Love Lesson #7

8 1 0
                                    

Guanlin's POV

Aku baru saja keluar dari kelasku. Siang ini hujan deras sekali.

Aku baru saja sembuh dari sakit, jadi aku tak mau mengambil resiko menerobos hujan untuk ke halte bus. Ditambah lagi, bukannya membaik, pusingku justru bertambah.

Entahlah, hari ini aku tidak fokus sama sekali dikelas. Yang ada dipikiranku hanyalah Hyerin noona. Tapi aku sudah bertekad untuk menghindarinya dan tidak akan mengangkat telponnya.

Tiba-tiba mataku menangkap sesuatu jauh didekat parkiran mobil. Ya, aku melihat mobil Hyerin noona terparkir disitu.

Apa yang ia lakukan disini? Bukankah Jihoon hyung masih akan pulang 2 jam lagi karena ada pelajaran tambahan?

Hpku bergetar. Ada pesan masuk dari Hyerin noona. Aku menimbang-nimbang apakah aku harus membukanya. Sudah banyak pesannya yang ku abaikan.

Akhirnya setelah beberapa detik aku memutuskan untuk membaca pesannya yang cukup panjang.

Hyerin noona
Kudengar dari Jihoon kamu sakit? Tapi kenapa masuk sekolah? Kamu harus banyak istirahat.

Hyerin noona
Tolong angkat teleponku.

Hyerin noona
Kumohon angkat teleponku sebentar saja.

Hyerin noona
Guanlin-ah, aku khawatir. Tak bisakah kauu mengangkat teleponku? Aku tak akan bisa fokus kuliah kalau kau tak mengangkat teleponku.

Ia mengkhawatirkanku? Untuk apa? Urusi saja Daniel hyung!

Hyerin noona
Guanlin-ah, aku tahu ini jam istirahat. Kumohon angkat teleponku. Dan jangan telat makan.

Aku senang dan sedih disaat yang bersamaan saat ia mengingatkanku untuk tidak telat makan. Aku merasa tidak pantas untuk menerima perhatiannya.

Pesan yang terakhir baru masuk sekitar 3 menit yang lalu

Hyerin noona
Aku di parkiran sekolahmu. Kemarilah. Aku akan mengantarmu pulang. Ini hujan, kamu tidak boleh naik bus, nanti sakitmu semakin parah.

Tepat setelah aku selesai membaca pesannya yang terakhir, Hyerin noona kembali menelponku.

Apa aku harus mengangkatnya?

Ayolah, aku laki-laki, dan ini di sekolah. Aku tak mau menangis disini.

Tapi aku juga tidak tega melihat puluhan missed call dari Hyerin noona.

"Yeoboseyo?" aku menjawab setelah masuk kembali ke gedung sekolahku agar Hyerin noona tak bisa melihatku.

Aku bisa mendengar Hyerin noona bernapas lega di sebrang sana.

"Guanlin-ah, kamu dimana? Apa sudah keluar kelas? Aku tunggu di parkiran. Aku akan mengantarmu pulang." suaranya serak. Apa hyerin noona habis nangis?

"Terima kasih, tapi aku akan pulang dengan temanku yang rumahnya tidak jauh dari rumahku. Jangan khawatir." jawabku lalu segera mematikan teleponnya.

Kalau kalian bertanya apa keahlianku? Berbohong. Teman mana yang kumaksud? Aku bahkan tak punya teman disini selain Jihoon hyung. Aku tak mau berteman dengan gadis-gadis mengerikan yang selalu mendekatiku.

Aku mengintip dari kaca jendela sekolahku. Mobil Hyerin noona masih disana.

"Guanlin-ah, kamu belum pulang?" tanya seseorang tiba-tiba.

Somi.

"Pulang bareng yuk! Ini hujan deras. Aku bisa meminta supirku untuk mengantarmu dulu." tawarnya.

Sesaat kupikir itu ide bagus, jadinya aku benar-benar punya alasan untuk menghindari Hyerin noona.

Tapi sepertinya ini bukan novel dimana pria yang cemburu harus membalas dendam dengan pergi bersama wanita lain agar wanita yang ia sukai cemburu.

Love LessonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang