sia - sia

2.4K 276 22
                                    

Aku baru saja sadar

Tujuanku ke sini, sia - sia

Aku tidak berhasil membawa ibuku kembali


"Kenapa kau mengemasi barang - barangmu, (Y/N)-san?" Kanato bertaya kepada (Y/N) yang sedang mengemasi barang - barangnya.

"Oh, ini... aku ingin pulang, Kanato-kun." Jawab (Y/N) sambil menutup kopernya.

"Pulang? Kenapa?"

"Karena tujuanku ke sini tidak terlaksana. Bukankah begitu?"

"Ya, memang. Tapi, setidaknya kau di sini saja dulu. Aku kesepian jika tidak ada kau." Ucap Kanato dengan wajah sedihnya.

(Y/N) memandanginya sambil tersenyum. "Tentu. Aku akan di sini untukmu." (Y/N) memeluk Kanato perlahan. Kanato tersenyum dan membalas pelukan (Y/N).

"Aku ingin kau jadi milikku. Hanya aku yang akan memilikimu, (Y/N). Aku yang terbaik untukmu."

---

"Kau senang kami datang ke sini lagi, raja?" Tanya Laito sambil merangkul bahu Kino.

"Tentu saja aku senang. Eh, jangan panggil aku raja." Kino terkekeh.

"Kau memang sudah menjadi raja." Ayato menambahkan.

"Memang. Tapi, aku tetap Kino yang dulu."

"Terserah kau lah." Ucap Subaru sambil bertopang dagu.

"Selamat ya, Kino-kun. Kau sudah menjadi raja sekarang." (Y/N) tersenyum senang sambil menjabat tangan Kino.

"Terimakasih. Oh ya, apa kalian ingat sesuatu?" Tanya Kino kepada semuanya yang ada di situ.

"Sesuatu... apa?" Reiji memicingkan matanya.

Mereka terdiam sejenak. "Kau belum mempunyai ratu." Shu angkat bicara.

"Ya! Betul sekali! Ya ampun, hanya Shu-kun yang pekaaa!!!" Kino berteriak histeris. Mereka hanya memandang Kino dengan wajah datar.

"Seperti ini jadi raja?"
"Parah sekali."
"Raja kerajaan mana ini?"
"Raja mana yang bertingkah seperti bocah?"

"Maaf, maaf. Ya, kau betul, Shu-kun. Jadi, bagaimana pendapat kalian?" Tanya Kino.

Hening.

"Apakah kalian ada usulan siapa yang akan menjadi ratuku?"

Hening.

"Halooooo!!!"

Hening.

"Sudahlah. Aku mau ke ruanganku." Kino berjalan dengan malas ke ruangannya. Meninggalkan mereka yang masih diam membisu.

"Yosh! Kita berhasil menghindari obrolan bertopik tidak jelas!" Seru Ayato.

"Huft." (Y/N) menghela nafas lega.

"Sebaiknya kita pulang. Sudah sejak pagi kita di sini. Ini sudah sore. Ayo, kita ke ruangan Kino." Ujar Reiji sambil melirik jam tangannya.

"Ayo!"

---

"Hmm...semuanya, besok pagi aku mau pamit pulang." Ujar (Y/N).

Semua yang di ruang keluarga kaget. Ayato tersedak takoyaki. Jari Subaru tertusuk pisau. Kanato tersedak cake. Kaca mata Reiji terjatuh dan pecah. Shu terbangun dan terjatuh dari sofanya. Laito yang sedang menonton 'itu'  langsung mematikan HP nya. ( ͡° ͜ʖ ͡°)

"Maaf. Bukannya a--" ucapan (Y/N) terpotong Kanato.

"Jangan besok! Kumohon." Kanato memasang ekspresi memelasnya.

"Heh, ada apa denganmu?" Subaru heran dengan Kanato.

"Jangan, kumohon. Kalau kau pulang, siapa yang akan bermain bersamaku? Siapa yang akan bercanda denganku? Siapa yang menjadi...penyemangatku?" Ucap Kanato panjang lebar. Ia tak ingin (Y/N) pulang.

(Y/N) tersenyum. Ia senang karena Kanato masih membutuhkan dan menganggapnya. "Tenang saja, Kanato-kun. Aku akan datang ke sini setiap akhir pekan. Bagaimana? Kau mau?"

Kanato terdiam sebentar. "Baik. Akan aku jemput. Berjanjilah!"

"Tentu. Aku janji."

Kanato tersenyum senang.

"Wah, kalian bersahabat, ya?" Tanya Laito penasaran. Kanato mengangguk mantap.
(Y/N) tersenyum lagi.

"Tapi ingat, tidak ada persahabatan antara lekaki dan perempuan tanpa rasa mencintai." Ucap Reiji membuat semuanya membelalakkan matanya.

"Tak apa lah jika itu sudah takdir." Tambah Shu sambil membuka sebelah matanya.

"Tapi, aku dan kalian berbeda dunia. Tidak mungkin ditakdirkan bersama. Ya, kan? Aku tidak mungkin berharap lebih." Ujar (Y/N) pelan. Mereka hanya terdiam.

"Tidak ada hal yang mustahil di dunia ini, (Y/N)-san." komentar Ayato.

"Merubah takdir itu bisa kita lakukan." Tambah Subaru.

(Y/N) hanya terdiam. Ia masih teguh dengan pemikirannya. Ia tidak mungkin ditakdirkan bersama dengan mereka.

---

"Aku harus pulang. Maaf jika selama ini merepotkan kalian." (Y/N) meminta maaf kepada mereka semua. Ia sudah membawa sebuah koper berisi barang - barangnya.

"Memangnya, mau apa kau di duniamu sendiri?" Tanya Subaru datar.

"Banyak. Aku harus sekolah, menyelesaikan tugas rumah, belajar, membaca novel kesukaanku, dan masih banyak lagi." Ujarnya panjang lebar.

"Ayo, (Y/N)-san. Akan aku antar kamu sampai rumahmu. Pegang tanganku." Kanato mengulurkan tangannya kepada (Y/N). (Y/N) menggandeng tangannya.

"Sekarang tutup matamu. Beberapa detik kemudian, kita sampai." Perintah Kanato. (Y/N) memejamkan matanya. Dalam hitungan detik, mereka hilang dari hadapan.

Yang lain masih terdiam di tempat. "Hei, apakah kalian merasa Kanato menjadi romantis akhir - akhir ini?" Tanya Ayato heran.

"Sepertinya. Sejak kehadiran (Y/N)-san." Jawab Shu.

"Apa jangan - jangan....Kanato...." Laito menggantung kalimatnya.

"Tch. Sudahlah. Itu urusan mereka." Subaru mendecih tak suka.

"Ooo~ kau cemburu, Subaru-kun?" Laito menebak.

"Mana mungkin aku cemburu." Subaru mengelak. Laito terkekeh.

Diabolik Lovers X Readers [All Chara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang