Love Lesson #1

38 2 0
                                    

Hyerin’s POV

"Aku pulang.." sapaku seperti biasa setiap aku sampai rumah, tak peduli ada yang mendengarkan dan menjawabku atau tidak.

Aku melihat adikku, Park Jihoon, duduk bersama temannya di atas karpet di ruang tamu. Sepertinya mereka sedang mengerjakan tugas. Terlihat dari meja tamu kami yang hampir penuh dengan buku.

"Noona? Kau sudah pulang?" tanya Jihoon sambil menoleh ke arahku.

Aku mengangguk sebagai jawaban.

Tak berniat mengganggunya, aku memutuskan untuk ke kamarku di lantai 2. Namun ucapan Jihoon menahan langkahku.

"Noona, kenalkan ini Lai Guanlin. Dia adik kelasku, 2 tingkat dibawahku, dia pindahan dari Taiwan. Dia pindah karena ayahnya sedang mengurus bisnis di Korea. Mereka tinggal tak jauh dari sini. Aku sedang membantunya mengerjakan tugas. Guanlin-ah, ini noona ku, Park Hyerin. Dia sudah kuliah semester 3." ucap Jihoon memperkenalkanku pada temannya.

Aku tak terlalu tertarik mendengarnya, namun akhirnya aku menghampiri mereka hanya sebagai bentuk sopan santunku. Adik kelas Jihoon segera berdiri dan mengulurkan tangannya.

"Annyeong noona. Namaku Lai Guanlin" sapanya kikuk dengan aksen yang sedikit aneh. Mungkin dia belum lama pindah ke Korea.

"Park Hyerin. Salam kenal." jawabku sambil menyunggingkan senyum tipis lalu bersalaman sebentar dengannya.

Anak ini 2 tahun dibawah Jihoon, itu artinya 4 tahun dibawahku, tapi bisa kupastikan tingginya melampaui Jihoon.

Dan aku akui, kalau dilihat dari dekat, dia terlihat tampan. Dan dari gayanya, sepertinya dia anak orang kaya.

"Mmm, kalau begitu aku naik dulu Jihoon-ah." kataku lalu segera naik kekamarku dengan cepat.

Beginilah kehidupanku setiap harinya. Hanya ada aku dan adikku Jihoon dirumah, dengan beberapa pembantu. Appa dan eomma sangat sibuk dengan bisnisnya, sehingga mereka jarang sekali berada dirumah. Tak jarang mereka mengurus bisnisnya di luar negeri dan meninggalkan kami hingga berbulan-bulan.

Namun aku tak merasa kesepian. Aku sangat dekat dengan Jihoon. Mungkin karena usia kami yang hanya terpaut 2 tahun.

***

Aku menjatuhkan tubuhku dikursi dan menarik nafas lega saat aku sampai dikelas.

Aku sangat membenci kelas pagi karena aku sulit untuk bangun pagi. Setiap hari Jihoon harus membuang waktunya beberapa menit hanya untuk membangunkanku.

"Hyerin-ah, kamu selalu saja terlambat jika ada kelas pagi." bukannya menyapaku atau bertanya kabarku, sahabatku Lee Hani hanya mengejekku.

"Berhenti mengejekku. Kamu tahu aku tidak bisa bangun pagi. Hani-ya, nanti sepulang kuliah temani aku ke myeongdong ya?"

"Mian, aku harus menemani eomma ku belanja kain dan pernak-pernik untuk di butiknya. Bagaimana kalau besok saja? Besok kan Jumat, lusa kita libur."

Ya, eomma nya Hani adalah seorang desainer. Memang bukan desainer kelas dunia, tapi dia cukup terkenal di Korea Selatan dan butiknya memiliki banyak cabang di beberapa kota di Korea, bahkan terakhir kali kudengar ia berniat membuka cabang di Jepang.

"Ah tapi aku ingin sekarang. Tak apa, aku bisa sendiri. Kamu temani saja eomma-mu." jawabku santai.

"Kenapa tidak meminta adikmu untuk menemanimu?"

"Dia ada latihan futsal hari ini."

"Oh begitu. Baiklah. Lain kali aku janji akan menemanimu"

Percakapan kami terhenti saat dosen masuk kekelas kami.

Love LessonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang