Love Lesson #2

31 1 0
                                    

Author’s POV

"Ya!!! Jihoon-ah, kenapa kamu tak membangunkanku?!" tanya Hyerin sembari duduk di meja makan dengan kesal.

"Aku sudah membangunkanmu. Hari ini aku ujian noona. Aku tak mau terlambat hanya karena membangunkanmu puluhan kali. Aku berangkat dulu." pamit Jihoon sambil menyuap potongan roti terakhirnya lalu meninggalkan Hyerin yang baru memulai sarapan.

Jihoon bahkan tak pernah mau diantar kuliah oleh Hyerin karena dia hanya akan terlambat. Ia juga tak mau diantar supir meskipun orang tuanya kaya raya dan sanggup membelikannya mobil dan menyewa supir untuknya. Ia lebih memilih untuk naik bus.

"Oh ya, nanti aku akan pulang terlambat karena ada kerja kelompok di sekolah." teriak Jihoon dari ruang tamu.

***

"Ternyata gadisku masih suka terlambat seperti biasa."

Hyerin yang baru membuka kunci mobilnya terkejut melihat seseorang yang sudah berdiri di depan pagar rumahnya. Siapa lagi kalau bukan Daniel.

"Mau apa kau kesini?" tanya Hyerin ketus.

"Tentu saja menjemputmu. Kukira aku terlambat menjemputmu dan tak bisa bertemu denganmu, tapi ternyata kebiasaan terlambatmu masih ada. Ayo aku antar kuliah."

"Tidak perlu. Bukankah sudah kukatakan kalau aku sudah punya-"

"Pacar? Lalu mana pacarmu? Kenapa ia tak menjemputmu? Bahkan kemarin kau pulang sendiri tanpanya. Apa kau hanya membohongiku?" tanya Daniel memotong ucapan Hyerin.

'Aish! Apa dia mengikutiku kemarin?' batin Hyerin bingung.

"Sebaiknya kau singkirkan mobilmu karna aku ingin berangkat kuliah." aku mengalihkan pembicaraan.

"Hyerin-ah, ijinkan aku mengantarmu kuliah. Aku akan menjelaskan semuanya padamu dijalan. Lagipula, bukankah berdebat denganku disini hanya akan membuatmu terlambat kuliah?" nada bicara Daniel melembut.

Biar bagaimanapun ia benar-benar berharap Hyerin mau memaafkannya, karena ia masih mencintai gadis itu.

Hyerin menarik nafas kasar sebelum akhirnya mengunci kembali mobilnya dan menuruti permintaan daniel.

Di perjalanan Hyerin hanya berdiam diri tanpa berniat untuk memulai pembicaraan.

"Hyerin-ah, sejujurnya aku tak tahu harus memulai penjelasanku darimana." Hyerin masih tetap memandang keluar jendela tanpa berniat menanggapi ucapan Daniel.

"Gadis yang difoto itu, bukan selingkuhanku. Dia saudara jauhku yang tinggal di Busan. Sebenarnya dia sedang menolongku.
Orang tuaku memaksaku untuk kuliah di Amerika. Aku menolak karena aku ingin tetap disini bersamamu. Tapi mereka justru menyita handphone dan laptopku karena aku tak menuruti permintaan mereka.
Akhirnya aku melarikan diri ke Busan dan menginap dirumah saudaraku. Dia tinggal sebatang kara, kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Maaf aku tak sempat meminjam handphone nya untuk mengabarimu. Aku benar-benar ketakutan saat itu.
Benar saja, baru sehari aku disana, orang suruhan appa datang dan membawaku kembali ke Seoul. Aku dimarahi habis-habisan.
Mereka mengatakan, kalau saja aku mau belajar dengan baik dan lulus dengan baik, mereka akan mengijinkanku kembali ke Korea setelah lulus dan menemuimu lagi.
Aku tak punya pilihan lain. Aku menuruti permintaan mereka. Selama di Amerika, aku selalu berada dibawah pengawasan orang suruhan appa. Setiap ada kesempatan, aku selalu berusaha menghubungimu dengan nomor baruku. Tapi kamu tak pernah mengangkat. Kamu memblock semua social mediaku.
Aku benar-benar seperti orang gila saat itu. Tapi aku sadar tak ada gunanya aku mempertahankan egoku. Akhirnya aku bertekad untuk fokus dengan kuliahku dan kembali kesini setelah lulus sarjana untuk menemuimu. Namun aku menyerah setelah 2 tahun. Aku tak bisa lagi melanjutkan kuliahku. Bahkan nilaiku hancur karena aku tak pernah fokus belajar. Orangtuaku kembali memarahiku dan akhirnya mereka menyerah dan menyuruhku kembali ke Korea karena mereka sudah tak peduli padaku. Bagi mereka, aku sudah tak memiliki masa depan."

Love LessonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang