Kalian bosen nggak ngomongin hujan ? aku bosen banget. Selama seminggu ini hujan terus. Aku dan Mala sudah membatalkan kencan banyak kali. Kami lebih sering berkencan di apartemenku, itu pun kala nggak khilaf ya hanya nonton tv bareng. Tapi lebih seringan khilafnya sih.
Seperti sekarang, Mala mendesah nikmat kala ku hujam miliknya dari belakang. Dengan posisi menungging, Mala mengimbangi gerakanku. Menurutnya, ini adalah posisi sex favoritnya. Sudah sering sekali dia meminta posisi ini. Yah, sebagai cowok yang baik aku harus menurutinya. Toh sama-sama menguntungkan.
"Harry lebih cepat! Mala mau ngerjain PR setelah ini." Teriaknya sembari meremas bantal.
Ku cengkram pinggulnya dengan kuat dan ku tambah tempo gerakanku. Mala semakin bergerak tak menentu. Sekarang kepalanya jatuh dan menompang tubuhnya. Gerakanku semakin cepat. Desahan Mala mengisi kamarku dengan erotisnya, menambah kenikmatan yang ku rasakan.
"Sedikit lagi Harr—ahh ahh.. Harry.. ehm.."
Tempoku melambat seiring getaran tubuh Mala yang semakin lemah. Kemudian ku balik tubuh Mala dan tetap kugerakan milikku dengan pelan.
"Harry belum keluar ?" suaranya lirih dengan mata bulat yang menatapku polos, padahal Mala tak sepolos itu.
"ben—tar.. ini masih usaha." Ucapku yang sekarang memainkan gundukan kenyal milik Mala yang ikutan bergerak nikmat.
Mala tak mau diam. Dia menggerakan pinggulnya dengan liar. Mulutnya menjelajahi leherku. Membalik keadaan, sekarang aku menjelajahi lehernya. Menjilat, menghisap dan sesekali menggigit gemas. Sampai pada gerakanku yang tak beraturan. Rasanya seperti akan meledak. Seluruh tubuhku diselimuti rasa nikmat. Bahkan tulang-tulangku serasa meneriakan kenikmatan itu.
Merasa sudah diujung, kukeluarkan milikku dari milik Mala yang nikmat. Kutumpahkan bukti nyata kenikmatan itu di perut Mala. Kemudian aku rebahan di samping Mala.
Mala tersenyum. "dari awal Mala udah tau kalau Harry itu pinter main diatas ranjang."
Aku tersenyum miris. Entah kenapa aku sedikit tersinggung soal permainan diatas ranjang. Apa hubunganku dengan Mala selama ini hanya sebatas permainan diatas ranjang ? tidak adakah perasaan lebih untukku ?
Mala menyentuh perutnya yang penuh tumpahan dari milikku. Tangannya bergerak dengan pola melingkar diatas perutnya dan kemudian menjilatnya.
"ini rasa milik Harry." ujarnya dengan senyum mengembang seolah itu hal yang sangat membahagiakan. Padahal jika orang lain yang melihatnya mungkin akan merasa jijik.
Kutarik Mala kearahku. "cepet kerjain PR nya lalu tidur." kukecup bibirnya sekilas sebelum beranjak kekamar mandi.
Mala mengikutiku dari belakang. Melingkarkan tanganya di perutku dan ikutan mandi di bawah shower. Kami mandi secara normal, meskipun sesekali Mala menggoda dan aku yang menolaknya. Kupikir dia tadi berencana mengerjakan PR.
Setelah itu kuputuskan memasak makan malam. Tadi Aldam ngechat kalau dia bakalan ke apartemenku untuk membahas tentang rencana liburan ke Jogja. Sampai sudah siap makanan di atas meja, Aldam datang dengan suara gaduh yang mengesalkan. Aldam dan Mala bertengkar.
"ngapain lo kesini ?" tanya Aldam sewot saat melihat Mala di sofa sambil ngerjain PR.
Mala juga menatap Aldam sewot. "lo sendiri ngapain kesini ? mau jadi pelakor ?"
"pelakor pala lo! Emang gue cowok apaan!" Aldam mengacuhkan Mala kemudian dan menghampiriku di dapur. "lo masih sama itu cewek binal ?" tanya Aldam saat kududuk di kursi dapur.
Aku meliriknya tak suka dengan sebutannya kepada Mala. "cewek yang lo sebut binal itu pacar gue." Ucapku dingin.
Aldam meringis mengetahui kesalahannya. "hehe.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Denting Hujan - [END]
Short Story[Young-Adult] Semua seperti sebuah kebetulan, biasanya orang menyebutnya Takdir. Dari sebuah dentingan lalu ke rintik hujan. Benar-benar sendu. Hujan terus turun disetiap langkahnya. Yah, hem, begini. Mala, dia gadis yang baik, manis. Tentu. Dan sun...