BitterSweet (5)

683 48 5
                                    

Sungguh, ia merasa amat sangat bersalah pada Yesung. “Tuhan, maafkan kesalahanku. Ini semua adalah salahku, kumohon jangan hukum Yesung Hyung seperti ini. Aku sungguh mencintainya. KAU seharusnya hukum aku, bukan Yesung Hyung. Sembuhkanlah Yesung Hyung Tuhan. Aku berjanji akan menjaga Yesung Hyung dengan baik setelahnya. Hiks ... Kabulkan lah keinginanku ini, amin.”

     Di tatapnya kembali wajah Yesungnya yang masih menutup matanya. Ia sungguh merasa bersalah karena selama ini ia tak merawatnya dengan baik.

     “Aku seorang istri, bukankah seharusnya aku merawat suamiku dengan baik? Tapi aku, bahkan telah menyia-nyiakan segala kebaikan dan pengorbananmu untukku. Aku ingin kau memaafkanku Hyung.”

     Ryeowook terus meracau akan penyesalannya pada Yesung yang masih terbaring tak sadarkan diri.

     Cklek.

     Pintu kamar rawat dibuka.

     “Ryeowook-ah, kau istirahatlah. Ini sudah malam, biarkan aku yang akan menjaga Yesung Hyung.” Tanpa menoleh Ryeowook tahu siapa pemilik suara itu. Itu suara Dongahe Hyung, teman dari Yesung Hyung.

     “Annio, aku ingin menjaga Yesung Hyung. Bagaimana jika ia tersadar di saat aku tertidur? Aku tak mau Donghae Hyung, aku ingin menjadi orang pertama yang dilihat olehnya saat sadar.” Ryeowook bersikukuh.

     Donghae menghela napasnya. Mungkin ia tahu jika Ryeowook tak bisa dibantah. Jujur saja, istri dari Kim Yesung itu sangat ingin menjadi orang yang pertamakali dilihat oleh Yesung kala suaminya itu siuman. Donghae pun memutuskan untuk duduk berhadapan dengannya di kursi lain samping ranjang yang ditiduri oleh Yesung Hyung.

     “Kau tahu, Wook-ah? Yesung Hyung selalu sangat mengutamakanmu. Setiap istrirahat makan siang, dia hanya makan sedikit saja jatah makanannya, itupun hanya dua sendok. Semua dilakukannya hanya agar kau dapat makan.” Donghae menceritakan tentang keseharian Yesung pada Ryeowook.

     “Setiap aku ingin berbagi jatah makanku, ia selalu mengatakan ‘aku sudah kenyang dengan jatah makanku, Donghae-ah.’ Bisa kau bayangkan? Dengan memakan hanya dua sendok makanannya, mustahil ia merasa kenyang bukan?” Ucap Donghae seraya menatap sedih ke arah Yesung.

     Entah sejak kapan, airmata Ryeowook mengalir dari pelupuk matanya setelah mendengar apa yang Donghae ceritakan. Hal itu benar-benar menambah rasa bersalah dan luka dihatinya, karena selama ini ia sudah menyakiti orang yang sangat mencintainya yang telah dibutakan oleh keadaan.

     “Aku sungguh istri yang buruk, Hyung. Bahkan selama ini aku tak pernah bertanya padanya, seperti 'apa ia sudah makan atau belum' saat mengatarkanku bekal makanan. Aku benar-benar menyesal, Hyung. Apa Yesung Hyung akan memaafkanku saat sadar nanti?” Terselip rasa takut disetia perkataannya. Ryeowook sangat takut jika setelah sadar nanti, Yesung tak akan pernah mau memaafkan seluruh kesalahan dan kekhilafannya. Ryeowook termenung.


~~~


     Kurasakan tepukan di bahuku dari arah belakang. Saat aku menoleh, ternyata Donghae Hyung sudah pindah di belakangku, namja itulah yang menepuk pelan bahuku. Ah, aku terlalu serius memperhatikan Yesung Hyung hingga tak sadar dengan keadaan sekitar. Aku hanya tak ingin mengalihkan padangangku sedikit saja dari Yesung Hyung.

     “Ia akan selalu memaafkanmu, Ryeowook-ah. Ia pernah berkata padaku, walaupun tubuhnya terus merasakan sakit karenamu, ia akan tetap dan selalu memaafkanmu. Tapi jujur saja, Yesungmu itu memang pernah ingin berdekatan dengan orang lain karena sikapmu padanya. Tapi ia tak pernah bisa, itu semua karena ia sangat mencintaimu. Apa dia pernah memarahimu kalau kau buat salah? Kurasa tidak. Aku benar, kan?”.

     Namja itu menepuk-nepuk pelan bahuku. Aku hanya bisa menjawab dengan anggukan kepala, karena tak sanggup untuk bicara lagi. Hyung, sadarlah. Aku sangat ingin meminta maaf padamu secara langsung. Aku sadar, ternyata selama ini aku benar-benar seorang istri yang tak tahu terima kasih pada suaminya. Sadarlah Hyung. Aku akan melakukan apa pun untukmu, untuk dapatkan maaf darimu, dan menebus semua perlakuanku padamu.

~~~

     Tak terasa sudah genap satu bulan Yesung tak sadarkan diri, bahkan hampir melemah di minggu ketiga. Sungguh hal itu membuat Ryeowook terasa hampir mati karena ketakutan, tetapi untunglah sekarang semuanya sudah membaik. Namun, Yesung tetap saja belum memberikan tanda-tanda akan membuka matanya. Dan saat ini Ryeowook sedang keluar untuk menemani orangtuanya yang tadi datang menjenguk sang suami.

     Tanpa ada yang tahu tangan berjari pendek yang tersemat infus bergerak sangat pelan. “Ryeo ... Wook-ah.”  Suara yang terbata terdengar berasal dari Yesung yang terbaring.

Ttiiiiiiiitttt ... .....

     Terdengar suara yang memekakkan telinga saat seorang namja bersurai madu itu masuk.

     “HYUNG!” Teriak sang namja yang langsung mengarah ke arah ranjang yang di tiduri oleh sang suami.

     “Ya, Hyung! Jebal jangan seperti ini, Hyung.”  Digoyangkannya tubuh yang berada di atas ranjangan tersebut, tapi tak ada reaksi sedikitpun darinya.

     “DOKTER! DOKTER!”  Ryeowook berteriak kencang memanggil dokter.

TeBeCe...

HEYOOO...
Saya kembali.....
Mungkin dua atau tiga chapter lagi, cerita ini selesai...
Maaf mengecewakan..

Okey.. Last word..
VotMen.. ^^

BitterSweet (YeWook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang