Chapter 4 - Water Lily Flower

1K 85 1
                                    

Theo

"Aku pergi sekarang."

Itu kalimat Romeo yang ditujukan pada ayahku setelah dia menyelesaikan sarapannya dan sebuah anggukan terlihat dari ayahku.

Calvin, dengan cepat dia memegang tangan Romeo.

"Kamu akan kembali besok, bukan? Saat ulang tahun Theo, kamu harus di sini untuk pestanya, pesta kita."

"Ya, tentu saja," suara ringan Romeo terdengar jelas dan dalam hitungan detik dia sudah meninggalkan ruang makan kami.

Aku bisa mengatakan, Romeo juga ayahku terlihat berbeda dari biasanya. Ada sesuatu yang akan mereka kerjakan, mungkin. Sesuatu yang berhubungan dengan gadis itu. Aku tahu dengan jelas jika Romeo akan memburu gadis itu hingga dia jatuh ditangannya.

"Calvin dan aku, akan pergi ke tempat pamanmu, Anthony, hari ini, apa kamu mau ikut, Theo?"

Anthony, dia bukan pamanku seperti yang diucapkan oleh ayahku, namun dia ingin kami memanggilnya paman. Dia bilang, adalah hal yang baik jika kita memiliki keluarga walau tidak sedarah.

Jujur saja, aku tidak menyukai Anthony. Tidak ada alasan khusus, hanya saja aku merasa jika dia memiliki misi tersendiri dengan mendekati keluarga kami.

"Oh, sorry Dad, aku harus pergi ke tempat temanku. Ya, aku sudah berjanji padanya untuk bertemu hari ini."

"Well, tidak apa. Jangan lupa pulang besok untuk merayakan pestamu, OK?

"Absolutely, Dad."

D*mn, teman?

Yang mana?

Oh God, aku berbohong pada ayahku sendiri, aku tahu itu, hanya saja, aku tidak ingin bertemu dengan Anthony.

🍂🍂🍂🍂🍂

Aku merebahkan tubuhku di rerumputan. Hutan ini, selalu menjadi tempat tersembunyiku, pelarianku lebih tepatnya saat aku membutuhkan ketenangan.

Mataku terpejam sempurna, menikmati ketenangan dari hutan ini, bahkan aku hampir tertidur hingga aku mendengar suara langkah kaki seseorang. Aku tahu dengan jelas, hutan ini sangat tenang, sepi, dan orang-orang di kota kecil ini tidak akan mendatangi hutan ini sepagi ini. Okay, ini bukan terlalu pagi namun hampir pukul 10 sekarang.

Mataku bergerak beberapa kali, mencoba untuk melihat dengan jelas siapa yang mendatangi hutan ini. Dalam hitungan detik, aku melihatnya. Dia terlihat begitu sibuk, mengambil beberapa foto dari beberapa tempat di hutan ini dan hanya punggungnya yang terlihat olehku sekarang.

Sh*t.

She looks so hot.

Aku masih menatapnya mengikuti setiap gerakan langkahnya hingga dia berjalan menuju bunga itu, heather flower dan ya aku biasa melihat wajahnya sekarang.

Oh my God.

Apa yang sedang dia lakukan di sini? Dia adalah gadis itu. Gadis dengan kecantikan tanpa cela yang aku lihat di hotel kemarin.

D*mn.

Senyumnya bahkan terlihat lebih manis daripada kemarin dan seperti sebelumnya, pandanganku tidak bisa beralih darinya sedikitpun.

Stalker. Mungkin aku bisa menyebut diriku seperti itu sekarang. Aku berjalan dengan perlahan, menjaga jarakku, memastikan dia tidak melihatku dan menemukanku jika aku mengikutinya.

Sialnya, aku tidak tahu kenapa aku mengikutinya, sepertinya tubuhku mengikutinya begitu saja tanpa aku perintah.

Dia terlihat berhenti di dekat danau juga air terjun. Sepertinya dia menyukai apa yang dia lihat, terlihat dari ekspresinya yang terlihat begitu bahagia sekarang, benar-benar menikmati pemandangan sekitarnya.

The Missing PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang