Part 3

240 39 2
                                    

Prilly pov.

Aku tersenyum sambil memandang boneka kesukaanku, doraemon. Yah saat ini aku sedang memandangi boneka pemberian bella, ntah kenapa aku merasa begitu bahagia saat bella memberikanya terlebih saat ia mengatakan bahwa ini pemberian dari uncle nya, ali.

Flashback

"Buat onty dokter. Boneka doraemon, onty dokter kan suka banget sama doraemon hihi" ujar bella memberikan aku sebuah papper bag yang berisikan boneka doraemon.

Aku tersenyum. "Makasih sayangg" ucapku mencium pipi bella.

"Bilang mkasih nya sama uncle ali. Uncel ali yang beliin ini untuk onty dokter" ujar bella.

Aku mengerutkan keningku, bingung. Ntah apa maksud ucapan bella barusan. Ali yang memberikan boneka ini untukku? Bagaimana ia bisa tau bhwa aku menyukai doraemon sedangkan ini kali pertamanya aku bertemu dengan ali.

Namun aku tak ingin ambil pusing aku tersenyum dan berucap. "Makasih"

Ali hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

Flashback of.

"Perasaan itu boneka gak ada lucu lucu nya deh.. Tpi kenapa tuh bibir bisa senyum selebar itu?"

Suara itu? Suara yang sangat familiar ditelingaku, suara yang sudah hampir 2tahun ini tidak kudengar dan sekarang....

Aku menoleh kearah pintu ruanganku, mataku terbelalak melihat siapa yang tengah berdiri diambang pintu ruanganku. Gadis cantik yang sebaya denganku kini tengah tersenyum kearahku, ah sungguh aku merindukan senyuman ini sejak lama.

"Itteeeeeeeee" pekikku dan berlari kearahnya lalu memeluknya erat ia juga membalas pelukanku.

"Kangenn banget gue sama lo prill.." ucapnya dan melepaskan pelukan nya.

Ya gadis itu adalah Gritte Agatha sahabatku. Kami sudah bersahabat sejak SMP namun aku harus berpisah dengan nya karena ia ingin melanjutkan kuliah nya di London dan saat ini ia kembali setelah 2tahun lamanya meninggalkanku. Sungguh aku bahagia tuhan.

"Kangen? Kenapa baru skarang pulang?" ucapku kesal.

"Ya kan baru selesai kuliahnya.." ucapnya.

"Jahat ya ninggalin gue 2tahun sendirian disini, lo tau gue tuh kesepian" ucapku mendrama.

Kulihat ia memutar bola matanya. "Mulai drama nya.." ucapnya, aku hanya cengar cengir gak jelas.

"Lo baru sampe hari ini?" ucapku.

Gritte menggeleng. "Gak.. Udah dari kemaren sekitar 3 hari yang lalu" ucapnya santai sedangkan aku mendelikan mataku, bagaimana tidak ia sudah kembali 3hari yang lalu terus baru hari ini menemuiku, membuatku kesal setengah mati, bagaimana bisa ia membiarkanku menahan rindu.

"Lo udah balik dari 3hari yang lalu dan baru skrng nemuin gue? Crazy!! Lo tau gue itu udah rindu banget sma lo!" ucapku.

"Kata dilan jangan rindu berat, kamu gak akan kuat biar aku saja" ucapnya meniru gaya dilan.

Aku memutar bola mataku malas, disaat aku sedang serius dan ia malah menanggapinya dengan kata kata itu. "Bilang sama dilan yang berat itu dosa bukan rindu." ujarku kesal.

Kulihat ia malah tertawa, sumpah kalo bukan sahabat sudah kupastikan aku akan merauk wajah nya saat ini juga. "Yang berat itu bukan dosa! Tapi manggul beras sekarung, hahah" ucapnya.

Aku tak menggubris ucapanya yang menjengkelkan itu, aku kembali duduk dikursi kebesaranku dan ia juga mulai duduk dikursi yang ada dihadapanku. "Btw kok lo tau gue kerja dirumah sakit ini" ucapku.

"Apasih yang gak diketahui dari seorang gritte agatha, istrinya zayn malik dan tunangan nya justin bieber ini" ucapnya kepedean.

Lagi dan lagi aku hanya memutar bola mataku. "Kok jijik yah dengernya" ucapku membuat ia mengerucutkan bibirnya.

"Dasar jahattt!!!"

Setelah itu aku pun berbincang bincang dengan nya, ia menceritakan pengalaman semasa kuliahnya di London begitupun dengan aku yang menceritakan tentang pengalamanku selama menjadi dokter.

Kami saling bertukar cerita hingga tak sadar bahwa sudah waktu nya jam makan siang. "Eh makan siang dulu yuk, laper gue" ucap gritte.

Aku hnya mengangguk dan kami pun berjalan keluar rumah sakit menuju restoran yang berada tak jauh dari rumah sakit.

Setelah sampai disana kami memesan makanan dan akhirnya memilih untuk melanjutkan obrolan sambil menunggu pesanan datang. Disaat aku dan gritte tengah berbincang tiba tiba datanglah seorang gadis dan seorang pria.

Aku menoleh kearah mereka, ternyata mereka adalah kaia dan ali. "Eh kaia, ali.. Duduk kak, li.." ucapku mempersilahkan mereka bergabung denganku dan gritte.

"Kita ganggu gak dok?" ujar kaia.

Aku tersenyum. "Panggil nya prilly aja kak.. Gak kok gak ganggu, aku juga cuma berdua doang sama gritte." ujarku.

"Oh yah gritte kenalin ini ali sma kaia, li, kaia ini gritte shbt aku" ucapku memperkenalkan gritte kpada ali juga kaia.

Mereka pun berkenalan dan akhirnya kami berbincang bincang tentang segala hal, sesekali kami tertawa saat dari salah satu kita melempar candaan.

Dan tanpa sadar aku menyenggol handfone ku yang memang berada diatas meja akhirnya handfone ku pun terjatuh karena posisi nya berada dipinggir meja maka sekali tersenggol pun langsung terjatuh.

Aku menundukan badanku ingin mengambil handfoneku dan saat itu juga ali yang berada tepat disampingku melakukan hal yang sama. Aku mendongakkan kepalaku dan akhirnya pandangan kami pun bertemu, aku menatap bola mata hitam legam yang terlihat tajam namun meneduhkan, ia juga menatap dalam manik mataku.

Dan saat itu juga jantungku berdetak dua kali lebih kencang. Aku tak tau apa yang terjadi padaku, setiap aku tak sengaja memandang mata itu jantungku slalu berpacu lebih kencang.

"Ehemmmm.." kaia dan gritte berdehem secara bersamaan membuatku dan ali tersadar, aku langsung mengambil handfone ku dan ali juga kembali membenarkan posisi duduknya.

"So.. Sorry" ujar ali.

Aku hanya mengangguk kecil dan seketika suasana mendadak canggug. Tak lama pesanan kami pun datang, kami langsung menyantapnya. Hanya ada suara dentingan sendok yang beradu dengan piring dan juga suara kaia dan gritte yang sesekali berbicara, sedangkan aku dan ali memilih untuk bungkam sejak kejadian tak disengaja itu.

*****

Vote dan comen nya jgan lupa😉

Kamu [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang