Part 5

766 64 7
                                        

🎆🎆🎆

Memegang kedua sisi pegangan rangsel sambil berjalan menunduk, itu lah yang reem lakukan sekarang.

Dengan sesekali menendang kerikil kecil yang berada di hadapanya.

Apa lagi rasanya telinganya itu panas, mendengar suatu gombalan sidd yang di lontarkan ke pada lala setiap perjalananya menuju rumah. Reem ingin sekali pergi menghindari dua sepasang manusia yang mana sahabat nya sendiri yang lagi mabuk dengan cinta ini.

TIN

TIN

suara kalkson mobil telah membuat reem sukses terkejut dan hampir memaki, kalau saja pemilik mobil tersebut tak menyembulkan kepalanya di jendela.

"reem, kamu berjalan sendirian?" tanya damar kepada reem.

"enggak gue sama----

Reem menunjuk ke depan tapi tak menemukan siapapun.

Sahabat macam apa mereka? Karna keasikan berbincang, sampai gak sadar gue tertinggal.


"hey malah ngelamun"

"ah...Iya maaf gue---

"udah sini bareng gue aja, anak gadis gak boleh berkeliaran sendiri si tempat sunyi seperti ini"

reem mulai melihat sekitar, benar saja, jalan ini sepe sekali dan sekitarnya hanya di kelilingi hutan.

"yaudah...Ayo" putus reem yang kini beranjak masuk ke dalam mobil damar dan duduk manis di sana.

🎆🎆🎆

"Ehh tunggu² kek nya kita lupa sesuatu deh la" pikir sidd karena merasa ada yang janggal.

"apaan?"

"dari tadi belakang kita gak ada suara langkah orang deh, lo gak ngerasain?"

"eh iya....Reem gak suaranya"

"jangan jangan---

Sidd dan lala membalikan tubuh nya, alangkah terkejut nya reem tidak ada di belakang mereka itu tandanya gadis itu.....

"REEM KETINGGALAN!" teriak sidd dan lala berbarengan.

"lo masuk rumah saja, biar gue cari reem sendiri"

"tapi sidd"

"udah nurut aja" pinta sidd yang kini sudah berbalik dan hendak berlari mencari keberadaan reem saat ini.

Kalau saja tiada mobil yang baru tiba dan terparkir di halaman rumah reem.

Harus kalian ketahui, rumah reem,sidd dan lala bersebelahan dan itu memudahkan mereka untuk berkumpul bersama dari kecil.

Seseorang dari mobil tersebut keluar menampakan damar yang kini berputar untuk membukakan pintu di kursi penumpang yang bersebelahan dengan kursi kemudinya.

Mata sidd menyimpit karena melihat reem baru keluar dari mobil yang sama yang di naiki damar.

"makasih ya mar, kalau gak ada lo, pasti gue udah nangis ketakutan"

"iyah sama sama, boleh gue minta no WA lo"

"boleh, siniin hp lo"
Damar menyerahkan ponselnya kepada reem, yang langsung di raih oleh reem dan memberikan no WA nya di dalam ponsel damar.

"nah sudah, nih" ucap reem sembari menyerahkan ponsel tersebut kepada damar.

"besok gue jemput lo yah?"

"eng----gak usah mar, entar ngerepotin elo"

"gak kok, gak ngrepotin, malah bikin gue seneng"

Apa mungkin gue triama aja tawaranya? Biar hati gue gak terus terusan sakit melihat kemesrahan sidd dan lala.

"em...Yaudah, gue mau"

"nahh gitu dong" damar mengacak acak rambut reem pelan Lalu memasuki mobil nya kembali dan melesakan nya meninggalkan pekaran rumah reem berada

Blushh....

Astaga pasti pipi gue merah.

Reem menyentuh pipi nya yang memanas itu  lalu menangkup keduanya.

"reem lo sama damar pulang nya?" suara sidd tiba tiba menyeruak di telinganya membuat reem terjingkat kaget lalu mengelus dadanya.

"lo bisa gak, gak usah ngagetin gue, iya...Gue pulang sama damar, karena dia kasian liat gue jalan sendirian di tempat yang sunyi seperti itu" gaya bicara reem mendadak seperti menyindir.

"maafin gue reem, gue tadi gak sadar kalau lo ketinggalan jauh sama kita"

"iya gue ngerti kok, dunia serasa milik lo berdua sama lala kan? Yang lainya mah ngontrak"

"oke...Okey gue salah, maka dari itu gue minta maaf"

"ngapain lo minta maaf? Lo gak salah kok, gue sadar gue cuma benalu bagi kalian berdua" ucap reem yang kini berbalik hendak meninggalkan sidd.

Tapi buru buru sidd mencengkal tanganya dan membalikan paksa tubuh reem.

"lo apa apaan sih!" protes nya

"kenapa lo nurut aja sama damar tadi? Kalau entar kenapa kenapa gimana? Jangan terlalu percaya sama orang reem!"

"apa perdulinya lo" ketus reem sembari bersedekap di dada.

"gue perduli karena gue sahabat lo, untuk itu gue suruh lo jauhin si damar mulai dari detik ini!"

"hei....Lo itu cuma sahabat gak lebih, lo gak berhak ngatur hidup gue atau bahkan melarang gue deket sama orang lain, lagian si damar niat nya baik kok gak aneh aneh seperti ada di dalam otak lo, jika gak ada damar tadi, pasti gue udah kenapa napa, bahkan pasti tidak akan pulang ke rumah ini dengan kondisi yang di bilang baik baik saja"

Sidd diam, mendadak lidah nya keluh ketika mendengar pernyataan reem yang barusan ia lontarkan.

"udah ahh, gue mau masuk rumah, gerah gue kalau lama lama di sini" reem melenggang pergi memasuki rumah nya meninggalkan sidd yang masih berdiri di pekarangan rumah reem dengan kedua telapak tangan yang terkepal erat.

TBC

Broken Heart (Siddreem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang