0.2

3K 485 128
                                    

GEDUBRAKKKK!!!

BUGHHH...


"TAYDUCKKKKK...................."

"A-AWH...."

Jimin dan Hoseok mengaduh kesakitan ketika bokong mereka mencium jalanan, gara-gara harus menghindari tabrakan sepeda ontel. Sedangkan Seokjin menangis memeluk bamper depan mobilnya yang penyok karena di tabrak sepeda Jungkook.

"Mobil gue.... huaaaaaaaa...."

Namjoon bangun dan membersihkan celananya yang kotor, kemudian membantu Jungkook yang masih terbaring di tanah dengan sepeda ontel yang menimpa kakinya.

"Kamu gak apa-apa Jek?"

"Aduh, sakit bang..."

"Tsk!! Lagian kamu juga sih, sepeda ontel tua masih di pake. Nunggu celaka dulu kayak begini, baru mau ganti??"

"Enak aja, cinta mati aku bang sama ini sepeda."

Keduanya asik berdebat, tanpa menghiraukan tiga orang yang sudah mendengus kesal sejak tadi.

"Lo berdua berisik ya, terus gimana ini urusannya sama mobil gue yang lo tabrak pake sepeda sialan lo ini??" Cerocos Seokjin panjang lebar.

"Astagfirullah, bahasanya..." Ucap Jungkook mengelus dada dramatis.

"Maklumin aja, orang kota kan suka begitu. Songong." Bisik Namjoon, namun bisikkannya masih terdengar jelas,terbukti dari Seokjin yang berkacak pinggang dengan delikkan mata tajam.

"Lo juga harus minta maaf sama kedua temen gue."

"Maaf ya mbak, eh mas... Rem sepeda saya gak cakram, terus saya juga mesti boncengin gorilla berbentuk manusia ini."


PLETAK!!!


"Kualat kamu ngatain aku ya."

"Bang, mukulnya pake perasaan dong..."

"Kurang perasaan gimana? itu pake perasaannya penuh gak setengah-setengah."

Urat di pelipis Seokjin terlihat, sungguh kesal sekali meladeni omongan dua pria desa.

"Udahlah!! Lama-lama bisa makin tua gue ngeladenin omongan lo berdua yang gak jelas."

"Sabar Kak, gue sama Kak Hoseok baik-baik aja kok, cuma nyeri dikit di bokong." Jimin tersenyum penuh kesabaran.

"Subhanallah... Manis sekali..."Pekik Jungkook senang lalu merapikan rambutnya yang klimis kebelakang. Hoseok mencebik, memutar bola matanya malas.

"Terus gimana ini mobil gue??" Teriak Seokjin gak sabaran, Namjoon menghela nafas.

"Bawa ke bengkel aja, di depan sana ada bengkel yang lumayan."

Seokjin mengangguk, setidaknya pria berkacamata ini lebih sedikit waras ketimbang temennya yang satu, yang sumpah demi apa parfum yang di pakainya berbau seperti minyak nyongnyong.


...

Kelimanya sampai di bengkel yang di maksud, bengkel 'Hj.Bolot'. Yang menyambut kedatangan mereka Kim Jongin yang itemnya sama dengan oli. Kata yang punya bengkel lho ya.

"Bang Kai..."

"Jek, manggilnya Kai aja jangan di tambahin bang, kagak enak. Ada paan nih??"

"Tuh, ada yang mau benerin mobil." Tunjuk Jungkook dengan dagunya, lalu menstandarkan sepedanya, Jungkook jongkok dan mengamati sepeda kesayangannya, mumpung di bengkel siapa tau butuh di servis.

"Lo yakin ini bengkel bisa benerin bamper mobil gue yang penyok??" Tanya Seokjin ragu, gak yakin dengan saran Namjoon.

"Bamper mobil kamu gak terlalu parah,kalo ku liat." Ujar Namjoon sinis. Seokjin menahan kesalnya.

"Jadi, apanya yang rusak Joon?" Tanya Kai menghampiri.

"Tuh penyok dikit,bagian bamper." Jawab Namjoon singkat, Kai manggut-manggut dan mengecek kondisi mobil Seokjin.

"Oh, bisa di atur ini mah. Gue panggilin babeh aja ya??"

Namjoon dan Jungkook saling pandang, lalu menggeleng sebelum―

"JANGAAANNN..."

Pucuk di cinta Hj.Bolot pun tiba, baru tadi Kai mau manggilin si babeh, udah keluar aja.

"Beh, ada yang mau benerin mobil."

"Kok tau babeh mau ke tempatnya si Malih."

"Bukan Malih beh, ada yang mau benerin MO.BIL."

"Lha iyak, pan tadi babeh juga ngomong gitu, mau ketempat Malih,Jongin. Budeg amat yak."

Jongin ingin menangis sekarang, kemudian melirik Namjoon dan Jungkook yang sedetik kemudian membuang muka. Gak mau ikut campur lebih tepatnya. Jimin maju dan perlahan menjelaskan.

"Begini Beh, kami mau benerin mobil."

"Oh benerin mobil. Kok kamu gak ngomong sih Jong." Si babeh kalo yang bening yang ngomong baru denger kagak jadi bolotnya.

"Pan tadi aye udah ngomong beh..." Seru Jongin menahan emosi.


...


"Urusan selesai kan ya??" Tanya Jungkook setelah dua jam lebih mereka di bengkel, Seokjin menghela nafas.

"Ya, lain kali tolong ya jangan ugal-ugalan kalo bawa sepeda."

"Ehh, saya ini PNS loh, ya kali ugal-ugalan."

"Ya sapa tau kan... manusia kan tempatnya khilaf." Sahut Hoseok yang sejak tadi diam kini bersuara.

"Gak usah di ladenin, orang kota begitu semua." Bisik Namjoon lalu mengajak Jungkook untuk segera pergi.

"Ehh bentar bang, aku belom kenalan sama mereka, apalagi si mungil yang di tengah." Seru Jungkook begitu agak jauh.

"Udah, tenang aja. Besok juga mereka nemuin kita." Sahut Namjoon, kali ini dia yang ganti mengayuh sepedanya, karena kaki Jungkook sedikit terkilir.

"Bang, denger-denger besok mantannya Daniel udah balik kerja lagi ya??" Tanya Jungkook, Namjoon nampak kesusahan mengayuh sepeda ontel Jungkook.

"Tugasnya di luar kota udah kelar, jadi besok nugas lagi di kelurahan." Namjoon mengerem sepedanya begitu sampai di halaman rumahnya.

"Makasih tumpangannya Jek, kamu yakin bisa ngayuh sampai rumah??" Tanya Namjoon lagi.

"Aku tuntun ajalah bang, gak jauh ini. Ya udah pamit dulu bang, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."














.....

PAK LURAH... [I LOVE YOU] 🔚✔️Where stories live. Discover now