

"Kanato-kun, kumohon.. percayalah. Aku tidak mungkin membencimu. Aku akan memberimu di lain waktu."

"Kalau aku mau sekarang?"

Oke. (Y/N) sudah kehabisan akal untuk menghindari vampir ini. Ia tak mungkin melawan vampir seorang diri.

Kanato menancapkan taringnya ke leher (Y/N). Darah (Y/N) mengalir secara perlahan.

"Jangan.. aku jangan menangis! Aku jangan merintih kesakitan! Atau itu akan membuatnya semakin gila" batin (Y/N).

"Ka.. Kanato-kun, cukup! Kumohon." (Y/N) hendak mendorong bahu Kanato. Tapi, ia tak bergerak sedikitpun.

"Hm? Baik kalau itu maumu. Aku sudah meminum agak banyak. Ingat, lain kali aku harus merasakannya lagi." Kanato berteleportasi ke luar loteng.

(Y/N) merasakan kepalanya yang pusing. Badannya juga tiba - tiba lemas. "Aku ja.. jangan pingsan. Aku kuat."

Diabolik Lovers X Readers [All Chara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang