"Gwaenchana, Wook-ah. Cha, kita bisa pergi sekarang? Aku sudah sangat lapar. Dari kantor aku langsung datang untuk menjemputmu, setelah kau mengabariku tadi,” ucap namja yang dipanggil Kyu tadi. Namja itu bernama lengkap Cho Kyuhyun.
“Baiklah, aku juga sudah lapar. Kajja!”
Dalam jarak tempuh tiga puluh menit, sampailah mereka disebuah resto yang berada di daerah Sungai Han yang selalu terlihat ramai, bahkan di saat malam tiba.
“Kyu, gomawo sudah mengajakku ke sini lagi. Sudah cukup lama semenjak menikah, aku tak pernah jalan-jalan ke tempat ini lagi.” Ujar Ryeowook di akhiri dengan dengusan.
“Haha ... tenang saja. Kau tak akan kesepian di sini.” Kyuhyun tertawa. “Oh ya, aku mengajak seseorang ke sini, gwaenchana? Kupikir akan lebih mengasyikan jika kita makan tak hanya berdua saja.” Namja itu tersenyum.
“Gwaenchana. Aku akan ikut merasa senang bisa mengobrol dengan temanmu itu.” Ryeowook membalas dengan senyum tipis.
Heol, apa yang kau harapkan, Ryeowook? Kau berharap akan makan malam berdua saja? Ingatlah, namja di hadapanmu ini sudah tahu jika kau memilki seorang suami di rumah.
“Hai, Kyuhyun-ah.”Sebuah sapaan membuat dua orang namja yang tengah duduk di salah satu meja menengok ke arah suara tersebut.
“Minie Hyung? Oh, akhirnya kau tiba juga. Kenapa lama sekali, hm” Kyuhyun merangkul pinggang seseorang yang dipanggil Minie Hyung tersebut.
“Mianhae, tadi aku harus memeriksa pasien kecilku dulu. Tapi, kau tak kesepian ‘kan? Bukankah kau membawa temanmu?” namja bernama lengkap Lee Sungmin itu tersenyum penuh arti. Seolah ingat dengan seseorang, Kyuhyun menengok kembali ke arah namja mungil yang sedari tadi memperhatikan dengan wajah panas dan bingung.
“Wookie-ah ... kenalkan ini tunanganku, Lee Sungmin. Dan Sungmin Hyung, kenalkan ini Kim Ryeowook yang pernah kuceritakan itu.”
“Hai, aku Lee Sungmin. Tunangan Kyuhyun dan kami akan menikah satu bulan dari sekarang,” Sungmin mengulurkan tangan setelah berucap dengan memberikan penekanan pada kata menikah.
“Aku Kim Ryeowook, teman Kyuhyun.” Ryeowook membalas kaku.
Dan terjadilah makan malam yang sedikit canggung bagi Namja mungil kita, Kim Ryeowook.~~~
Brak.
Pintu masuk rumah dibanting kasar.
“Sial! Kupikir, ia belum memiliki pasangan! Arght, ini sangat memalukan!” Ryeowook berteriak kesal.
Merasa malu, eoh?
Kau harus ingat bahwa kau juga telah memiliki suami, Kim Ryeowook! Bukankah namja itu adalah pasanganmu?
Sepertinya, tuan kecil kita ini benar-benar harus disadarkan akan statusnya.
Seorang namja bermata sipit keluar dari kamar begitu mendengar suara debaman. Ia menatap bingung sang istri yang pulang dengan mood yang dapat dikatakan sangat buruk.
“Ada apa, Ryeowook-ah? Mengapa kau pulang dengan keadaan marah seperti itu? Apakah ada suatu masalah?” tanya namja bermata sipit itu pada sang istri.
Ryeowook menoleh, menatap suaminya dengan pandangan seolah ia ingin memakan hidup-hidup ke arah namja itu. “Ya! Mengapa kau menampakan dirimu di hadapanku, eoh? Kau tahu? Semua yang terjadi padaku adalah salahmu!”
Ryeowook menatap marah pada Yesung. “Seandainya saat itu aku tak memilihmu untuk pendamping hidupku, aku sangat yakin hidupku tak akan seperti saat ini! Aku hidup sengsara denganmu!” Ryeowook mulai lepas kendali.
“Apa maksudmu? Aku tak mengerti? Kita menikah memang karena kita saling mencintai, bukan?” Yesung menyanggah tudingan Ryeowook.
“Kau mencintaiku kan?” Ucap Yesung memastikan.
“Saling mencintai kau bilang? Kau tak pernah tahu bagaimana sengsaranya hidupku karena mencintaimu!” Ryeowook berteriak kesal, lalu setelah itu ia berjalan memasuki kamarnya.
Brak.
Sekali lagi Ryeowook membanting pintunya. Meninggalkan Yesung yang menatap daun pintu kamar itu sendu. Siapa yang tak bersedih mendengar hal semacam itu keluar dari bibir istrimu sendiri? Dari seorang yang amat kau cintai.
~~~
TBC
Chaa...
Segini dulu. Seenggaknya lebih oanjang dari chapter kemarinkan?
Maaf jika masih ada typo ya (awas kesandung)Last word..
VotMen ^^