Guanlin's POV
"Guanlin-ah," seseorang memanggilku saat aku hampir saja masuk ke kelasku. Ternyata itu Jihoon hyung.
"Ne hyung?"
Jihoon hyung segera berlari kearahku.
"Maafkan aku. Sepertinya hari ini aku tak bisa ke perpustakaan kota. Aku ada latihan futsal mendadak. Kau tahu aku sudah di tahun terakhir, beberapa bulan lagi aku sudah harus keluar dari klub. Dan aku baru saja mendapat kabar kalau kami akan mengikuti pertandingan persahabatan untuk yang terakhir kalinya sebelum kami lulus."
"Hi Guanlin. Apa kamu sibuk hari ini? Apa kamu mau menemaniku ke suatu tempat?" tanya seorang gadis tiba-tiba, Jeon Somi.
Aku tak terlalu mengenal Somi. Yang aku tahu dia adalah teman sekelasku. Aku suka mendengar gosip kalau Somi menyukaiku. Tapi aku tak terlalu mempedulikannya. Toh aku tak menyukainya.
"Maaf tapi aku akan pergi hari ini. Aku sudah ada janji." tolakku halus.
Somi terlihat kecewa, " baiklah. Mungkin lain waktu."
"Kau bisa tetap pergi dengan noonaku kalau kau mau." usul Jihoon hyung setelah Somi pergi.
"Apa tidak apa kalau aku hanya pergi dengannya?" tanyaku ragu.
Aku hanya takut akan merepotkan Hyerin noona karena dia yang membawa mobil, dia juga yang harus menjemputku dan mengantarku nanti.
Tapi sejujurnya, aku senang kalau aku bisa pergi berdua saja dengan Hyerin noona seperti waktu itu. Hehe.
"Tentu saja tidak apa-apa. Aku akan mengatakannya padanya. Nanti dia akan menjemputmu disini."
"Baiklah. Terima kasih hyung."
"Tak masalah. Maafkan aku karena tak bisa ikut. Aku akan ikut lain waktu."
Aku hanya mengangguk lalu masuk kekelasku.
***
Hyerin's POV
Saat ini aku sedang menemani Guanlin mencari buku-buku untuk membantunya memahami pelajaran di sekolahnya.
Ya, aku hanya berdua dengan Guanlin. Tadi Jihoon mengabariku kalau ia ada latihan futsal dadakan jadi tak bisa ikut.
"Noona, menurutmu mana yang lebih bagus?" tanya Guanlin sambil menunjukan dua buku yang berisi latihan soal matematika.
"Hmm.. Yang kanan itu keluaran terbaru kan. Mungkin soal-soalnya lebih mirip dengan yang akan diberikan gurumu."
"Ne. Hanya saja, ini lebih tebal. Aku tak yakin apa aku akan rajin mengerjakannya."
"Kamu harus yakin. Kalau kamu mau, pasti bisa." aku berusaha menyemangatinya.
"Baiklah aku akan beli yang ini. Mudah-mudahan dengan banyak latihan soal, aku jadi lebih mengerti. Jadi aku tak perlu merepotkanmu atau Jihoon hyung lagi." kata Guanlin sambil membawa buku-buku yang sudah dipilihnya ke kasir.
Aku tersenyum tipis menanggapinya.
Apa itu artinya aku akan jarang bertemu dengannya? Tapi bukankah seharusnya aku bersyukur kalau Guanlin sudah bisa belajar dengan mandiri?
"Setelah ini, kita akan makan es krim kan noona?" tanya Guanlin semangat.
"Ne.." jawabku yang sejujurnya tak terlalu bersemangat.
Aku terus memikirkan kemungkinan yang akan terjadi kalau Guanlin sudah bisa mengikuti pelajaran dengan baik tanpa memerlukan bantuanku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Lesson
FanfictionLai Guanlin x Park Hyerin (OC) Kita tak pernah tahu pada siapa kita akan jatuh cinta. Namun satu yang pasti, jangan menyalahkan takdir. Bagaimana kisah seorang Park Hyerin yang menyukai adik kelas dari adiknya yang usianya terpaut 4 tahun darinya? I...