CINTA TIADA USAI

Bagian 2

Nassar mulai gundah,gulana,resah melanda dalam hatinya, dan mimik wajahnya berubah senyum manis, dan kemudian menari,berjoged dangdut, bersinandung dengan judul Kerinduan.
Sampai-sampai suara ponsel berdering pun tak didengarnya.
Asisten rumah tangga yang telah lama bekerja di dalam rumah apartemen berlari terbirit-birit menuju kamar Nassar. Tapi, ketika di ujung pintu kamar majikannya, dia berhenti sejenak, dan mencoba membuka pintu.
Rahmi, tapi biasa dipanggil mbak Rahmi itu mengetuk perlahan.
"Tok...tok...tok...Tuan?"
Karena masih tak mendengar panggilan Mbak Rahmi, terpaksa dia masuk dan berlari...
Bukk!
Auww!
"Rahmi...!lo kenapa kemari? Gangguin aja deh, iih...!"
"Maaf, maafin Mbak Rahmi." ucapnya sambil menunduk takut.
"Hei...dah berapa kali, gue bilang? Dah berapa kalii...?"
"Dua kali, Tuan."
"Apanya, coba?"
"Masuk kamar tanpa izin. Ya?"
"Whatever...kesini mau ngapain Mbak Rahmi?"
"Hehehe...tadi, Mbak Rahmi denger ada suara telpon. Tapi, Tuan malah asyik joged-joged."
"Terus...?"
"Ya, itu tadi...hehehe..."
"Mbak Rahmi, besok saya mau pulkam dulu ye? Terus...kalau kesepian di apartemen, ajak aja anaknya Mbak Rahmi. Oke?"
"Hah...beneran boleh, Tuan?"
"Boleh bangeet...Mbaak. Tapi, inget...ruang kamarku Rahasia. Oke?"
"Iya, iya Tuan. Mbak Rahmi ngerti. Berapa lama di Indonesianya?"
"Dua."
"Dua? Maksudnya, Tuan?"
"Dua minggu aja deh. Gimana Mbak Rahmi?"
"Kok lamaa...sih, Tuan? Terus, nanti mister-mister itu kalau nyariin Tuan, Mbak Rahmi gimana ngomongnya?"
"Hahaha...iyaya. Yaudah, nanti sebelum pergi ke Jakarta, saya akan segera hubungi teman-teman seprofesi saya. Begitu, Mbak Rahmi?"
"Iyaa...hahaha..."
.
Di dalam Pesawat:
"Apakah tanggapanmu Aulia, kalau kau lihat penampilanku yang sekarang?" gumam Nassar perlahan sambil senderkan bahu dengan mendengarkan i pod nya.
.
Bersambung
Like n Comment
See u