Ketika hati kembali bergetar tapi seolah bukan dia lagi yang menggetarkan.
Nggak terasa sudah hampir smester aku sekolah diSMK ini rasanya nano nano, ya nano campur aduk tidak menentu. Karena mempunyai teman satu kelas yang macem-macem kelakuannya.
Seperti ahmad teman satu kelasku yang super lucu dan kadar kegilaannya mulai nambah semenjak dia berdekatan oleh ari yang sama gilaknya.
"Yem aku punya tebak-tebakan kepalanya besar tapi yang anehnya badannya kecil. Coba tebak apa itu". Ahmad memberi tebak tebakkan pada ari sewaktu istirahat tiba dan mereka ngumpul disalah satu kursi dikelas.
"Apa cobak bentar aku mikir dulu. Apa ya gajah ya eh tapi itu sama besar kayak nove kkkk ntah nyerah aku nggak tau". Ucap ari sambil mengejek nove yang duduk dibelakang ari.
"Siapa yang manggil aku akh, cari perkara ya". Ternyata nove mendengar perkataan ari.
"Mampus kau ari, siap -siap aja murka". Ucap imam pada mereka berdua.
"Gak ada kok nove manis tadi kan cuma nyapa doang hehehe". Elak ari pada nove karena perkataannya tadi."Dasar ariyem mulut kentut asal ceplas ceplos". Nove kesel dengan ari karena perkataanya ari yang menyamakannya dengan gajah.
"Jadia apa jawabannya ahmad". Tanya ari karen pebasaran dengan teba-tebakannya tadi.
"Jawabannya adalah.... deng.....deng...deng.... ikan teri pake helm". Jawabannya ahmad yang nggak terbayang oleh teman-temannya.
"Mana ada ikan teri pake helm ahmadun bin amidun. Aku kok kesel ya pas denger jawabanmu mad". Ari gak terim karena jawaban ahmad.
"Coba aja kau kalau ikan teri kau pakekan helm pasti kepalanya yang besar". Ahmad masih teguh dengan jawabannya.
"Ahmadun bin amidun jawabanmu itu bikin tanganku gatel pengen tampol orang". Ari mulai kesel dengan tebakannya ahmad yang kurang masuk akal itu.
Akhirnya mereka belajar karena nggak lama mereka berdebat guru masuk kedalam kelas. Dan belajar dengan semestinya.
Tidak terasa sebentar lagi istirahat tiba. Tapi bu reta guru kami dikelas masih ingin memberi kami tugas berkelompok.
Kami dibagi menjadi 4 orang dalam satu kelompok.
Yaitu didi (aku), wina, nove dan erwin. Ya kami berempat menjadi satu kelompok.
Setelah pelajaran berakhir aku dan nove bergegas ketoilet karena nove yang terkadang perutnya gak bisa diajak kompromi barang sebentar aja untuk tidak ketoilet. Tapi nggak bisa harus ketoilet pas istirahat pertama.
Kami berdua aku dan nove berjalan menuju toilet yang berdekatan dengan ruang kelas anak SMA.
"Hei didi. Mau kemana". Sapa teman satu kompleks dan dia sekolah diSMA disekolah ku juga.
"Hei nda. Mau nabung dulu ni. Susah kalau penuh ntar malah kasian cacingnya kesempitan didalam". Ucapku ngawur pada dinda.
"Ohh oke smoga puas deh nabungnya. Jangan lupa habis nabung isi lagi beli tempat ace, beli ganda hahha". Dinda kadang ngeselin juga karena ini saudara sepupuan dengan beni bocah gendeng itu. Jadi aku maklum dengan dinda.
"Njir kamu dinda. Uda deh bye dinda ketoilet dulu yoo". Pamit didi pada dinda.
Setelah kami sampai toilet terdengar bisik-bisikan dari arah sebelah kanan kami. Ada 3 cewek seperti anak SMA. Sedang menggosip yang buat aku yang lagi menunggu nove ditoiletpun penasaran dengan gosib merek. Aku pun mendekati mereka.
Aku pura-pura berkaca sambil mendengar bisik-bisik mereka.
"Dimas makin lama makin ganteng aja ya". Ucap salah satu dari mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
sekolah punya cerita
Ficção AdolescenteMasa masa yang sangat indah itu ketika masa SMA ataupun SMK. Ya masa masa tersebutlah yang sangat bahagia. Karena masa masa tersebut menemukan jati diri, menemukan seorang sahabat teman dan apalgi mengalami peristiwa yang sangat membahagiakan dan m...