PAPAT

473 13 0
                                    

Mbah Broto memperhatikan dengan penuh jeli pasien yang kini duduk didepannya, seluruh perawakan wanita 26 th tersebut sungguh menggairahkan, dari sela kancing kemejanya menyembul sepasang gundukan bulat besar, apalagi cara duduknya yang sembrono membuat rok pendeknya terlalu tersingkap, memperlihatkan sepasang paha putih sempurna.

"Kamu yakin suamimu selingkuh ?" tanya Mbah Broto

"Yakin seyakin yakinnya, mbah, tolong buat perempuan lain itu sengsara, berapapun akan kubayar" jawab pasien Mbah Broto penuh amarah

Mbah Broto mengusap janggutnya, manggut-manggut.

"Baiklah" ia mengambil sebuah botol ramuan disamping tempatnya duduk, lalu menuangkannya di gelas kaca

"Ini minumlah, sebagai penghubungmu dengan wanita itu" Mbah Broto menyodorkan gelas berisi cairan hijau pekat pada pasiennya.

Wanita itupun bergidik,melihat ramuan yang terlihat menjijikan tersebut.

"Ini nggak papa mbah,diminum" tanyanya

"Mau suamimu berhenti selingkuh apa tidak ? rasanya memang tidak enak, tapi itu syarat agar kemauanmu terwujud"

Wanita itu meneguk ramuan buatan Mbah Broto, nyaris ogah-ogahan namun tetap saja ia harus menghabiskannya.

"Bagus, kadang memang perlu pengorbanan agar keinginan kita tercapai" Mbah Broto tersenyum licik.

"Mbah.. kenapa kok.. saya pusing gini.." wanita itu memijat-mijat pelipisnya, sejurus kemudian ia ambruk di lantai ruang praktek Mbah Broto.

"Sudah kubilang, butuh sedikit pengorbanan" ucap Mbah Broto seraya mengusap pipi wanita tersebut degan punggung tangannya, ia komat-kamit membaca mantra, sang pasien pun tiba-tiba bangun terduduk, pandangannya kosong, ia telah jatuh dalam guna-guna Mbah Broto.

"Siapa namamu gadis manis ?" tanyanya sambil melepas satu-persatu kancing kemeja pasiennya.

"Sinta" jawabnya datar

"Kurang seru kalau begini, mungkin lebih baik jika aku buat dia bergairah" gumam Mbah Broto, ia kembali berkomat-kamit, perubahan kini terlihat pada tingkah laku Sinta, ia mengerling pada Mbah Broto dan mulai melepaskan sendiri kancing kemejanya.

"Dasar biadab, kelakuanmu tak jauh beda dengan leluhurmu" geram sesosok mahluk yang tak mereka sadari kehadirannya, mahluk itu memperhatikan perbuatan cabul Mbah Broto

"Waktunya kau merasakan akibat perbuatanmu!" lanjutnya, sosok itu dengan cepat merasuk ke dalam tubuh Sinta yang kini sudah telanjang, Mbah Broto sempat bingung karena melihat mangsa birahinya menggelinjang sesaat,

"Sinta, ada apa ?" tanyanya ketika tubuh Sinta sudah mulai berhenti mengejang, Sinta hanya memandangnya dengan sorot mata menyeramkan.

"MATI..!!" jeritnya, Mbah Broto terlempar menghempas dinding, Sinta yang telah dirasuki menggunakan kekuatan matanya untuk kembali menghempaskan tubuh Mbah Broto ke sudut ruangan yang lain hingga ia tak sadarkan diri karena kepalanya terhantam dinding cukup keras. Sinta mengambil sebuah tali dari salah satu lemari milik Mbah Broto, lalu mulai mengikatkannya pada leher dukun cabul tersebut, Sinta menggerakan matanya, membuat tali tersebut tertarik keatap dan dengan ajaib terikat sendiri, Mbah Broto tewas tergantung di dalam ruang prakteknya sendiri, mahluk yang merasuki Sinta pun akhirnya keluar dari tubuhnya, meninggalkannya kembali tergeletak pingsan dilantai tanpa sehelai benang pun.

***

Laki-laki malang itu berusaha sekuat tenaga agar tak sampai terjerembab lagi. Keinginannya sangat keras dalam dirinya, ia ingin memperlihatkan pada para penghianat bangsa ini bahwa ia bukan seorang yang melemah karena didera siksaan fisik dari mereka, Laki-laki itu kembali terhuyung setelah menerima satu pukulan lagi dari bekas temannya, ia sangat marah, tapi dengan kedua tangan terikat kencang dibelakang tubuhnya, ia tak dapat berbuat apa-apa, ia hanya memikirkan sebuah pembalasan dendam yang mengerikan, untuk orang-orang itu, maupun keturunannya

The Darkslayer : Evils Among UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang