Chapter 2

460 76 31
                                    

Dia berada dalam satu titik keputus asaan. Dan aku datang sebagai penyembuhnya. Bukankah itu hal yang baik?

Kenyataannya, itu adalah sebuah awalan yang tak seharusnya aku lakukan.

-------

Gemercik air perlahan turun membasahi sebagian daerah kota Seoul. Tertidur dengan cukup pulas, akhirnya Taehyung terbangun lantaran tetesan air berbondong bondong menjatuhi tubuhnya.

"Ah... sial!!" Umpatnya, lantas segera bangun dari tidurnya dan bergegas turun dari rooftop menuju gedung apartement kecil tempat dimana ia juga tinggal di salah satu kamar yang ia sewa. Ya, walau untuk saat ini ia tak dapat memasukinya lantaran sang pemilik kamar mengunci kamarnya dengan gembok. Kedua tungkainya bergerak ringan melangkah menuruni setiap anak tangga. Kamar pemuda itu berada di lantai dasar. Itu artinya ia harus menuruni beberapa tangga darurat yang kerap ia lewati saat hendak pergi ke rooftop. Sekecil harapan ia sematkan dalam setiap pijakkannya. Kim Taehyung, pemuda itu yakin jika wanita paruh baya pemilik apartemen tua tempat dimana ia menyewa salah satu kamarnya, akan memberikan kesempatan sekali lagi. Tentu saja kesempatan untuknya agar dapat mengumpulkan uang sewa yang menunggak dengan tetap tinggal di kamar itu.

Taehyung berhenti melangkah. Satu pemandangan mencurigakan berhasil membuatnya tersentak kaget. Seseorang tak ia kenal nampak tengah berusaha membuka pintu kamarnya yang jelas- jelas digembok oleh wanita paruh baya yang sering ia sebut Mak Lampir itu. Lalu, apa yang sedang orang asing itu lakukan?? Apa ia hendak mencuri? Ia memakai celana jeans ketat dengan jaket hoodie yang menutupi hampir seluruh kepalanya. Tidak salah lagi, dia pasti pencuri. Itulah yang terlintas di otak Taehyung saat ini. Tanpa ragu, Taehyung segera menghampiri orang asing itu sebelum hal yang tak ia inginkan benar terjadi.

"Yak, sedang apa? Berusaha membobol pintu kamarku??" Tanya Taehyung cukup to the point.

"Aaah jinjja! Kau tertangkap basah. Bagaimana ini, huh??" Imbuhnya lagi, mencoba mempermalukan si pelaku yang ia yakini sebagai pencuri. Pemuda itu berdiri santai di belakang orang asing itu yang tak lama kemudian berbalik menghadapnya.

"Ini kamarku! Dan aku bukan pencuri, dasar bodoh!" Ucap orang itu yang ternyata seorang gadis.

Taehyung melongo saat itu juga. Tak kalah terkejut, gadis yang kini ada di hadapannya pun terlihat tak percaya jika ia akan bertemu lagi dengan pemuda yang pernah menegurnya di Taman kemarin malam.

"Kau?? Astaga!" Kejutnya spontan memutar bola matanya karena jengah. Bagaimana mungkin dunia terasa begitu sempit hingga ia harus bertemu dengan orang yang sama dalam jangka pendek.

"Apa yang sedang kau lakukan di depan kamarku,,?? Jangan jangan,,, kau komplotan pencuri? Eoh??" Tanya Taehyung, mulai mencurigai Jennie sebagai salah satu dari komplotan pencuri yang akhir akhir ini sering diberitakan di televisi. Sedikit konyol memang, tapi siapa yang tak curiga jika orang itu tengah berusaha membuka pintu kamarnya yang jelas jelas semalam digembok.

"Apa kau tuli?? Pendengaranmu bermasalah??? Sudah ku katakan, aku bukan pencuri!! Aku telah menyewa kamar ini karena Hwan ahjumma bilang,, pemilik kamar ini tak bisa membayar uang sewanya lagi. Apa kau puas???" Jelas Jennie, cukup berani karena ia sama sekali tak merasa bersalah.

Taehyung terkejut. Namja itu tak percaya jika wanita yang ia sebut Mak Lampir itu nekat menyewakan kamar yang bahkan masih ia tempati.

"Mworago?? Hwan ahjumma menyewakan kamarku padamu???" Tanyanya masih tak percaya.

"Kamarmu?? Jadi orang yang tak sanggup membayar sewa kamar sekecil ini adalah kau??" Jennie menatap heran pemuda berperawakan tinggi yang sebenarnya tak ia pungkiri juga tampan itu dari kepala hingga kaki. Selanjutnya gadis itu menggeleng sambil berdecak heran, sebelum akhirnya ia memilih untuk mengangkut kopernya masuk ke dalam kamar yang telah ia sewa.

Love the Witch [TaeNnieKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang