LIMOLAS

242 7 0
                                    

Sesuatu hendak keluar dari gundukan tanah di depannya, perlahan namun pasti, mahluk suruhan Kala Ireng perlahan muncul dari dalam tanah, tubuhnya besar, berbulu hitam legam, matanya besar berwarna merah.

"Gerandong, nyenyak tidurmu..?" tanya Kala Ireng, mahluk yang dipanggil gerandong pun hanya menggeram pelan

"Aku punya tugas untukmu, pergilah ke utara, cari tubuh idamanmu,kemudian buatlah kekacauan.. supaya dua cecunguk itu tak bisa menggangguku mendapat mustika yang telah puluhan tahun aku cari." Ungkapnya.

Maka dengan menaati perintah tuannya, Gerandong pun menuju tempat yang ditunjuk Kala Ireng, berlompatanlah dia melalui dahan-dahan pohon rimbut dalam gelapnya malam, ia hinggap berhenti di salah satu dahan kokoh, matanya yang besar nyalang memperhatikan sebuah rumah, Gerandong kembali menggeram, dengan sekali lompatan sampailah dia di balkon rumah tersebut, tanpa diketahui pula, ia masuk ke dalam kamarnya, terdapat pasangan suami istri muda tengah terlelap, Gerandong merangkak ke atas tubuh sang istri, setelah menyibakkan selimutnya, Gerandong membenamkan kepalanya kedalam dada wanita itu, tubuhnya menggeliat halus, namun matanya masih terpejam, suami yang tidur disampingnya juga tak terganngu sedikitpun, ia masih terlelap.

Sampai akhirnya kaki gerandong ikut tenggelam masuk ke dalam tubuh wanita itu, ia terbangun dari tidurnya, matanya terbelalak,menatap tajam sekelilingnya, kemudian ke suaminya yang mulai sedikit terjaga.

"Ada apa Gina sayang, nggak bisa tidur ?" gumamnya tanpa membuka mata.

Aura mistis menyeruak dari dalam tubuh wanita yang bernama Gina itu, mulutnya menggumam, menggeram mengeluarkan erangan tak jelas.

"Gina ?" sang suami akhirnya benar-benar terjaga, ia memandangi perubahan pada istrinya.

Perubahan mengerikan tampak nyata dalam diri Gina, wajahnya yang pucat tertutupi rambut panjangnya. Sorot matanya tajam mematikan, matanya memutih, rahangnya kaku menegang, urat diwajahnya menonjol dan menggeliat aneh, genggaman tangannya mengencang. Gerandong benar-benar telah mengambil alih tubuh dan pikiran Gina.

***

Ivan mengangkat ponselnya yang sedari tadi berdering, dari ujung telfon, Fang mengabarkan bahwa kepolisian kembali disibukkan oleh rentetan kasus pembunuhan, dan Fang mendapat kewenangan soal kasus baru tersebut. Maka hari itu juga, keduanya bertemu, Fang membawa informasi tentang kondisi korban juga perimeter tempat kejadian.

***

"Aku nggak mau.. tolong jangan ganggu aku.." Mohon Gina pada gerandong yang berjalan kian mendekat, telapak tangannya masih berwarna merah, darah korban terakhirnya, walaupun sudah mengering masih menciptakan bau amis yang menyengat. Gerandong mendekap tubuh Gina, ia sempat meronta, pelan-pelan tubuh Gerandong menyatu kembali dengan tubuh Gina, muka Gina akhirnya kembali seperti beberapa menit yang lalu, sebelum Gerandong keluar dari tubuhnya.

***

Ivan dan Fang saat ini tengah melewati areal persawahan dengan mobilnya,lajur yang mereka tempuh tak beraspal, persawahan menghampar di kiri dan kanan sisi jalan, mereka mencium bau amis yang berasal dari arah tengah sawah, disekitar saung yang berdiri disana. Mereka berdua turun dari mobil, tak perlu lampu sorot untuk melihatnya, mata mereka berdua sangat tajam, disana, dibawah saung, terlihat sosok tubuh dengan rambut tergerai sedang jongkok membelakangi mereka, perlahan sosok itu merayap keluar,kakinya nampak sedang menjepit sesuatu. Tiba-tiba kepalanya berputar pelan hingga mereka saling tatap. Dia adalah Gina, kakinya menjepit kepala seekor anjing hitam, terlihat baju yang ia kenakan telah robek dimana-mana.

Bukan hanya wajahnya, rambut Gina yang tergerai telah bercampur dengan cipratan darah. Gina meloncat ke tiang penyangga saung, naik seperti monyet menuju atap, ia kemudian jongkok diatas atap saung, rambutnya tergerai, kepalanya mendongak ke langit. Meringkik

"Apa yang ia lakukan ?" gumam Fang, mereka berdua masih berdiri mengawasi tingkah Gina.

Gina tiba-tiba melompat turun ke pematang sawah, merayap menjauh dengan cepat seperti kadal.

"Sialan dia kabur.." Fang mengikuti Ivan yang berlari mengejar.

***

"Ada yang bisa saya bantu mbak ?" kata seorang pelayan toko dengan ramah.

"Ada yang bisa saya bantu ?" ulangnya ketika yang ditanyai justru melototinya, detik berikutnya pelayan toko tersebut menjadi heran ketika Gina mulai menggeram dan menggeleng aneh.

"Mbak kenapa ya ?" tanyanya serba salah. Tanpa diduga Gina melompati counter kasir, dan mencekik pria tersebut, kemudian dihantamkannya wajah pelayan toko tersebut berkali-kali ke meja kasir.

"Apa-apaan ini! Hentikan!" seorang pelanggan lain yang baru datang melihat perbuatan Gina, ia mencoba menghentikannya namun Gina mengibaskan laki-laki itu hingga menghantam rak bagian peralatan dapur.

Wajah sang pelayan toko mulai bersimbah darah, tenaganya yang tadi berusaha dengan keras melawan kini semakin menghilang

"Ya Tuhan.. dia bisa mati.." desah laki-laki yang baru saja dilempar Gina, ia nekat mengambil sebuah pisau dapur, dan menusukkannya ke pundak Gina. Untuk pertama kalinya Gina berhenti, ia lepas begitu saja pegangannya pada tengkuk sang penjaga toko, membiarkan tubuhnya yang sudah tak bernyawa merosot ambruk ke bawah meja kasir. Gina menengok ke arah pria yang menusuknya, pisau yang masih tertancap di pundaknya ia cabut, kemudian balas ia tusukkan ke arah kepala pria itu. Darah hangat menyembur keluar dari tempat pisau itu berdiam.

***

Sambil terus menggeram, gerakan menggali ia lakukan dengan cepat. Setelah lobang tercipta, dikuburkannya kepala anjing hitam tersebut ke dalam.

"Sebenarnya apa yang ingin ia capai ?" Ivan bertanya-tanya dalam hati. Gina berdiri perlahan, kepalanya berputar hingga ke belakang, kemudian kembali ke posisi asalnya. Ia balik badan, perempuan itu menggeram, matanya terarah pada Ivan. Tak disangka Gina justru menerkam ke arah Fang, pemuda itu tak sempat mengelak, lehernya dicekik.

***

Mobilnya ia hentikan ketika lampu sorotnya mengenai punggung seorang wanita yang tengah berjongkok di tengah jalan, lelaki itu menekan klakson berkali-kali tapi yang dimaksud sama sekali tak beranjak. Maka iapun turun,menghampiri wanita aneh tersebut.

"Hei.." Laki-laki itu hendak menyentuh pundaknya, terdengar suara lirih seperti orang yang sedang mengunyah, wanita ini sedang memakan sesuatu. Lelaki tersebut berjingkat ngeri dan mendadak mual ketika Gina menengok, di seluruh mulutnya terdapat cairan merah, tangannya menggenggam apa yang bisa disebut dengan jantung manusia.

Gina mendorong pria itu terpelanting hingga menabrak body depan mobilnya, ia segera menyusulnya, batang leher lelaki itu lalu dicekik sampai tubuhnya terangkat ke atas. Pria itu meronta, matanya terbelalak, kesulitan untuk bernafas.

Krek!

Tubuh pria itu langsung lunglai, setelah satu sentakan Gerandong yang menumpang jasad Gina mematahkan lehernya.

***

Ivan serta merta ingin membantu, tetapi dicegah oleh Fang yang sekali lagi memberi isyarat bahwa ia bisa mengatasinya sendiri. Fang saling tatap dengan mata Gina, rupa wanita itu sempat beralih menjadi rupa Gerandong, terjulur-julur lidahnya menjilati muka Fang.

"Kau tak layak mencabut nyawaku.." Fang memerah semua tenaganya, melepaskan cengkraman jari-jemari Gina pada lehernya. Fang menendang Gina setelah berhasil membebaskan diri, ia lantas bergabung kembali bersama Ivan. Gina menggeram, ia kembali melompat menerkam, tapi mereka berdua lebih dulu menunduk menghindar, malah justru Fang berhasil menangkap kakinya dan balik melemparnya.

"Dia iblis rendahan, cuma suruhan.. kau tahu kan Fang.." perkataan Ivan mengandung isyarat, Fang yang mengetahui itu segera mengeluarkan semacam kristal sebesar bola kasti dari sakunya. Dia genggam batu itu dan dihadapkan ke arah Gina, secercah cahaya muncul dari batu tersebut dan menyerang Gina laksana sinar laser. Gina mengejang, dadanya tegak membusung, disela-sela erangannya, sosok Gerandong mulai tertarik dari dalam tubuhnya, perlahan tapi pasti sosok mahluk itu mulai terhisap ke dalam batu melalui sinar tersebut.

Tubuh Gina ambruk telungkup, kristal yang semula berwarna hijau, kini berubah hitam dikarenakan telah menghisap kekuatan jahat.

The Darkslayer : Evils Among UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang