Hyerin's POV
Jam sudah menunjukan pukul 7.20 malam, tapi Jihoon belum juga pulang. Aku masih setia menunggunya pulang di ruang tamu karena aku tak ingin makan malam sendirian.
Sambil menunggu Jihoon, aku hanya berdiam diri di sofa. Aku sedang merindukan seseorang. Sudah lama aku tak bertemu dengannya.
"Aku pulang.."
"Jihoon-ah, darimana saja kamu? Aku menunggumu untuk makan malam." ucapku seraya berjalan mendahului Jihoon ke dapur.
"Tadi aku latihan futsal seperti biasa. Lalu setelah itu aku mampir kerumah Guanlin, sudah 2 hari dia tak masuk sekolah." jawab Jihoon sambil mencuci tangannya lalu duduk di hadapanku.
"Memangnya kenapa dia tak masuk sekolah?" tanyaku penasaran sambil menyendok nasiku.
Perasaanku mulai tidak enak.
"Dia sakit. Kasian sekali. Katanya appanya sedang pergi ke Jepang selama sebulan karena urusan kerjaan. Pembantunya dua orang yang merupakan kakak beradik ijin pulang dari 4 hari yang lalu karena orang tua mereka sedang koma di rumah sakit. Hanya ada dia dan seorang satpam sekaligus tukan kebun dirumahnya." Jihoon menceritakan sambil melahap makanannya.
Tiba-tiba aku kehilangan selera makanku.
Aku segera mengambil handphoneku yang terletak diatas meja makan dan mengecek aplikasi Line. Aku ingat beberapa hari ini aku tak membuka pesan dari Guanlin sama sekali. Aku sedang berusaha menghindarinya. Apa dia mungkin mengabariku saat ia jatuh sakit? Ada sekitar 6 pesan dari Guanlin.
Pertama pesannya dari hari minggu.
Guanlin
Noona, aku mendapatkan nilai 80 di ujian bahasa korea waktu itu! :)Lalu pesannya di hari senin.
Guanlin
Noona, PR matematika ku mendapat nilai 100. Terima kasih karena selalu mengajariku dengan sabar. :)Masih di hari senin, malam harinya ia mengirimiku 2 pesan yang hanya berselang beberapa menit.
Guanlin
Noona, apa aku mengganggumu? Kenapa kau tak membalas pesanku? :(Guanlin
Noona, meskipun kau sudah tak mau membalas pesanku, setidaknya aku berharap kau mau membaca pesanku.Terakhir kemarin, Selasa pagi.
Guanlin
Noona, apa kabarmu? Kuharap noona baik-baik saja, tidak seperti diriku. Hehe. Jangan lupa makan dan istirahat agar tidak jatuh sakit. :)Kenapa aku tak menyadarinya? Ia tak mungkin bisa mengirimiku pesan jam 10 pagi kalau dia masuk sekolah kemarin.
Dan kenapa aku tak membaca pesannya? Ia bahkan memberikan pesan tersirat kalau ia sedang sakit kemarin.
"Noona! Noona! Hyerin noona!"
"Ah ne??" aku terkejut menyadari Jihoon yang telah memanggilku berulang kali.
"Kenapa kau melamun? Pesan dari siapa yang kau baca? Sebaiknya habiskan dulu makananmu," nasihat Jihoon.
"Jihoon-ah, dimana rumah Guanlin?"
"Wae? Kau ingin menemuinya? Habiskan dulu makananmu."
"Aish. Kau ini. Tinggal jawab saja apa susahnya?" tanyaku kesal.
"Habiskan dulu makananmu. Percuma kau menjenguk orang sakit kalau habis itu kau ikutan jatuh sakit."
Savage. Jihoon memang adikku, tapi ia tak segan memarahiku kalau aku melakukan sesuatu yang dianggapnya salah.
Mau tak mau aku menghabiskan makananku.
"Tadi saat aku pamit pulang, Jihoon bilang ia akan minum obat lalu tidur. Sebaiknya noona besok saja menjenguknya. Kau tak mau mengganggunya kan?" usul Jihoon saat aku sudah selesai makan dan berniat mencuci piringku dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Lesson
FanfictionLai Guanlin x Park Hyerin (OC) Kita tak pernah tahu pada siapa kita akan jatuh cinta. Namun satu yang pasti, jangan menyalahkan takdir. Bagaimana kisah seorang Park Hyerin yang menyukai adik kelas dari adiknya yang usianya terpaut 4 tahun darinya? I...