Bab VIII : Bunga Bermekaran

80 3 0
                                    

“aku sudah mempercayakannya padamu, hatiku yang lemah, ia lembut van, ia tak pernah tergores barang sekali apalagi patah. Ia tak berpengalaman masalah cinta, ia terlalu gampang menerima tamu asing yang datang, karena itu aku percayakan padamu....pada orang yang kukenal dari awal dikota ini, jadi mohon jaga baik baik hatiku Van”.

Dari hari ini sampai seterusnya akan menjadi hari yang tidak biasa, aku sekarang berpacaran dengan Evan. Aku menyerahkan perasaanku karena Evan bisa menjadi orang yang aku andalkan dalam banyak hal terutama masalah hati. Ini adalah pacaranku pertama, aku tak pernah pacaran sebelumnya, yang datang memang banyak meminta hatiku, tapi sudah ku tutup duluan agar tak dirusak dengan orang yang tak bertanggung jawab.

Pagi ini Evan menjemput ku untuk pergi kekampus, aku sudah siap dari pukul tujuh, aku merasa ada yang berbeda dengan aku beberapa hari lalu, tanpa sadar aku berdandan sedikit agak tebal, aku menyadari setelah memastikan bedak dan lipstikku terpasang benar di depan cermin kamar. Buru buru aku ratakan agar kelihatan natural. Aku menertawakan diriku sendiri, karena tingkahku yang tak biasa, aku mengganti baju sampai tiga kali, mencocokan dengan suasana Jogja pagi ini. Tak berselang lama Evan menelopon, mengabarkan kalau dia sudah didepan, buru buru aku turun, ku sapa Mbak Sari yang menyapu halaman dengan tersenyum lebar, dia membalasnya kemudian. Evan menunggu didalam mobil, segera aku masuk, dia menarik kepalaku lalu mengecup keningku secara spontan, aku kaget sekaligus senang.

“kita sarapan dulu?”,tanya Evan lembut. Aku membalasnya dengan mengangguk, dan Evan memacu mobilnya perlahan melalui gang sempit kost kostan.

****

Kelas selesai dengan cepat, karena cuma ada satu mata kuliah hari ini. Kalian mungkin bisa menebak, akan kemana dan dengan siapa aku akan pergi. Ya, Evan, siang ini kami akan makan bersama lagi, dia mengajakku ke salah satu mall di seberang rumah sakit Bethesda dijalan Solo. Mall itu tidak terlalu besar dan katanya cukup lama berdiri diperempatan jalan, ada festival kuliner dilantai bawah yang memang sering selenggarakan oleh pihak Mall. Kami menyusuri sepanjang jalan gejayan dan berhenti diujung jalan itu, diperempatan lampu merah. ada nenek tua renta penjajal koran, dia duduk lemah, sesekali memejamkan mata karena lelah atau mengantuk, koran dan majalah tertata rapi di pot pot bunga yang tak diurus, sesekali menawarkan koran kepada para pengendara. Aku yang sibuk dari tadi ngobrol dengan Evan seketika terhenti, nenek itu menawarkan koran kearahku dari jendela mobil, aku menolak dengan sopan.

“kasihan”.kataku lirih.

“siapa?”. Evan bertanya dan mengalihkan pandangannya dari handphonenya kearahku.

“neneknya”. Kataku lirih sembari menunjuk kearahnya. Evan menolehkan pandangannya kearah telunjukku, tapi tak ada tanggapan, dia hanya diam.

Lampu merah diperempatan itu cukup lama, sampai dua menit barangkali. Aku yang sedang asik menikmati musik dari radio mobil terkejut seketika saat aku melihat seseorang yang ku rasa kenal  berjalan mendekati nenek penjajal koran itu, aku mengerenyitkan mataku untuk memastikan, dan aku yakin kalau sosok itu adalah laki laki misterius tempo lalu, laki laki yang bermain volly dengan Ari, yang memandangku tengah dipeluk oleh Evan di lapangan. Kali ini aku sungguh penasaran, kenapa ia ada dimana mana, kenapa semua berpapasan saat aku ada ditempat itu, kenapa bisa terjadi? Atau ia memang makhluk halus yang bisa berpindah tempat dengan cepat atau penguntit yang mengikutiku kemana mana ?, aku bergumam dalam hati “siapa kau?”.  Laki- laki itu berjalan mendekati nenek penjajal koran, ditangan kanannya ada kantong plastik bewarna putih yang penuh dengan makanan, kalau aku tidak salah lihat ada beberapa roti sobek dan susu kotak. Ia memberikannya kepada nenek itu sembari tersenyum, nenek itu pun membalasnya denga senyuman yang sumringah, aku memandangnya lekat dari dalam mobil, ia berbincang sebentar dengan nenek itu, menyalaminya lalu pamit pergi.

LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang