PITU

417 9 0
                                    

Seorang wanita muda masuk ke dalam rumahnya sendiri, ia mengedarkan pandangannya berkeliling sudut-sudut rumah yang cukup besar tersebut, maka ia berjalan menaiki tangga marmer di samping ruang tamu ke lantai atas, ia mendengar sayup-sayup senandung merdu dari kamar mandi. Wanita itupun melangkahkan kakinya perlahan menuju pintu kamar mandi, terlihat bayangan sumber suara nyanyian tadi dari pintunya. Saat tinggal selangkah lagi menuju pintu kamar mandi, pintu tersebut dibuka, terlihat wanita yang cantik dalam balutan handuk di tubuh dan kepalanya, dada yang tak kalah besar dari miliknya agak menyembul dari balik handuk wanita tersebut.

'Eh.. kak Ratna udah pulang, mau mandi juga ?" ucap adiknya

'Eeh iya iya.." fokus Ratna teralihkan sementara ke wanita yang baru ia temui itu.

"Ya udah aku ke kamar dulu.." jawabnya. Ia masuk kamarnya yang berada tak jauh dari kamar mandi atas, kemudian menutup pintunya.

Ratna tanpa disadari mengeluarkan liur di mulutnya karena pengaruh nafsu Dasim yang sedang mengendalikan tubuhnya.

"Kamu selanjutnya, adikku" Dasim kini giliran masuk ke kamar mandi, ia menutup rapat pintu geser yang tadinya dibiarkan terbuka. Di depan cermin ia menanggalkan semua kain yang melekat di tubuh Ratna, menyisakan pemandangan indah di pantulan cermin besar itu.

"uuh.. dimana aku" Ratna tiba-tiba kembali mendapatkan kesadarannya, tubuhnya sempat sedikit sempoyongan karena beberapa saat lalu kesadarannya direnggut paksa oleh Dasim

"Hai Ratna. Aku Dasim yang tadi, ingat ? aku tadi meminjam ragamu sebentar saja"

"Dimana kamu Dasim.. berhenti menggangguku sekarang"

"Aku masih di dalam"

"Apa ?"

"Belum pernah ngrasain seks dari dalam kan?" payudara Ratna tiba-tiba bergerak sendiri, seperti ada jari yang menyentuhnya dari dalam

Ratna kemudian memegangi buah keindahanya tersebut, mencoba mengendalikannya, tapi kemudian siluet wajah Dasim nampak muncul di perutnya, kepala mahluk itu seakan berada di balik kulitnya.

"Dasim tolong keluarlah.." Ratna kini merengek memohon kepada Dasim, tapi tiba-tiba ia meringis, kedua tangannya bersandar ke dinding kaca di depannya.

Slup!..

Sebuah penis muncul dari dalam kemaluannya, kemudian masuk, lalu muncul lagi, kegiatan itu terjadi berulang-ulang dengan tempo yang kian dipercepat.

"Tolong hentikan" ia bersuara diiringi dengan desahan tak tertahankan

Crot...

Penis itu memuntahkan cairan putih pada akhirnya, tangan Ratna dengan berani memegang penis itu, kemudian memaksanya masuk ke dalam kemaluannya lagi, perlahan tapi pasti dengan penuh usaha penis itu akhirnya kembali masuk.

"Dasim.. aku mohon kamu ka... aaarrgh" kepala Ratna tiba-tiba mendongak ke atas, kemudian tertunduk, liur bening keluar dari sudut mulutnya.

"Sssst.. jangan berisik" telunjuknya ditempelkan ke bibirnya, Dasim kembali mengendalikan tubuh Ratna, ia membalutkan kain handuk ke tubuhnya kemudian keluar dari sana

"Aduh.. saking asyiknya aku jadi lupa" Dasim melesat keluar dari dada Ratna, meninggalkannya dalam kondisi tak sadarkan diri terduduk bersandar pintu kamar mandi. Dasim menembus tembok kamar adik Ratna, terdapat tulisan 'Kamar Anita' di balik pintunya,

"Astaga.. memang benar wanita lambat kalau soal dandan" Dasim menemukan Anita yang masih dalam balutan handuknya, ia duduk menyisir rambutnya yang panjang lurus di depan meja riasnya,

The Darkslayer : Evils Among UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang