entah kenapa aku sering berpikir konyol, tapi mendasar, semacam apa tujuan kita hidup, apakah bahagia itu, lalu apa yang paling penting bagi diri kita. Orang bilang jangan hanya berpikir tapi lakukan, tapi atas dasar apa kita merasa benar? Apakah jika hal itu umum terjadi, lalu dilakukan oleh banyak orang, masih sesuai norma, adat, dan juga panduan agama, lantas bisa dibenarkan?
sejatinya apa yang kita lakukan ini apakah memang benar berguna?pendidikan yang kita jalani hampir di separuh hidup, berusaha menjadi orang baik dan jujur di sepanjang hayat, apakah benar memang begitu seharusnya?
kebahagian ketika mendapat pekerjaan, lulus dari pendidikan, dan semua yang harusnya menggembirakan hanyalah emosi sesaat, lalu apa? kita kembali ke diri kita, kembali ke rutinitas. namun kesedihan pun juga sementara, sedih karena nilai jelek, di tinggalkan kekasih atau tidak mencapai apa yang kita harapkan, semuanya sementara.
lalu apalah kita yang hanya sementara ini, yang punya waktu kadaluarsa masing-masing yang biasanya diukur dengan satuan tahun hidup di bumi ini untuk kita sombongkan, untuk kita banggakan?
jika kau merasa besar, kamu merasa sudah sukses, lihatlah ke langit, bertanya pada diri sendiri apa memang ini yang kamu inginkan? dan yakinkah kamu bahwa di bumi yang luas, yang di naungi langit angkasa yang tak terkira jumlahnya, di semesta ini, kamu adalah orang yang spesial?
tapi janganlah kamu merasa berkecil hati, kenyataan bahwa Allah dan semesta alam masih membiarkanmu hidup saja harusnya kau bersyukur. apalagi jika kau sempatkan melihat kesekitar, ke orang-orang yang kau lalui setiap hari, sekadar menyapa saja mungkin kau enggan, apalagi sampai tau dan peduli kisah hidup mereka.
Percayalah bahwa kau tak semenderita itu, dan yakinlah kau tak juga seberhasil itu. Bahwa aku hanya ingin kau merasa cukup, tidak lebih, tidak kurang. Kau dicintai dengan cukup, kau disakiti dengan cukup, kau bahagia dengan cukup, pun kau bersedih dengan cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
daily life
Randomseperti judulnya, chapter2 tentang kejadian2 absurd yang ada disekitar penulis